Enam - Qatar

2.5K 135 13
                                    

Selama tiga hari di qatar, azizah hanya terdampar di kasur, ya mentok mentok nyalon dari ujung kepala sampai ujung kaki, ya biar tidak bosen tiduran doang.

Atau makan seorang diri di restoran yang hotel sediakan. Menikmati waktu sendiri, dan makan dengan tenang. Ya itung itung metime, tapi kali ini benar bener metime yang berkepanjangan.

Membosakan bukan ? Yaps, amat sangat membosankan.

Tau akan di abaikan, dan di tinggalkan seharian penuh oleh arhan, lebih baik azizah stay aja lah di rumah sama anak anak, walaupun kadang memusingkan. Sungguh, itu lebih baik dari pada jalan jalan ke qatar tapi hanya diam di hotel saja.

"Aku pergi jalan jalan ya hari ini, bosen tiduran terus"

"Disini ada salon, spa, kamu bisa nyalon atau spa, atau apapun yang kamu suka sayang"

"Udah mas, tiga hari ini aku nyalon loh. Bosen, aku jalan ya, ke mall yang deket dari sini deh" tawar azizah.

"Bahaya sayang, kamu sendirian doang"

"Nggak akan lah mas, insyallah aku bisa jaga diri kok"

"Perginya sama aku aja ya, jangan pergi sendiri" jawab arhan, masih teguh pada pendiriannya.

Azizah berdecak, memberengut sebal.

Melihat wajah masam istrinya, arhan mendekat, guna merayu bu istri yang masam.

"Hari ini aku hanya metting sebentar, nanti kita jalan ya, setelah aku pulang" ujarnya lembut, seraya mengelus pucuk kepala istrinya.

"Beneran gak nih ? Kalau lewat dari jam dua, aku pergi sendiri yah" sahut azizah, ia tidak yakin dengan ucapan suaminya.

"Eh, jangan gitulah, aku gak izinin kamu pergi sendiri ya" talak arhan, teguh.

"Ya makanya jangan metting terus mas, aku bosen ih disini" rajuk azizah, manja sekali.

Arhan tersenyum gemas, dia suka sekali kalau istrinya sudah merajuk manja gini "iya, aku usahakan pulang sebelum jam dua ya"

"Beneran ya, nanti aku udah siap siap, eh kamu nggak balik lagi"

"Beneran sayang" jawab arhan, kembali mengelus kepala istrinya lembut "sudah siang, aku pergi dulu yah, kalau ada apa apa hubungi aku" pamitnya.

Azizah mengangguk, lantas ia mencium punggung tangan suaminya.

Arhan menyambutnya, ia malabuhkan ciuman di tiap sisi wajah istrinya.

"Love you" ujar arhan, sebelum berlalu.

Mood azizah yang runtuh, seketika naik lagi. Ia memang lemah, hanya di bilang love you aja, eh meleleh. Senyumnya pun seketika mengembang.

Arhan pergi, azizah tidur kembali, sengaja dia memasang alarm. Agar dia sudah siap, saat arhan kembali.

Alarm berdering, azizah segera bersiap, karena arhan mengabari sudah dalam perjalanan kembali. Mungkin sebentar lagi sampai.

"Hey sayang" sapa azizah, dia tersenyum lembut saat suaminya muncul dari balik pintu.

Arhan tersenyum, ia mendeket ke arah istrinya berdiri, tak kala telah menutup pintu kembali.

"Mau istirahat dulu, atau langsung pergi mas ?" Tanya azizah, mengelus lengan suaminya, yang kini telah bertengger di perutnya.

"Sebentar, aku kangen kamu" cicitnya, memeluk azizah semakin dalam, dari arah belakang.

Azizah membiarkannya, ia sudah hapal betul, kalau suaminya sedang begini, ya itu artinya tak mau di debat.

Teman hidup, selamanya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang