22: childish sick

69 5 0
                                    

Pagi ini Haruto dan Rahma tidak masuk sekolah, penyebabnya adalah haruto sakit dan Rahma sudah sembuh total ia pingsan karena belum sarapan pagi dan saat istirahat ia juga belum makan.

"Aaaa, Rahma jangan keluar di sini aja"
Rengek Haruto, entah mengapa kalau ia sakit dia menjadi sedikit kekanak-kanakan dan menjadi lebih manja kepada sang istri

"Heh gw keluar juga buat bikin makanan ntar kalau gw gak masak lo makan apa hah ?"
Ucap Rahma seraya berusaha melepaskan pelukan Haruto

"Gak !!, Gak mau !! Ruto maunya kamu di sini !!, Peyuk ruto !!"
Haruto semakin merengek tak karuan dia benar benar berubah sikap menjadi manja kepada Rahma, Rahma yang bingung hanya bisa pasrah dengan ke adaan ini.
Ia berusaha membuat Haruto tertidur namun apalah daya si Haruto malah ngamuk kalau ia ingin di ajak tidur

"Ruto aku mau masak, sebentar aja"
Haruto menggeleng dan mempererat pelukannya

"Yaudah kamu ikut deh tapi harus duduk anteng di sofa ,gimana ?"
Haruto mengangguk dia bangkit dari tempat tidur nya dan berjalan berpegangan tangan pada Rahma seakan takut kehilangan

Sesuai janji Haruto ia akan duduk anteng di sofa seraya menunggu Rahma selesai memasak, ia menonton berita di tv

"Eh, Rahma Lucas udah bebas"
Ucap Haruto, Rahma yang mendengar itu sontak menoleh ke arah Haruto dan mendapati wajah Haruto yang menjadi murung

"Udah lah biarin aja, dia pasti berubah kok dia kan lumayan lama di penjara kamu tenang aja ya ?"
Haruto hanya berdehem dia menarik selimut yang memang ia bawa sedari turun tangga.

Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan ia berbaring di sofa, Rahma selesai memasak ia menghampiri Haruto yang tertidur tertutup selimut. Rahma membuka selimutnya sedikit dan mengecek suhu tubuh Haruto

"Buset panas banget"
Ucap Rahma yang mengecek suhu badan Haruto menggunakan tangan kanannya, ia langsung mengambil makanan yang baru ia bikin, mengambil air putih serta mengambil obat

"Ruto, bangun yu, kamu makan dulu nanti tambah sakit loh"
Ucap Rahma dengan suara yang lembut seraya menepuk nepuk pundak Haruto pelan. Haruto membuka matanya perlahan dan duduk di sofa

Rahma menyuapi Haruto, saat Haruto sakit makanya menjadi lebih sedikit namun karena di paksa Rahma Haruto jadi memakan dengan banyak, walau sebenarnya ia tertekan

Kalo cinta emang harus gitu ya ? ~(author)

Usai menyuapi Haruto Rahma mencuci piring dan membawa Haruto kembali ke kamar dan menidurkannya

"Aaa gak mau bobo"
Ucap Haruto dengan suara serak dan berat

"Eh kok gitu ? Kamu gak nurut aku keluar ya bareng Leon ?"
Haruto menggeleng, matanya mulai berkaca-kaca ingin menumpahkan semua yang berada di dalam sana

"E-eh jangan nagis, bercanda doang kok yaudah tidur ya ?"
Haruto memeluk Rahma dengan erat dan mulai memejamkan matanya dalam pelukan Rahma.

*Bocil gini kah ?, Nanti kalau punya anak kan pasti gw lebih merhatiin anak gw kan ya, terus kalo ni bapaknya manjanya aja ngalahin anak bocil gimana njir ??*
Batin Rahma seraya mengelus rambut Haruto dan sesekali memegang pipi Haruto yang panas
Rahma berfikir jika dia memasak telur di wajah Haruto apa akan matang ?, Memang gila istri yang satu ini

Hah gw gila ? Kan elu yang bikin cerita Thor ! ~(Rahma)

Diem bisa gak sih lo kangkung ijo ! ~(author)

Baik lanjut saja !

Pagi tiba, Rahma sudah pergi ke sekolah sedangkan Haruto masih di rumah karena panasnya tidak turun turun dari semalam.

"Eh, Haruto gak masuk lagi kah ?"
Tanya Sifa penasaran, Rahma menggeleng dan ia duduk di kursinya seraya menyobek kertas selembar dan menulis surat izin Haruto.

"Yah payah, paketu masa gak masuk ?, Malah buketu yang masuk"
Sahut Shella.
Rahma hanya bergidik acuh, ia masih fokus menulis surat izin

----

Bel pulang telah berbunyi Rahma sudah ingin pulang jalan kaki karena tadi dia naik bus untuk alasan gabut.
Di perjalanan Rahma melihat seorang pria yang persis dengan...

*Xavier ?!*
Batin Rahma, ia juga masih tidak tahu apa itu benar Xavier atau hanya orang yang mirip dengan Xavier.
Rahma bersembunyi di pohon yang berada dekat di luar sekolahnya.
Memang pohon itu sengaja di tanam oleh bundanya dan papanya agar sekolah nya tidak terlihat panas.

*Iya itu xavier !, Gw harus pergi sekarang juga sebelum dia liat gw, gw pen nge war sekarang tapi takut gw koit mending balik aja !*
Batin Rahma, ia segera pergi dengan sedikit tergesa gesa niatnya tadi ingin jalan kaki tapi gak jadi mending naik bus aja biar aman sedikit

*Rahma ?, Hmm menarik*
Batin Xavier yang tengah tersenyum miring melihat kepergian Rahma dengan tergesa gesa

Rahma sudah sampai di rumah, ia langsung mencari keberadaan sang suami karena ia belum melihat batang hidungnya saat di sekolah.

"Haruto !!, Gw pulang !!"
Rahma melihat Haruto yang tengah menuruni anak tangga satu persatu seraya mengucek matanya, nampak seperti habis bangun tidur.
Mulai dari pakaian yang ia pakai kusut, rambutnya berantakan penampilan nya kacau sekali.

"Kok lama ?"
Tanya haruto dengan nada serak dan berat, Rahma tersenyum seraya memeluknya dan mengusap lembut kepalanya

"Kan namanya juga sekolah, jadi lama lah tapi gak papa kan aku masih pulang ke sini gak ke rumah Leon"
Sahut Rahma seraya melepas pelukannya, ia berjalan ke atas untuk mandi dan mengganti baju Haruto di suruh duduk di sofa.
Haruto hanya nurut dia menonton film kembar botak yang menurut nya seru.

Rahma turun dengan pakaian sedikit terbuka.

"Kok pakai baju yang kaya gitu ?"
Tanya Haruto

"Emang napa ? Gak boleh ?"
Sahut Rahma seraya menaruh bokong nya di sofa tepat sebelah Haruto.
Haruto memeluk Rahma yang memainkan handphone nya.

Haruto melihat name contact di sana adalah Leon<3.

*Bukannya <3 artinya love ya ?*
Batin Haruto, Haruto mengambil alih ponsel Rahma dan menaruhnya dengan kasar ke meja
Rahma tidak marah ia tahu kalau Haruto melihat name contact dan cemburu.

"Mau nen"
Bisik Haruto seraya memegang dada Rahma. Rahma hanya memutar mata malas dan melepas resleting bajunya.

Oke segitu dulu yaa.
Maaf part ini agak sedikit
Aku lagi malas nulis
Thank you

My Mafia || End + Revisi ✓ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang