Bab 7 Tunangan

14 19 0
                                    

Happy Reading

🦋🦋🦋

Setelah kejadian yang menghebohkan di parkiran tadi, sekarang mereka berada di kantin sekolah. Karna ada rapat guru dadakan, semua murid dibebaskan untuk sementara waktu. Mereka duduk di meja panjang yang dapat diduduki oleh mereka. Nero, Meta, Nichole, dan Tiana duduk di baris kursi yang sama. Di hadapan mereka terdapat dua orang berbeda kelamin yang tadi menghebohkan siswa-siswi sekolah. Brandon yang tidak dapat duduk di dekat Nichole, terpaksa duduk di dekat pasangan itu.

Nero berasa di pinggir kanan, Meta samping kiri Nero, Nichole samping kiri Meta, dan Tiana kiri Nichole. Tunangan Leo berasa di depan Nero, Leo di samping kanan gadis itu, Brandon di samping kiri Leo dan berada tepat di depan Nichole. Tersisa satu kursi kosong samping Brandon dan berada tepat di depan Tiana.

Gadis yang diketahui bernama Cyrilla atau Cyrilla Savera Andreas. Tunangan dari seorang Leonard Gavriel Alexius yang terkenal jarang berinteraksi dengan seorang makhluk bernama perempuan jika hal itu tidak penting. Sekarang membuat pengakuan jika ia sudah mempunyai "Tunangan". Iya, tanda kutip tunangan.

Berbeda dengan sahabatnya, Nero dan Brandon yang terkenal sifat ramahnya. Mereka berdua tidak mempunyai tunangan. Jangankan tunangan, yang benar-benar dekat dengan tanda kutip teman tapi mesra saja mereka tidak ada. Untuk Brandon, dia masih memperjuangkan kisah cintanya. Untuk Nic yang juga sahabat Leo, sifatnya yang jarang tersenyum membuat perempuan yang akan mendekatinya mengurungkan niat. Hanya bisa mengagumi dari jauh.

Balik ke Leo. Terlihat di hadapan mereka, Leo bersikap lembut terhadap gadis itu. Ia memenangkan makanan dan minuman untuk Cyrilla. Menyampirkan rambut saat akan mengenai makanan. Sifatnya yang lembut, membuat Brandon yang melihat hal itu merasa tersentil hatinya. Brandon merasa jurus untuk menaklukkan perempuan perlu ditingkatkan lagi.

"Mau nambah lagi, Ayril?" Leo bertanya setelah menyerahkan gelas minum ke Cyrilla.

"Udah kenyang, Gav. Kamu gak makan?" setelah menggelengkan kepala, Cyrilla membalas dan balik bertanya kepada Leo. Yang dibalas dengan senyuman dan gelengan kepala. Tidak lupa tangan kiri Leo mengelus rambut belakang Cyrilla.

"Bang, lo beneran udah tunangan?" Brandon masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia kalah dengan kakak kelasnya, Leo, dalam hubungan percintaan.

"Udah gue bilang, gue gak bohong. Dia emang tunangan gue," Leo menoleh ke arah Brandon saat menjawab pertanyaannya.

"Lo jadi orang gak percayaan banget, sih!" ucap Cyrilla dengan menunjukkan raut wajah kesalnya yang kentara.

"Pantes lo jarang interaksi sama cewek-cewek sekolah sini atau luar sekolah, Le. Ternyata lo udah ada pawangnya," ucap Tiana dengan menganggukkan kepala.

"Kenapa lo gak undang-undang kita?" tanya Meta dengan menatap ke arah Leo.

"Gak semua gue undang, cukup keluarga gue sama dia. Tapi Nero waktu itu gue ajak. Karna kebetulan ada perlu waktu itu jadi sekalian," terang Leo dengan menunjukkan Nero dengan dagunya saat menyebutnya.

Sontak Meta, Nichole, Tiana, dan Brandon menoleh ke arah Nero saat mendengar hal itu.

"Kenapa lo gak bilang sih, Ner!" kesal Meta dengan memukul lengan kiri Nero.

"Iya, nih. Bang Nero ini udah gak setia kawan. Pukul lagi kak Meta!" kompor Brandon.

"Wah, gak nyangka gue, Ner. Lo main rahasia-rahasiaan sekarang," ucap Nichole merasa tersakiti seraya jari telunjuknya menunjuk Nero.

"Iya, tuh! Nero udah main rahasia," Tiana bukannya meredakan, malah semakin kompor.

Plak

"Awh! Ya mana gue tau, Ta. Gue cuma ada perlu sama dia masalah sekolah. Sampai sana malah gue jadi saksi acara pertunangan mereka. Kalo gue tau, gue gak bakal dateng ke rumah dia," jawab Nero dengan mengelus lengannya.

"Lo, Brandon! Gue mana tau ya! Mana pake setia kawan lagi," tunjuk Nero kepada Brandon.

"Lo berdua! Gue gak main rahasia, ya! Itu bukan pertunangan gue, jadi bukan hak gue yang kasih tau itu," Nero berganti menunjuk Nichole dan Tiana bergantian.

"Marah orangnya," Brandon berbisik pelan kepada Nichole dan Tiana dengan memajukan kepalanya sedikit. Yang diangguki oleh keduanya. Tapi suara bisikan itu masih bisa di dengar oleh mereka yang ada di meja itu.

Neor melirik tajam ke arah Brandon setelah mendengar itu. Brandon yang melihatnya hanya cengengesan dan menyatukan kedua telapak tangannya dan menunduk sedikit untuk meminta maaf.

Nero menoleh ke arah lain seraya meminum minuman yang sempat ia pesan setelah melihat maaf Brandon. Meta, Leo, dan Cyrilla hanya melihat kelakuan keempatnya.

"Kenapa?" tanya Nic saat sampai di dekat meja mereka. Ia melihat mereka yang ada di meja itu satu persatu.

"Siapa?" tanya Nic lagi saat melihat seorang gadis asing berada di meja itu. Selain pakaiannya yang berbeda dan mencolok, tangannya yang memeluk lengan kiri Leo juga menarik perhatiannya.

"Tunangan gue," Leo menjawabnya saat tau siapa yang dimaksud Nic.

"Lo serius?" Nic mengangkat salah satu alisnya dengan tatapan tidak percaya.

"Kenapa lo pada kagak percaya gue punya tunangan? Gue normal. Butuh pasangan juga," sebal Leo mendengar pertanyaan dari mereka seolah meragukan pengakuan yang ia ucapkan hingga harus menjawab pertanyaan yang sama berulang kali.

"Ya bukan salah gue. Lo aja yang jarang interaksi sama cewek," balas Nic seraya duduk di kursi yang tersisa satu di sana.

"Liat tuh, Le! Abang gue aja yang deket sama lo kagak percaya," ucap Nichole dengan menahan tawanya.

"Itu namanya bukan jarang interaksi! Tapi Gavriel jaga perasaan gue sebagai tunangannya," bella Cyrilla.

"Terus, lo ngapain di sini? Pakai pakaian kayak gitu lagi," tanya Meta seraya memperhatikan pakaian Cyrilla.

"Gue mau daftar di sekolah ini," jawab Cyrilla seraya menyenderkan kepalanya ke baju Leo.

"Loh! Bukannya kamu masih sekolah di luar negeri?" tanya Leo seraya menundukkan kepalanya melihat ke arah Cyrilla.

"Aku mau deket sama kamu," Cyrilla membalas seraya tersenyum lebar ke arah Leo.

"Emang gak apa-apa kamu sekolah sini?" Leo mengangkat salah stau alisnya bertanya kepada Cyrilla.

"Aku udah bilang sama Mom dan Dad. Kata mereka boleh. Aku juga beli apartemen deket sini. Jadi kalo aku capek mau pulang cepet, aku langsung ke sana," jawab Cyrilla dengan senyum yang masih terpatri.

"Abangmu? Semalem kamu tau sendiri pas aku dateng abangmu kayak gimana," Leo menghela napasnya dan menyenderkan badannya ke kursi.

Meta, Nichole, Tiana, dan Brandon saling melihat satu sama lain. Sedangkan Nero memutar kedua bola matanya dan Nic yang melirik sekilas dan menatap ke depan.

"Udah kamu tenang. Urusan abang biar aku yang urus. Kalo gak bisa, baru kamu bantu," Cyrilla menyengir saat mengatakan hal itu. Ia menegakkan badannya menghadap ke arah Leo. Tangannya memegang jemari kiri Leo untuk menguatkan.

"Okay, Ayril! Aku nurut kamu," Leo tersenyum dan mengacak pucuk kepala Cyrilla.

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Tak terasa, waktu jam kosong yang digunakan untuk rapat guru itu sudah berakhir.

"Kalian duluan. Gue mau bantu tunangan gue urus pendaftaran," Leo berucap seraya bangkit dari duduknya. Ia memegang tangan kanan Cyrilla untuk beranjak dari kursinya.

"Okay, Bang!"

"Okay!"

Meta, Nichole, Tiana, dan Brandon berucap bersamaan. Sedangkan Nero dan Nic menganggukkan kepala mengerti.

Meta, Nichole, Tiana, Brandon, Nero, dan Nic segera beranjak meninggalkan kantin untuk menuju kelas mereka. Leo dan Cyrilla juga segera beranjak saat mereka sudah tak terlihat. Menuju ke ruang Kepala Sekolah untuk melakukan pendaftaran dan berkas apa saja yang diperlukan.

🦋🦋🦋

Metamorphosis up ya🥰

Jangan lupa tinggalin jejak

See u next part

MetamorphosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang