BAB 5

10 4 0
                                    

Zea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zea


Erika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erika

Setelah beberpa hari tinggal bersama asisten rumah tangganya akhirnya gadis cantik adik dari farel Zakka Arabian melepas rindu dengan kedua orang tuanya. Tidak biasanya sepagi ini sepasang saudara kandung itu bangun hingga mengerjakan sholat berjamaah di masjid dekat komplek.

"Pa, ma kenapa akhir-akhir ini kalian jadi jarang pulang bareng? Kan jihan sama kak Farel kangen ngumpul bareng kayak dulu?" Tiba-tiba Jihan bertanya sembari berjalan beriringan.

"ya, ya karena papa sibuk urus kantor di Singapura" Jawab Seno laki-laki paruh baya. Terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

"Beneran papa emang sesibuk itu?" Jihan mencoba menyakinkan kembali. Karena tidak seperti biasanya, sesibuk apapun pasti sebulan sekali dia datang menjenguk putra putrinya bersama ibundanya

"Kenapa pulangnya nggak abreng mama, kayak dulu? papa sama mama lagi baik-baik saja kan?" tanyanya kembali nampak seperti khawatir kedua orang tuanya

"Tentu sayang. Mama sama papa emang lagi sibuk aja makanya gantian jenguknya biar anak-anak mama papa tetap dapat perhatian dan aman terkendali" Kata wanita paruh baya sambil terkekeh lalu diakhiri dengan kecupan hangat dikening putrinya.

"Makanya belajar yang bener nggak bangkang terus dibilangin" sahut Farel yang sebenarnya mengalihkan pembicaraan.

"ih apaan sih kak farel" Gumamnya sambil mencondongkan bibir mungilnya.

"Udah-udah, anak-anak mama sama papa sholih sholikhah semua nggak da yang pembangkan" Seno menengahi kedua anaknya.

Tak terasa sudah sampai halaman rumah, waktu menunjukkan hampri pukul 05.00 WIB Jihan dan Farel berlari menuju kamar masing-masing. Karena Hari ini adalah hari jum'at mereka harus berangkat lebih awal dari biasanya. Cukup lama jihan berada dikamar mandi belum menyiapkan jadwal yang hendak ia bawa, farel sudah dari tadi merneriaki hingga menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Kenapa sih Rel? dari tadi teriak-teriak mulu, biarin adikmu siap-siap dulu" Sonia mencoba membujuk agar Farel lebih sabar

"kalo nggak gitu dia kebiasaan telat ma, udah biasa kok"

Back streetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang