BAB 7

15 3 0
                                    


Hari ini merupakan merupakan hari terpenting bagi seluruh kelas XII yaitu Ujian Nasisonal. Tidak ada rasa khawatir pada diri Devano, panik apalagi takut tidak akan mampu mengerjakan soal ujian.

"Selamat pagi anak-anak, sebelum mengerjakan ujian mari kita mulai dengan membaca doa menurut keyakinan masing-masing." Bu Sandra terdiam sejenak.

" Berdo'a mulai" Seluruh siswa menunduk melafalkan do'a tanpa terkecuali. Bu Sandra memang beda keyakinan dengan kebanyakan guru SMA Pancasila. Bu Sandra memang tidak pernah mengisi mata pelajaran di kelas Devano, tapi Dia sering kali melihat Devano setiap hari minggu bermain futsal dilapangan dekat Gereja Katolik, dan tak jarang Bu Sandra di antar pulang usai menunaikan ibadah.

"Kamu kenal dengan saya?" Tanya Wanita paruh baya berjalan dari halaman gereja

"Ibu kan guru saya di SMA Pancasila. Tapi saya anak kelas XII IA2" Jawab Devano dengan nada ramah badannya membungkuk tanda hormatnya

"OH ya? Maaf ya nak, Ibu memang kenal sama kamu. Kamu yang sering memutar lapangan dihukum itukan?"

"hehee iya Bu, itu ibu tahu" Devano menggaruk-nggaruk tengkuknya

"Saya kira kamu nggak kenal ibu"

"Ibu ini ada-ada saja, masak guru sendiri nggak kenal, mari saya antar" Tawar Devano

"Iya saya naik ojek saja, silahkan dilanjutkan futsalnya"

"nggak Bu, saya sudah selesai. Mari saya antar" Wanita paruh baya itu akhirnya mengiyakan tawarannya.

Kali ini suasana kelas sangat hening dan tenang. Semua murid fokus pada teks masing-masing. Sampai jam menunjukkan pukul 08.45 WIB

"Devano! Astaga kamu malah enak-enakkan tidur!!" bentak Bu Sandra dan hanya heran dengan kelakuan muridnya yang satu ini. Betapa santainya dia

"Gila loe Van, kertas jawaban loe masih banyak yang kosong" Aldo menengok lembar jawaban Devano memang benar masih banyak yang belum di isi

"Santai kali Al, tinggal ganti doang kok"

"Ayo waktu tinggal lima menit lagi, selesaikan dengan sempurna jawaban kalian, jangan ada sampai yang terlewat" Peringat Bu Sandra selaku pengawas ujian. Dan akhirnya semua jawaban terkumpul.

"Coba aja suasana kelas tiap hari kayak tadi" Seloroh Aldo

"Ya tiap hari aja ngerjain soal kayak begituan, yang ada otak gue lepas pindah ke meja" Jawab Riko, sembari mengacak-acak rambutnya frustasi. Kedua lelaki itu lantas melirik Devano yang nampak terdiam sambil memainkan ponselnya. Tidak seperti biasanya Sahabatnya itu setenang air kolam.

"Woi!" Riko berniat mengagetinya. Dan hanya mendapat lirikan dari Devano.

"Simpen rasa khawatir lo untuk sementara, untuk beberapa hari ini kita fokus ujian dulu" Aldo menepok-nepok bahu Devano

"Elah, dia juga punya kakak kali. Nggak bakal dia kenapa-kenapa selama ada kita-kita juga" Sahut Riko. Devano tersenyum miring lalu melenggang pergi entah kemana. Padahal suasana sekolah lebih sepi dari biasanya, karena kelas X dan XI diliburkan.

******************************************************

Usai sudah hari pertama ujian, semua berjalan dengan sempurna. Karena beberapa hari kedepan Ujian Nasional, mereka langsung buyar dann langsung pulang menuju rumah masing-masing. mungkin tidak biasanya Farel mengantar Erika pulang, kali ini ia membawa motor sportnya, mungkin karena farel berangkat sendiri tanpa adiknya

Back streetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang