ִ ࣪𖤐PROLOGִ ࣪𖤐

16.8K 751 4
                                    

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

"Eh Bir, itu hp lu ada yang telpon."

Gadis itu segera mengecek handphonenya, dia di kejutkan dengan nama kontak penelepon itu. 'Ayah'.

"Astaga! Ini jam berapa?" Gumamnya dengan nada panik.

"Udah jam 10 lewat."

"ALAMAK! Gua pulang deluan, bapak gua udah ngamuk ini, aduh- bye semua!"

Dia segera mengambil tasnya, dan bergegas pergi keluar dari cafe. Setelah seharian penuh dihabiskan untuk nongkrong bersama bestie tercinta akhirnya inilah akibatnya, lupa waktu.

Birva Santika Wijaya gadis berusia 19 tahun yang beberapa bulan lalu baru saja lepas dari masa SMA-nya setelah kelulusan, dan tentunya untuk menghilangkan rasa rindu terkadang Birva akan kumpul bersama teman dekatnya saat malam Minggu tiba.

Namun sial sekali untuk hari ini, karena dia lupa waktu dan sekarang abdi negara sudah menelepon. Dapat di pastikan nyawanya sedang di ujung tanduk bila tidak pulang saat ini juga.

Dia mengendarai motor kesayangannya dengan kecepatan tinggi, melewati beberapa mobil besar di malam hari yang masih ramai ini.

Tapi saat di tengah perjalanan, Birva merasa motornya tidak bisa di kendalikan. Entah kenapa rem depannya tidak berfungsi? Apalagi sekarang di depan ada lampu merah yang menyala.

"Shit- ini giman-"

TINT, TINT!

Matanya membelak kaget saat mendapatkan motor  yang di kendarainya sudah melewati lampu merah, dan sekarang suara klakson mobil truk bergerumun di telinganya.

BRAK!

Sampai di titik dimana semuanya tiba-tiba menggelap, semua terjadi begitu saja. Saat Birva tergeletak bersimbah darah di kepalanya karena mobil truk yang menabrak motornya begitu kencang, yang seketika membuat tubuhnya terlempar jauh.

Semua orang langsung mengerumuninya, membantunya bahkan ada yang memvideokannya hanya demi mendapatkan informasi dan di upload ke sosial media.

"Shh-... s-sakit..." Gumam Birva dengan nafas yang semakin menipis.

Pengelihatannya melebur, dadanya terasa sakit dan begitu sulit untuk bernafas. Hingga Birva benar-benar menutup matanya, dan menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.

"Aduh maafin anak mu ini yah, walaupun ayah kasar tapi Birva sayang. Kalau bisa bayarin utang Birva ya."

Itulah hal yang terpikirkan untuk terakhir kalinya.

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Birva Harem's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang