ִ ࣪𖤐18. Ujian Akhir semester

3.7K 319 11
                                    

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Beberapa Minggu berlalu, semenjak hari di mana Birva mengetahui kelima Pria itu akan menetap di rumahnya sampai Ayahnya pulang. Birva sempat protes, karena dia takut kalau tiba-tiba salah satu dari mereka melakukan hal di luar nalar. (Gas aja sebenarnya gapapa)

Tapi beberapa hari berlalu, ternyata mereka tidak melakukan hal apapun pada Birva bahkan tidak ada menyentuh Birva. Kecuali Felen dan Wade, mereka suka sekali menarik Birva atau bahkan memeluk jika ada kesempatan, tapi untung saja Zevan dan Damar suka menegur keduanya.

Kalau tidak ada Zevan dan Damar? Tenang saja, ada cctv di rumah bukan? Hendra selalu mengecek walaupun dia berada di luar kota. Jadi yang menegur Felen dan Wade adalah Hendra, bahkan kedua penggoda itu selalu beralasan 'hanya reflek'.

Yah semenjak ada mereka Birva memang tidak hanya bertiga lagi dengan Bi Viana dan satpam di rumahnya, tapi masalahnya Birva masih harus waspada karena mereka Pria. Pria seperti mereka bisa saja hilang kendali dan akan menerkam Birva apalagi Pria seperti dua penggoda itu, tapi melihat Zevan, Gernald, dan Damar menurut Birva mereka aman-aman saj-

'ga ga, biasa yang pendiam lebih berbahaya. Kayak Gernald waktu itu sialan.'

.
.
.
.
.

Pagi ini Birva berangkat ke sekolahnya dengan di antar oleh Damar, bahkan kali ini Birva berangkat lebih awal dari biasanya karena Damar yang memaksa Birva. Mungkin karena dia harus berangkat kerja, jadi Birva harus berangkat lebih awal.

Sebenarnya ada Felen atau Wade yang bisa mengantarkan, sebab Zevan dan Gernald juga harus mengurus pekerjaan. Tapi Birva memilih di antar oleh Damar di bandingkan dua orang itu.

"Makasih Mas Damar." Ujar Birva, yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Damar setelah itu mobilnya memutar arah untuk keluar dari area sekolah Birva.

Birva segera masuk ke dalam sekolahnya. Sesampainya di sana, Birva sadar. 'astaga? Bukannya hari ini ujian ya?'

Birva segera duduk di bangkunya, dia memilih untuk belajar sejenak sesuai dengan jadwal Ujian hari ini. Walaupun dia sudah paham karena Birva pastinya sudah mengerjakan tugas yang sama di dunianya dulu.

"Birvaaaaaaaa!!!"

Suara itu menggelegar di telinga semua orang yang ada di kelas, siapa lagi kalau bukan Sera. Gadis itu tampak bersemangat saat menghampiri Birva, bahkan memeluk Birva dengan begitu erat.

"Astaga-" Birva hanya bisa pasrah, sampai Akhirnya Sera melepasnya.

"Hehehe... Maaf, aku cukup bersemangat hari ini." Tanpa rasa bersalah Sera tertawa kecil, dia pun melihat buku yang di pelajari oleh Birva.

"Tumben sekali kau belajar?"

Birva sempat terdiam, dia baru menyadari kalau di Novel Birva tidak pernah belajar saat akan ada Ujian. Tetapi Birva segera menjawab, "memangnya salah? Aku hanya ingin merubah kebiasaan buruk ku kok." Birva berkata sembari mencubit lengan Sera.

Birva Harem's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang