ִ ࣪𖤐2. Tidak terduga

10.6K 725 22
                                    

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Malam menjelang begitu cepat, Birva saat ini tengah berada di supermarket terdekat. Dia berniat mencari cemilan untuk mengganjal perut, dan sebenarnya dia tidak ingin merepotkan Bi Viana. Jadilah dia izin, dengan berbohong bahwa dia ada tugas kelompok.

Birva pergi sendiri tanpa supir, lagian dia hanya ingin berjalan-jalan mengelilingi kota ini sendiri menggunakan motor besar yang katanya sudah tidak terpakai beberapa tahun lamanya oleh sang Ayah.

Walaupun tadi sempat di curigai oleh Bu Viana karena tiba-tiba Birva yang memilih menaiki motor di bandingkan di antar oleh supir, tapi Birva berusaha meyakinkan bahwa dia sudah lama belajar motor hanya saja tidak ingin menunjukkannya.

Sebenarnya bisa saja dia mencari cemilan di kulkas mahal di dapur, tapi Birva begitu malas untuk mengacak-acak isi kulkas besar itu. Jadilah dia memilih untuk mencari di luar, sekaligus shopping sedikit.

Namun saat Birva asik memilih cemilan di rak, dia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. Sebenarnya ini murni kesalahan Birva, karena dia yang melihat-lihat sembari berjalan mundur dengan trolinya.

"Eh- maaf." Ucap Birva dengan sedikit terkejut.

Dia berbalik, mendapati seorang pria tinggi, bahunya yang lebar hampir menutupi seluruh bayangan Birva saat pria itu menghadap kearahnya.

Pria itu hanya berdiam diri tanpa berkata apapun, tetapi matanya tetap tertuju pada Birva. Sementara sang empu yang di tatap juga ikut diam, karena dia bingung harus berkata apa, ditambah lagi saat ini jantungnya berdegup kencang antara takut dan terpesona.

"Em.... Kalau gitu saya permisi om, maaf soal tadi." Ucap Birva dengan sedikit membungkuk, dan berbalik untuk mendorong trolinya pergi.

Sayangnya baru saja sekali melangkah, tiba-tiba Birva merasa kerah pakaiannya ditarik ke belakang. Yang seketika membuat Birva menabrak tubuh Pria tadi.

"Aduh-!" Birva meringis. Dia melirik ke atas, mendapati Pria yang sama menatapnya sejenak, hingga dia mulai bersuara.

"Kau Birva, Benar?"

Pertanyaan itu membuat Birva bingung, "huh? Kok om tau nama saya?"

Birva ingin berbalik agar lebih nyaman berbicara, namun Pria itu tetap saja memegang pakaiannya dengan kuat.

"Lupa dengan saya?"

Perkataan Pria itu kembali membuat Birva bingung, "lupa? Saya aja ga kenal sama om." Jelas Birva sedikit frustasi.

Penjelasan Birva seketika membuat cengkraman pada pakaiannya terlepas.

Birva segera memperbaiki pakaiannya, dan menatap Pria di depannya ini dengan wajah kesal. "Lagian om siapa sih?"

Mendengar itu, Pria di depannya ini malah menyeringai tipis. "Yah.. mungkin karena kita sudah jarang bertemu jadi kamu lupa, dan terakhir kali kita bertemu saja kamu masih berumur 6 tahun." Jelas Pria itu sembari terkekeh kecil.

Birva Harem's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang