˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ
Pukul 7.56
Semuanya saat ini berkumpul di meja makan, dengan Ayah dan Ibu Birva bersebalahan dan Birva duduk di depan Ibunya. Sementara ke-lima Pria itu duduk di kursi yang tersisa, kecuali berada tepat di sebelah Birva. Hendra melarang mereka duduk dekat dengan Birva entah kenapa.
"Oke... Aku mau menanyakan satu hal, bagaimana kalian bisa menemukan keberadaan ku?" Birva memulai, dia sebenarnya bersyukur sudah di selamatkan tetapi dia masih penasaran bagaimana mereka menemukan Birva secepat itu. Menurut Birva biasa penculikan seperti itu akan terjadi selama beberapa hari untuk menemukan korban.
"Ayah memasang GPS di gelang yang kamu kenakan" balas Hendra menunjuk gelang yang Birva kenakan.
"Eh? Benarkah?"
Birva sedikit terkejut, karena kalung yang dia sering gunakan karena menyukai modelnya yang simpal tetapi terkesan mahal ternyata memiliki GPS di dalamnya.
"Yes Darling, di dalam Liontin itu terdapat GPS. Ayah memasangnya untuk berjaga-jaga saat Ayah dan Ibu berada di luar kota."
Birva mengangguk paham, "lalu bagaimana Ayah bertemu dengan mereka berlima?" Birva bertanya, karena dia takut bila Ayahnya tau kalau Birva begitu dekat dengan mereka.
"Hanya kebetulan berpapasan di pertengahan jalan."
"Ya.. kebetulan sekali bertemu denganmu saat itu, ku pikir kau masih berada di luar kota." Timpal Felen.
"Apapun demi Putri ku akan kulakukan tentunya."
"Kalau begitu kenapa kau tidak menitipkan putri mu pada ku saja? Pada saat kita berpapasan aku yang lebih dulu mengetahui tempatnya."
Mendengar itu mereka semua menatap ke arah Wade, Hendra menatap sinis Pria itu. "Tidak-"
"Benar kata Wade, kenapa kita menitipkan Birva pada mereka berlima? Bukannya mereka punya banyak pengalaman?" Potong Cecilian.
"Tapi sayang-"
"Tidak ada kata tapi, ini Demi Birva." Dengan itu akhirnya Hendra menyerah, tapi dia berkata kembali. "Gantinya dapat jatah ya?"
Cecilian hanya berdehem, sedangkan Birva sudah memang wajah speechless melihat kelakuan kedua orangtuanya.
"Bisa kah kalian berhenti bermesraan di saat kita sedang membicarakan hal penting?" Kesal Zevan menatap Hendra.
"Apa urusannya denganmu? Carilah istri baru sana kalau ingin bermesraan."
"Ck"
Birva yang melihat perdebatan itu hanya bisa menahan tawa, dia sebenarnya ingin mengajukan diri menjadi istri Zevan tapi di tahan karena Birva masih waras.
"Oh ya Birva, ibu mau bicara sama kamu sebentar." Ujar Cecilian beranjak dari kursinya dan pergi dari sana, dengan segera di ikuti Birva dari belakang.
Kedua perempuan itu berjalan menuju halaman belakang, di sana Cecilian duduk di salah satu bangku di tepi Kolam. Birva pun ikut duduk di bangku yang berada di sebelah Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birva Harem's
Novela Juvenilִ ࣪𖤐 Birva, seorang remaja jompo dari golongan menengah yang suka menggoda om om berduit (tentunya yang masih fresh dan ganteng) harus merenggut nyawa karena tidak sengaja bertabrakan dengan sebuah mobil saat dirinya sedang mengendarai motor dengan...