ִ ࣪𖤐6. Berkas penting

9.2K 669 8
                                    

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚ ༘♡ ⋆。˚ 🍂ꕥ

Langkah sepatu itu bergema di tengah lorong yang tampak sepi, Birva sepertinya habis di ikutin Jin rajin. Makanya dia berangkat lebih pagi dari biasanya.

"Duh, dingin banget..." Gumam Birva memeluk tubuhnya sendiri, mungkin karena cuaca hari ini berembun, jadilah suasana sekitar menjadi dingin. Apalagi lengan baju sekolah Birva pendek.

Sebenarnya tidak ada hal penting yang birva lakukan sampai ia berangkat sepagi ini, ini memang inisiatifnya agar bisa lebih dulu membeli jajanan di kantin. Dan pada dasarnya Birva yang malas untuk mengantri di antar kerumunan manusia.

"Aduh kok tiba-tiba jadi sakit perut-"

Ocehannya terhenti saat mendengar suara yang begitu familiar di telinganya. Suara itu berada di atas tangga, tapi Birva tidak berniat untuk ikut campur. Tapi jangan salah, tidak perduli seperti itu telinganya tajam untuk mendengar.

Birva memposisikan dirinya di dalam salah satu kelas yang dindingnya berdekatan dengan tangga, mendengarkan suara-suara itu. Yang sepertinya terdapat 4/5 orang yang entah kenapa, dari percakapan mereka seperti mem-bully seseorang.

'astaga Layla, jangan bersedih seperti itu.'

'benar tuh, penampilan mu jadi tambah buruk tau Hahah'

'm-maaf.'

Permintaan maaf Layla menjadi bahas candaan, dan tawa bagi mereka. Hingga suara mereka mulai menghilang, menandakan mereka sudah pergi dari sana.

"Buset, itu Layla? Atau gua cuma salah dengar?-"

"Apa yang kau lakukan di sini?" Ucap salah seorang guru menatap Birva keheranan dari depaan pintu kelas.

"Eh- Pak! Sa-saya cuma lagi dengerin suara aneh, hehe saya penasaran jadi saya ke sini." Bohong Birva dengan senyuman palsu untuk meyakinkan pria paruh baya di depannya ini.

"Kalau begitu saya permisi.."

Segera Birva keluar melewati guru itu dengan sedikit membungkuk, sebenarnya Birva hampir saja mengeluarkan kata-kata kasar karena terkejut dengan suara guru itu. Untung saja di tahan Birva.

Sementara guru itu menatap Birva keheranan dengan sedikit kecurigaan.

Kembali ke kelas, Birva segera duduk di bangkunya. Dia memilih untuk mengirimkan pesan pada Sera agar cepat datang, dengan berasalan tidak ada teman. Padahal sudah ada beberapa teman kelasnya yang datang, hanya saja Birva malas untuk berinteraksi dengan mereka karena pastinya Birva akan menjadi nyamuk di sana.

Bahkan semenjak kejadian barusan saat dia ketahuan tengah menguping di kelas orang lain, Birva sampai lupa tujuan awalnya untuk pergi ke kantin.

Yah walaupun tubuh yang di tempati olehnya sekarang ini terkenal di kalangan kakak kelas dan adik kelas, tapi dengan jiwa yang berbeda pastinya akan terasa berbeda bagi Birva untuk kembali akrap dengan orang-orang yang mengenalnya.

Birva Harem's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang