💍 CHAPTER 4 💍

1.2K 64 1
                                        

Pakaian yang telah disetrikanya tertata rapi di atas ranjang, matanya mencari-cari sekilas sosok suaminya yang menghilang sejak tadi pagi. "Apa kau ingin merampas hartaku setelah semua yang terjadi?," ucap suara dingin itu.

"Tidak, aku hanya ingin bertanya menu apa yang harus aku masak saat kau kembali makan di siang hari. Jawabnya sambil tersenyum sebelum suaminya tersenyum geli dan kepala Doyoung terdorong ke belakang membuat tubuh kecilnya terjatuh ke belakang.

"Apakah kamu sedang memasak?" Aku tidak ingin makan makanan dari pelacur,
Jangan berani-berani menyentuh barang-barangku, itu menjijikkan! Jaehyun berteriak.

Kemeja itu dilempar kasar ke wajah Doyoung yang menundukkan kepalanya. "Makanlah dengan uangmu sendiri dan aku ingin kau mengingat ini! Jangan pernah menelan makanan atau minuman yang aku beli, kau mengerti!" Jaehyun menggeram sambil berjalan pergi.

Suaminya melemparkan pakaian itu ke keranjang cucian.
"Dia benar-benar membenciku," katanya.
"Kim Doyoung!" teriak sang suami dari lantai bawah membuat sang suami langsung berlari turun hingga tubuhnya ditarik kasar ke arah meja makan. "Siapa suruh kau memasak semua ini!" teriak Jaehyun sambil memegang kasar kedua pipi tembamnya hingga ia meringis kesakitan.

Suaranya bergetar menanggapi pertanyaan suaminya, "Ini adalah tugasku sebagai seorang istri. Nasi goreng yang ia siapkan untuk sarapan pagi ini jatuh ke lantai sehingga piringnya pecah dan tubuhnya bergetar saat mendengarnya.

"Kau pelacur di mataku! Rambutnya ditarik dengan sangat keras hingga kepalanya mendongak menatap wajah suaminya dengan air mata mengalir di wajahnya. "Pastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi! karena makanan Anda tidak layak ditelan dan kotor! seperti kamu! Jaehyun mendorong tubuhnya dan jatuh ke arah pecahan kaca tadi.

"Setelah ini aku ingin kau berkemas dan kita akan pindah! Senang aku memukulmu! Perintah Jaehyun.

Tangannya terkena pecahan kaca, pecahan kaca itu tidak cukup menyakitinya hingga melukai telapak tangannya, tidak membuatnya meringis kesakitan. Hanya saja, hinaan yang dilontarkan suaminya cukup menyakiti hatinya.

__________

Akhirnya mereka berdua sampai di apartemen Jaehyun, penataan furnitur dan aksesorisnya sangat sesuai dengan konsep warnanya." Mulai hari ini kamu tidur di dekat kamarnya yang kecil di ujung dapur. Doyoung mengernyit bingung mendengar instruksi suaminya.

"Tidak berada di ruangan yang sama denganmu?
Jaehyun yang sedang menaiki tangga berhenti dan tertawa. "Jangan terlalu banyak bermimpi tentang tidur bersama, sudah cukup aku bersimpati memberimu tempat tidur untukmu, pelacur!" Setelah mengatakan hinaan itu, dia pergi tanpa peduli.

Suara gelak tawa pasangan itu tak memperdulikan keberadaanya, Doyoung pun terdiam dari dapur menyaksikan sang suami tengah asyik bercinta dengan kekasihnya. "Sayang, istrimu tadi menyiapkan air untuk kita minum, kita haus sekali" ucap kekasih suaminya yang didengarnya.

Doyoung memutar matanya saat mendengarkan. Sebuah nampan berisi dua gelas air kosong dibawa ke arah kedua pasangan itu. "Silakan minum. Letakkan gelas-gelas itu di depan mereka.

Jaehyun menatap air kosong yang terisi di gelas sebelumnya lalu kembali menatap wajah istrinya. "Tidak ada minuman lain di rumah ini?" kata Rose.

Doyoung hanya tersenyum kecil dan menyilangkan lengannya di depan dadanya. "Hanya ada air putih. Itu baik untuk kalian berdua. Pertama, aku bukan pembantu yang menyiapkan minuman. Apa kau tidak malu memeluk suami orang lain? Apa kau tidak punya pria lain untuk menemanimu?" Tanyanya dengan santai.

Mata Rose terbelalak mendengarnya, begitu pula Jaehyun. "Apa katamu! Rose tersentak dari pangkuan Jaehyun." Kim Doyoung! Beraninya kau mengatakan hal seperti itu kepadanya. Jaehyun marah ketika melihat wajah kekasihnya terluka.

Wajah Doyoung tetap santai meskipun Jaehyun meninggikan suaranya. "Benar namaku Jung Doyoung katanya menanggapi tatapan tajam Jaehyun.

"Rose, kembalilah dan tanyakan pada ibumu apakah dia suka jika ada yang memeluk ayahmu," katanya pada Rose.
Rose terdiam beberapa saat sebelum dia menatap wajah Jaehyun. "Istrimu sampai melibatkan ayah dan ibuku!

"Aku tahu ini berlebihan, tapi kaulah yang bertindak ekstrem di sini. Beraninya kau memeluk suamiku di depanku. Di mana harga dirimu! Doyoung marah.

Jaehyun belum sempat berbicara saat Rose berlari keluar rumah dengan cepat, ia mengikuti langkah kekasihnya namun matanya menyipit ke arah Doyoung. "Bersiaplah, pelacur.

Jaehyun memperingatkan.

My regret Loving you in the end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang