💍CHAPTER 3💍

1.5K 75 0
                                        

Sebelum Doyoung sempat mengistirahatkan punggungnya di tempat tidur, rambutnya dengan cepat dijambak oleh Jaehyun membuatnya meringis kesakitan.

“Ceritakan padaku bagaimana kamu mendapatkan foto seperti itu!” Jaehyun bertanya dengan suara tertahan karena dia tidak ingin orang tuanya tahu.

Doyoung meminta untuk membiarkan rambutnya terurai. Sakitnya luar biasa, sampai-sampai rambut di kulitnya tercabut. "Sakit!" "Lepaskan!" pintanya.

"Katakan padaku! Di mana kamu mengambil foto itu!"  Pertanyaan Jaehyun.

"Saya mengeditnya!" Alisnya terangkat menantang suaminya.

Jaehyun tercengang, istrinya mengatakannya dengan begitu mudahnya hingga menghancurkan semua impiannya dan bahkan menghancurkan hati kekasihnya.

"Kau menjebakku, bukan? Suaranya semakin dingin.

"Benar aku telah menjebakmu! Ucap Sahut dengan berani setelah mengatakan itu, sebuah tamparan keras terasa di pipinya hingga tubuhnya jatuh ke lantai.

"Apa motif saya melakukan hal tersebut?" Apa salahku padamu sampai-sampai aku melakukan perbuatan kotor, bentakmu Jaehyun sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Karena aku mencintaimu," kata Doyoung untuk kedua kalinya.

Jaehyun terdiam mendengarkan kata-kata cinta yang disampaikan kepadanya, hatinya masih belum bisa menerima kata-kata itu karena hatinya sepenuhnya telah menjadi milik orang lain.

"Kebijakan bajingan yang tak tahu malu!"  Dia berteriak,

"Simpan kata-kata cintamu karena aku tidak akan pernah bisa menerimanya!" Cintaku hanya untuk gadis cantik yang bernama Rose Park, ingat!.ucapnya sambil mendorong kepala Doyoung.

"Pelacur murahan ini juga istrimu," kata Doyoung menantang sambil menunjukkan senyum.

Tanpa menunggu lama, Jung Jaehyun mencekik leher Doyoung dengan keras, wajah istrinya memerah, dia terengah-engah, tangannya langsung lemas.

"Jangan berani-beraninya kau mengatakan kau adalah istriku. Wajah Doyoung dilempar dengan bantal." Jangan bermimpi kita tidur bersama!.

Malam sudah mulai larut. Air matanya tak pernah berhenti. "Ada bekas cekikan suaminya di lehernya. "Kau harus siap Doyoung, karena ini jalan yang kau pilih," katanya dalam hati sambil memejamkan mata.

"Selamat pagi, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?"  Soal doyoung berdiri di samping ibu mertuanya.

"Semuanya sudah siap, tinggal bangunkan suamimu dan turun ke bawah untuk sarapan." Dia mengangguk.

Jung Jaehyun turun lebih awal untuk menyambut orang tuanya. Jaehyun menatap Doyoung penuh kebencian, cangkir yang disodorkan sang istri dengan kasar didorong ke samping hingga kopi yang dihidangkan tumpah ke tubuh sang istri.

"Jaehyun, kenapa kau bersikap seperti itu pada istrimu?" tegur ibunya yang terkejut. Itu tindakan yang pantas dilakukan terhadap seorang pelacur, jadi tidak perlu merasa kasihan padanya.

"Sudahlah, Ibu Jaehyun tidak bermaksud seperti itu," katanya sambil membujuk hatinya agar tidak terluka, dadanya berdesir menahan kesedihan, dan melampiaskannya pada suaminya.

"Jung Jaehyun!"  Yunho menggeram.

Suara pintu kamar yang dibuka membuat Doyoung yang sedari tadi menangis tersentak kaget, air matanya langsung terhapus.

"Terbakar atau apa pun tidak masalah bagimu," kata Doyoung sambil menatap wajah Jaehyun.

"Benar, semua itu tidak menjadi masalah karena penderitaanmu membuatku bahagia," katanya sambil tertawa.

"Sampai kapan?" Doyoung bertanya tiba-tiba.

"Sampai kamu minta cerai, bagaimana kamu mau minta cerai sekarang? Eleven mengangkat alisnya.

"Lupakan saja, itu tidak akan terjadi," katanya sambil pergi ke kamar mandi.

Jaehyun kesal karena rambutnya disisir ke belakang" desis pelacur itu.

Sabarlah, Doyoung membujuknya sembari duduk bersandar di pintu kamar mandi sambil menahan isak tangisnya.

Sementara Jaehyun membiarkan istrinya pergi ke kamar mandi tanpa khawatir, dia mendekati tempat tidur dan berbaring di ponselnya dan membuka kontak untuk menelepon kekasihnya lebih awal.

My regret Loving you in the end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang