Pembangunan semakin tinggi, jalan-jalan kota sibuk mencari alasan untuk ditinggali. Waktu terus berubah, tahun terus berubah, begitu pula mereka yang menjalani kehidupan.
Di rumah kecil itu ada seorang anak laki-laki yang merayakan ulang tahunnya dengan cara yang sederhana, tidak banyak aturan tetapi cukup dengan suasana hatinya yang baik.
"Hari ini ibu membelikanmu kue persik," kata Doyoung sambil tersenyum melihat putranya yang berusia lima tahun memeluknya karena telah membeli kue kesukaannya.
"Terima kasih, Bu," ucap Jeno Kim sembari tersenyum memperlihatkan giginya, lalu Doyoung membalas pelukannya dan mencium pipi putranya.
"Paman Eunwoo mengundang kita malam ini untuk merayakan ulang tahun Jeno." Ibu ingin datang dan bertanya pada anaknya?
"Baiklah, tapi ibu harus menyelesaikan pekerjaannya dulu," katanya dan putranya mengangguk. Enam tahun setelah perceraiannya, Doyoung bertemu Eunwoo lagi di Vancouver.
Semua pekerja memberi hormat ketika wajah tegas dan tampan majikan mereka memasuki perusahaan. "Majikan kami tampan tapi sayangnya dia dingin," kata seorang supervisor wanita,
"Kudengar Pak Jung menikah setelah itu, pernikahan mereka bertahan selama setahun dan kemudian istrinya meminta cerai saat hamil. Mungkin saja bayi itu bukan anak majikan kita. Sebaiknya kau berusaha mendekatinya agar dia bisa menjadikanmu istrinya.
Jung Jaehyun pasca bercerai lebih dingin dari sebelumnya hidupnya lebih sibuk dengan pekerjaan bahkan ia tidak menunjukkan minat untuk menikah mengingat masa lalu ia langsung menutup pintu hatinya hanya satu nama yang tersimpan di sana dari dulu hingga sekarang.
"Saya ingin melaporkan bahwa perusahaan kami akan bekerja sama dengan salah satu pengusaha baru di Vancouver, Tuan Jung. Bisakah Anda mengirim salah satu inspektur untuk menemuinya terlebih dahulu?
Tablet di tangan sekretaris itu dirampas dengan mata tajam melihat info perusahaan." Makan malam di malam hari bertepatan dengan perayaan ulang tahun, kepala bagian itu mengangguk setuju. "Siapkan mobil agar aku bisa pergi ke sana sendiri dengan seorang teman.
Mata Doyoung terbelalak saat melihat Eunwoo menggelar pesta ulang tahun yang mewah untuk Jeno, bahkan ada tamu dari pengusaha yang meminta seorang pengusaha yang memiliki putra seusia Jeno untuk hadir.
Sebuah tangan mungil dengan cepat mencubit lengan Eunwoo yang tengah menertawakan anak sahabatnya yang sedang bermain dengan Jeno. "Kelinci salju sakit! Kata Eunwoo kaget karena sebelumnya ia pernah dicubit dan cubitan sebelumnya diusap. "Buat apa ribut-ribut di hari ulang tahun Jeno, lagipula ini kan ada hubungannya dengan bisnis. Kalau Jeno bikin masalah nanti, siapa yang tanggung kerugianmu?" ucap Doyoung setengah marah.
"Itu tidak penting sekarang, kita bahagia, kan? Anakmu tercinta. Eunwoo menunjuk Jeno yang sedang bermain dengan anak pengusaha itu. Doyoung mendesah pelan dan menatap anak yang tertawa itu. Kenapa Eunwoo masih mau membantu saat dia menolak banyak kata cinta dari pria di sebelahnya.
"Sudah berkali-kali aku menolak, tapi kau tetap memperlakukanku dengan baik seperti ini. Beruntunglah siapa pun yang mau menikahimu," kata Doyoung.
Eunwoo tertawa dan mengangkat salah satu alisnya dengan cepat, mengedipkan mata pada Doyoung yang sedang terkekeh, lalu dipanggil dengan kasar oleh Doyoung.
"Kalau begitu, terima saja aku dan kalian yang beruntung," kata Doyoung bercanda dan Doyoung melotot tajam. "Maaf, tawarannya ditolak," kata Doyoung, mereka berdua tertawa dan mendekati Jeno dan bermain.
"Aku tidak menyangka kalau Eunwoo, teman kita, sudah menikah," tawa John yang mendengar penjelasan Jaehyun tadi, lalu ia pun mengikuti Jaehyun ke pesta.
Jaehyun hanya membalik gelas yang berisi wine mahal itu, bahkan ia sempat terkejut saat mengambil tablet dari tangan sekretarisnya dan membaca informasi yang ada di dalamnya termasuk nama sahabatnya, kemudian ia pun memutuskan untuk pergi, mungkin itu adalah kesalahan yang pernah ia perbuat. membaik di antara keduanya.
