Sudah beberapa minggu telah berlalu rasanya FO sudah menjadi bagian dari rumah kedua kami.
Hari ini Vania datang lebih awal, tetapi di dalam ruang T1 tampaknya ada salah satu student yang sudah datang lebih terdahulu.
Dia ada Denis pria dengan rambut lurus yang panjang, tak lupa dengan jaket dan celana denim berwarna hitam yang biasa ia gunakan seperti sudah menjadi ciri khas tersendiri baginya. Dia begitu dingin dan tidak banyak berbicara serta kebiasaannya yang sering menundukkan wajah saat bertemu seorang wanita. Mungkin karena dia adalah alumni anak pesantren? Entahlah bisa saja.
Vania datang dengan susu yang ia genggam pada tangan kanannya. Ia menaruh tas dan berjalan ke arah Denis, lalu berdiri dihadapan pria tersebut. Tangannya terjulur pada pria didepannya yang sedang menatap layar ponsel. Seperti pria didepannya ini tidak peka dengan kehadirannya, kemudian vania memutuskan untuk menaruhnya saja diatas meja dan kembali ke mejanya.
Saat Vania berjalan menuju meja pria itu baru menyadari bahwa ia mendapat sebuah susu di atas meja. Terdapat note yang bertulisan "semangat belajarnya!" Dengan diakhir ekspresi senyum diakhir tulisan. Ia menengokkan wajahnya pada Vania dan mulai berkata.
"Makasi ya" ucapan itu diakhiri dengan senyuman yang menampilkan gigi yang menambah kesan manis pada dirinya.
"Sama sama" gadis itu juga membalas dengan senyuman diakhir pembicaraanRasanya begitu canggung aku ingin mengajaknya berbicara tapi aku tidak tahu topik apa yang bagus untuk dibicarakan. Terbesit di kepalaku untuk menanyakan konsul.
"Hari ini ada konsul?"Vania membalikan tubuhnya ke arah pria disampingnya itu. Ia sangat binggung, ia tidak tahu pria itu sedang bertanya pada dirinya atau tidak. Pasalnya jika pria itu bertanya padanya pasti pria itu menatapnya bukan malah menatap sang ponsel.
Denis merasa pertanyaannya tidak digubris sama sekali. Ia menengokkan wajahnya dan menatap sang gadis disampingnya ini sedang menampakkan raut wajah kebingungan.
Vania yang ditatap pun bertanya.
"Kamu nanya aku kan?" Sambil menunjuk dirinya sendiri untuk meyakinkan bahwa benaran ia yang diajak berbicara.Pria itu tersenyum kecil mendengar ucapan gadis itu seraya mengangguk mengiyakan perkataan gadis itu.
"Hari ini gaada konsul, kan ada di jadwal"
"Okey deh" pria itu kembali berbalik dan menyibukkan dirinya pada ponsel.
Tak lama Vanya dan Vens datang.
Vania pun mengambil dua kotak susu didalam tas untuk dibagikan pada kedua temannya tersebut. Ia berdiri menghadap temannya yang berada didepan pintu seraya memberikan.
"Ini untuk kalian"
"Wah baik sekali kita dapet susu"
"Makasi Vania"Vania hanya membalas dengan senyuman yang sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAAE3
Non-FictionDalam buku ini kita akan menceritakan kehidupan VAAE3 sebutan si gadis dengan kekuatan yang berbeda. Dalam buku ini juga terdapat beberapa tokoh yaitu Vanya si gadis pintar yang mempunyai kekuatan membaca pikiran. Selanjutnya ada Vania si gadis hipe...