27. Martabak manis

5 1 0
                                    

Pesanan kami sudah matang bapak penjual itu dengan telaten memotong menjadi beberapa bagian dan memasukkannya dalam kotak lalu menyelimuti dengan plastik untuk diberikan kepada kami.

Setelah membayar kami berjalan menuju FO. Sudah terdapat teacher Alex didalam sedang duduk menunggu kehadiran kami.

"Yuhuu martabak sudah datang"
"Yummy kita makan martabak"

Kami menghampiri teacher Alex. Ia tersenyum melihat tingkah kami yang sangat kekanakan, kamu pun duduk disebuah ruang konsul.

"Sebelum makan mari kita berdoa terlebih dahulu"

Doa makan kali ini dipimpin oleh teacher Alex sebagai orang yang paling tua disini. Selesai berdoa kami tak lupa mengucapkan terima kasih pada beliau. Setelah teacher Alex mengambil potongan martabak manis tersebut kami pun bergantian mengambilnya juga.

"Senang rasanya bisa kumpul gini"
"Teacher Alex kangen ga sama kita?"
"Ngga dong"
"Yah parah kita aja kangen"
"Maksudnya ngga salah lagi saya kangen sekali sama suasana kelas kalian yang ramai"
"Sedih sekarang udah ga belajar sama teacher Alex lagi"
"Kita kira pergantiannya cuman sementara ternyata malah selamanya"

Kami sedang berada dalam fase yang begitu menyedihkan. Rasanya begitu rindu dengan obrolan seperti ini.

"Temen kamu mana si itu"
"Si denis? Biasalah dia mah cowo kul paling lagi sebat diluar"
"Loh dia masih kul aja?"
"Masih dong sekarang udah mendingan si udah cair sama Vania"
"Vania jadian sama Denis?"

Pertanyaan yang sulit sekali dicerna oleh Vania, dirinya tak menyangka teacher Alex sudah berfikiran jika ia berpacaran dengan pria tersebut. Spontan gadis itu pun menolak dengan tegas pertanyaan itu.

"Tidak. Aku tidak pacaran, Vens kamu jangan ngomong yang aneh aneh aku tidak suka"

"Sudah sudah jangan bertengkar. Kita gaada yang tau perasaan kamu kedepannya bakal gimana, bisa saja kemudian hari Denis bisa menarik perhatianmu iya kan?"
"Jelas tidak mungkin. Kalian ini janjian ya menjodohkanku?"
"Gimana tidak kalian lucu sekali seperti sepasang kekasih"

Perdebatan kami selesai kami pun melanjutkan menyantap martabak itu dengan sangat nikmat.

VAAE3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang