20. Mak comblang

6 1 0
                                    

Saat ini vania datang lebih telat, tak sengaja ia datang bertepatan dengan Denis. Vania melangkahkan kaki menuju FO diikuti langkah denis dibelakangnya.

"Tumben sekali dia baru datang" batinku

Kami berdiri di depan meja Mr. Bara untuk melakukan absensi, lalu bergegas menaiki tangga menuju ruang kelas.

"Cape banget naik tangga"

Disini lah kami berada di depan pintu kelas T1 dengan vania yang membuka pintu.

"Selamat sore teacher Alex"
"Sore, kalian berdua janjian datengnya? Atau barengan?"
"Ga sengaja aja"

Vens berucap padaku dengan spontan.

"Sengaja biar bareng Denis kali maksudnya"
"Lucu banget si kalian cocok deh"
"Iya udah jadian aja"

Aku tercengang dengan kata yang dia berikan pasalnya aku tak pernah memikirkan hal tersebut akan keluar dari mulut kedua temanku.

"Kok kalian jodohin aku si"
"Kenapa tidak? Kalian cocok kok, lagi pula Denis juga notice kamu"

Denis pun menengok ke arahku.

"Kau liat kan dia saja melihat ke arahmu dengan raut wajah yang tidak  menunjukkan ketidaksukaan"
"Maksudmu apa Vanya?"
"Aku ini bisa membaca pikiran tapi aku tidak tau hanya Denis yang tidak bisa ku baca pemikirannya. Tapi walaupun begitu aku bisa melihat dari caranya bertindak, dia memang seperti menyukaimu juga mulai dari caranya mengajakmu basa basi dan sebagainya"

Aku menatapnya Vanya dengan diam tak berkutik kemudian segera ku bantah ucapannya tersebut.

"Vanya berhentilah jadi mak comblang"
"Aku saja kalau kau sekarang tertarik padanya"
"Tidak"

"Mulutmu bisa bilang tidak tapi pikiranmu terus ke arah dia"
"Udah ah jangan dibahas lagi"

VAAE3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang