"Dan dia tidur sekamar dengan ku? Ya tuhan, aku masih utuh, kan?" Grina raba-raba tubuhnya dan dilanjut menatap pantulannya di cermin dari atas sampai bawah. Jujur, Grina jijik jika memikirkan hal-hal yang negatif itu.
Tidak ini bukan bercanda atau...
Selamat datang di cerita Grina, I'm obsessed With You
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Nanti kau dingin—"
"Tidak apa-apa, ada kau di sampingku akan membuatku hangat," sela Darka.
Matanya berkedip sebelah memberikan senyum genit yang membuat bulu kuduk Grina berdiri serentak.
Mulut berbibir tebal milik Grina otomatis bergerak seolah akan muntah. "Rasa ingin meludahi mu sangat tinggi, tapi aku masih tahu sopan santun," ungkap Grina yang langsung berbalik dan lanjut mengunci pintunya dengan benar.
Darka terkekeh geli melihat perempuan itu berekspresi seolah akan muntah saat itu juga. "Kau manis jika terlihat mual seperti itu. Aku ingin membuatmu hamil agar kau muntah setiap hari," celetuknya yang berhasil memperoleh pukulan dari kunci apartemen di tangan Grina.
"Berkata bodoh sekali lagi, aku bisa benar-benar memutilasimu."
Darka terbahak hingga perutnya terasa nyeri, dia berjalan lebih dulu agar tidak melanjutkan pertengkaran mereka yang terlihat sangat menyenangkan baginya namun tidak bagi Grina.
Sesekali Grina melirik punggung Darka yang mulai menjauh jaraknya. Lalu, dia kembali sibuk dengan kunci pintu unit apartemennya.
Grina sadar bahwa kaus di dalam kemeja berwarna cream yang telah di lepas tadi merupakan warna biru yang senada dengan bajunya.
Semakin meningkat sudah emosi Grina yang menumpuk. Dia berjalan menyusul Darka. "Kenapa harus biru? Bukankah kau hanya memiliki warna putih, hitam, dan abu di lemari mu?" protesnya.
"Entahlah, Nona. Semenjak mengenalmu, hidupku semakin berwarna saja," ujar Darka yang melirik ke perempuan di sebelahnya.
"Kau menyebalkan!"
"Kau cantik."
"Kau membuatku kesal!"
"Kau membuatku jatuh cinta, kau membuat aku lemah, kau membuatku merasa hidup di dunia penuh kebahagiaan dan warna indah, kau hidupku, Sweetie," pungkas pria itu mengakhiri perdebatan kosong mereka, membungkam Grina yang sedari tadi mengoceh tak henti-henti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.