Chapter 03| Mesum 💋

335 49 24
                                    

Sorry for typo🤍•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🤍
•••

Darka terkekeh kecil, dia suka permainan ini, saat-saat ini, setiap detiknya, Darka menyukainya. Di mana telinganya bisa mendengar suara perempuan yang lebih muda lima tahun darinya, matanya yang puas menatap setiap inci wajah, tubuh, hingga titik yang paling dia suka dari Grina, yaitu pipinya.

Pria matang ini melangkahkan kakinya maju perlahan. Membuat kaki ramping dengan heels hitam sebagai alas milik Grina melangkah mundur menjauh.

Kesadaran Grina benar-benar hilang sejak kejadian beberapa menit tadi, di mana dia benar-benar dekat dengan pria yang menurutnya menyeramkan.

Seringai tipis Darka semakin terlihat jelas, hingga Grina mengernyit heran saat menengadah menatap wajah tegas itu.

Mundur, mundur, dan terus mundur perlahan, akhirnya Grina terpojokkan ke dinding. Punggungnya menatap dinding dengan pelan dan belakang kepalanya terbentur telapak tangan Darka yang menghadangnya sepersekian detik lalu.

Darka pria yang sigap, dia bahkan tidak ingin Grina terluka walaupun hanya terbentur dinding sedikit.

"Aku suka apimu," bisik Darka terlampau pelan, sampai-sampai Grina samar mendengarnya.

"Saat kau marah dan saat berusaha terlihat tegas." Ungkapan itu sudah membuat Grina tenang sedikit. Artinya usaha Grina terlihat acuh masih berhasil.

"Sayangnya, di mataku tetap saja sama, seperti gadis kecil yang marah karena tidak dibelikan permen oleh ayahnya," lanjutnya, kalimatnya begitu mengejutkan Grina.

Tidak terbaca sama sekali jika Darka akan menyamakan Grina dengan anak kecil. Ejekan yang benar-benar menginjak harga dirinya sebagai perempuan dewasa, bukan?

"Aku bukan anak kecil."

"Aku tahu, postur tubuhmu pun beda jauh dari anak kecil. Kau sudah dewasa. Aku tak buta, hanya saja kau menggemaskan," bisik Darka di samping telinga Grina. Berhasil membuat bulu halus di leher Grina benar-benar berdiri karena hembusan hangat dari napas beratnya.

Netra Darka tertuju pada satu titik, menilik jelas-jelas kulit lembab di pipi Grina. Tangannya naik menyentuh pipi Grina kembali.

Anehnya, perempuan yang disentuh, sekarang hanya mematung dengan wajah tegang, bahkan menahan napas dengan sengaja.

Dengan posisi dimana Grina dan Darka berhadapan, Grina yang terjepit antara dinding dan tubuh besar nan tinggi milik Darka, ditambah Grina tidak mengetahui tangan Darka yang memegang pistol.

Dengan posisi dimana Grina dan Darka berhadapan, Grina yang terjepit antara dinding dan tubuh besar nan tinggi milik Darka, ditambah Grina tidak mengetahui tangan Darka yang memegang pistol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Grina, I'm Obsessed With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang