Bab 5a

2.4K 173 12
                                    

Freen



Sempurna!

Segala sesuatu tentangnya sempurna. Ruangan yang sangat megah. Enam ruang untuk servis mobil dan dua ruang untuk staf. Serta pohon-pohon besar yang rindang di depan akan menahan panas di siang hari.

Aku bisa membayangkan sebuah papan nama yang akan digantung dengan bangga di depan gedung ini. Sarocha car and service. Sebuah angan yang selama ini aku inginkan semakin dekat akan aku dapatkan.

Tempat ini akan jadi milikku.

Harus menjadi milikku.

Tapi kakak-kakakku telah menghancurkan semua mimpiku. Aku telah bekerja keras dan menghasilkan banyak uang untuk keluarga kami selama bertahun-tahun, tapi uang itu tidak pernah masuk ke rekening bankku, melainkan masuk ke rekening keluarga yang dikontrol ayah dan sekarang beralih pada Chan. Aku mempertaruhkan nyawaku demi keluarga Sarocha tapi saat aku menanyakan apa yang sudah menjadi hakku, mereka malah mengabaikanku. Mereka selalu menganggapku orang yang lemah, tidak bisa diandalkan, aku bahkan tidak ingin menjadi seorang penjahat. Aku hanya menginginkan kehidupan yang normal, menjalankan hobiku dengan memperbaiki mesin mobil, membeli serta menjual. Tapi mereka tidak pernah mengizinkanku melakukan itu. Mereka ingin aku menjadi seorang penguasa.

Aku berdiri dari kap mobilku sambil mengerang frustasi. Menikahi Giulia hanya semakin menghancurkan mimpiku!

Aku butuh minuman untuk menenggelamkan kesengsaraanku. Aku masuk kedalam mobilku, melintasi kota menuju tempat yang jalanannya kumuh namun terasa nyaman, para prianya mengenakan jeans robek dan kaus oblong yang sudah pudar, sedangkan para gadisnya memakai eyeliner bersayap serta riasan yang tampak glamor. Aku berhenti didepan sebuah klub tari telanjang favoritku, sudah lama rasanya aku tidak mengunjungi tempat ini. Aku mengamati keadaan sekitar sebelum memutuskan untuk keluar dari mobil.

Manjakan dirimu, Freen.

Saat aku sudah masuk ke dalam aku hampir tidak bisa berkonsentrasi, pandanganku tertuju pada seorang bartender dengan payudara besar lalu pada penari di atas panggung dengan payudara lebih besar lagi, kau bahkan bisa melemparkan koin ke dalamnya. Beberapa gadis meletakkan tangannya di bahuku, bertanya apakah aku ingin berdansa secara pribadi. Tapi sekarang aku tidak tertarik dengan tawaran mereka, jadi aku hanya menggelengkan kepala.

Aku harus cepat menghabiskan birku lalu pergi. Malam ini aku dalam keadaan mood yang buruk. Kupikir dengan mampir kesini bisa mengembalikan mood-ku, ternyata justru tidak membantu sama sekali.

"Selamat datang di panggung, Fon"

Aku mendongak, lebih untuk menunjukkan rasa hormat kepada gadis yang tampil daripada karena ketertarikan. Aku hendak mengalihkan pandanganku ketika sesuatu tentang gadis langsing berambut ungu itu menarik perhatianku.

Dia terlihat cantik dengan tubuh mungilnya. Rambut ungunya serta lekukan genit di bibirnya membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Dia mempunyai sepasang payudara yang tidak terlalu besar tapi puting yang tercetak dibalik pakaian tipis yang dia kenakan membuat lidahku bergerak ke langit-langit mulutku. Cara dia menari sangat seksi, mengayunkan pantat kecilnya yang lucu pada tiang.

Tiba-tiba penisku berdiri saat aku semakin memperhatikan setiap gerakannya. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya, bahkan setiap pria di tempat ini juga menatap ke arah bintang di atas panggung itu.

Dia masih menari dengan eksotis, sebelum aku terkejut menyadari bahwa aku mengenal gadis ini. Aku melompat berdiri, kursiku terlempar ke belakangku dan bergemerincing ke lantai.

"Becky?"

Gadis yang menyebut dirinya Fon itu tersenyum pada satu pria ke pria lainnya, dan akhirnya tatapannya tertuju padaku. Mata coklatnya melebar sesaat saat bertemu dengan mataku. Tapi kemudian matanya beralih ke pria berikutnya lagi.

MALEVOLENCE (adaptasi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang