𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟷𝟶

385 43 1
                                    

      Dua bulan minggu pertama tidak terjadi apapun. Namun setelah menapak minggu kedua, keluarga Na kembali mengalami kepanikan. Putra semata wayang Na Goongmin diculik.

Tanpa ada saksi tanpa ada perlawanan. Tanpa sedikitpun petunjuk. Kecuali Tutor pribadi tuan muda. Mark Lee ikut menghilang. Tanpa pesan penghubung. Goongmin melapor pada polisi berbekal petunjuk dari Haechan tentang perilaku guru privat sang sepupu.

“Kami akan menganggap korban ada dua orang.”

“Apa? Tapi bisa jadi dia adalah pelaku!” Haechan bersikeras pada asumsinya.

“Maaf, tapi dia juga tidak bisa dilacak tuan.”

“Ya karna dia adalah pelakunya! Aku yakin itu. Dia aneh! Sungguh tidak wajar! Dan mencurigakan!” tutur pria tan secara menggebu-gebu. Polisi hanya mengangguk-angguk, terutama di bagian cerita senyuman lebar Mark Lee yang diperlihatkan dengan sunyuman ala antagonis kerajaan Disney oleh Haechan.

“Tolong, selamatkan sepupuku.”

“Kami selalu berusaha, tuan. Anda bisa menunggu dirumah bersama tuan Na.” Goongmin tentu tidak tinggal diam. Dia bahkan tidak tidur selama dua hari demi mencari anaknya. Lingkaran mata di wajah tuanya kembali terlihat setelah beberapa minggu membaik.



      “Apa yang akan kau lakukan padanya, Jen?” remang-remang lampu yang menjadi latar tempatnya berdiam diri masih bisa mengenali suara yang selama beberapa minggu terakhir menghias rumahnya. Suara selingan ketika bertengkar dengan sepupu.

“Mark-ssaem?”

“Oh sudah bangun ya?” suara rendah yang lain menyahut. Mungkin itu suara seseorang yang dipanggil ‘Jen’.

Suara kaki menapak terdengar. Sepatu yang bergesekan dengan lantai kotor. Semakin lama semakin mendekat.

Wajah itu. Asing.

Jaemin tidak bisa bergerak. Terkejut karna sebelumnya dia ingin menjauh namun tidak bisa. Dadanya berdebar. Ketakutan menyebar keseluruh ruang yang dingin dan lembab. Baru ia sadari. Posisinya yang terikat tali dengan duduk diatas kursi kayu seperti tahanan. Badannya pegal-pegal. —Juga lapar.

“Dimana ini?”

Wajah tampan yang asing berada tepat didepannya, tersorot lampu kekuningan dari atas kepala. Jaemin bisa melihat dengan jelas orang itu.

Sunyi tanpa suara menyergap kembali. Haruskah dia merasa beruntung karna matanya tidak ditutup kain seperti pada adegan penculikan di film?

Tidak. Ketakutannya masih mendera. Apa yang akan dilakukan orang ini padanya? Wajahnya mendadak pucat pasi.

“T-tolong jangan sakiti aku.” Suara si manis Na bergetar saat pria itu mencengkeram dagunya dengan kasar.

Dia tertawa.

“Jangan sakiti aku.” Pria itu menirunya memakai nada mengesalkan.

“Selamat datang di neraka, tuan muda Na... lama aku mencarimu.”





      “Jaehyun!”

“Bagaimana paman? Apa ada kabar tentang Jaemin?” pria Jung terburu memasuki mansion megah tuan Na.

Yang ada dihadapannya kini adalah pria tua yang teramat menyedihkan.

“Jaehyun-ah. Aku tidak sanggup jika Jaemin tidak bisa ditemukan.”

“Paman, kuatkan hati paman. Dia pasti bisa bertahan. Dia anak yang kuat.” Jaehyun menggenggam jemari Goongmin menyalurkan ketegaran. Meskipun dia sama-sama kalut, tapi tak mungkin ditunjukkan.

Padahal mereka baru saja bisa bernapas dengan lega.
Padahal gelap itu sudah menemukan cahayanya.
Tapi kenapa?!

Ada apa sebenarnya?! Jaehyun bahkan sudah akan melamar tunangannya ke jenjang berikutnya.

Kedua pria dewasa itu melemas. Begitu Jaehyun akan berpamitan, pria tua Na pingsan ditempat dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Diagnosa penyakit lama timbul.

Haechan menunggu dengan sabar. Jaehyun mencari keberadaan Jaemin. Hal yang sia-sia karna dia tidak tau petunjuk apapun hanya saja pria Jung tidak bisa diam ditempat. Seluruh kekhawatirannya membuat pikiran keruh.

“Aku akan ikut mencari bersamamu.” Doyoung yang kebetulan bersamanya berakhir ikut menyusuri jalan. “Kau fokus menyetir. Aku akan melihat sekitar.”

Sejujurnya Doyoung tidak bisa menganggap cara ini efektif, Jaemin bukan bocah lima tahun yang sedang tersesat. Tapi untuk bersama Jaehyun, itu tidak masalah. Asalkan pria itu tidak sendirian.

“Lagi-lagi, kau menyusahkan. Dasar bocah sialan.” Dalam hati, pria Kim mengumpat.




      “Kau jangan menyiksanya terlalu parah, Jen.”

Jaemin bisa mendengar suara Mark. Tapi tidak melihat wujud pria itu. Namun dari perkataannya yang berarti bukan hal baik, Jaemin ketakutan setengah mati. Pria asing ini, berniat akan menyiksanya.

“Aku tidak janji.”
“Melihat mata ini. Aku ingin sekali  mencongkelnya.”

TIDAK!!
Mata ini ia dapatkan dengan susah payah!
Siapa? Siapa sebenarnya mereka? Apakah dia saingan bisnis ayahnya?

“Ku mohon. Lepaskan aku.”

Mendengar suara ketakutan menjadi. Seperti mendapat kepuasan tersendiri. Mark begidik ngeri. Apa temannya ini berubah menjadi psikopat?

“Kalau kau mau uang. Aku akan katakan pada ayah. Aku akan memintanya pada ayah. Tapi kumohon.. Lepaskan aku.”

Kata-kata yang dipilih salah. Benda dingin yang sejak tadi mengelus lengannya berbalik sisi. Darah mulai mengucur dari lengan terikat dan mengotori lantai karna cairan merah menetes. Jaemin berteriak panik.

“Berani sekali kau meremehkanku! Kau pikir uang bisa mengganti bola matamu ini, Hah?!”

____________

♡ A ɴ ɢ ᴇ L ' s   T ᴇ ᴀ ʀ s ♡
____________

27/04/24

27/04/24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang