𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟸𝟼

316 36 2
                                    

☂𝑆𝑒𝑎𝑛𝑑𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑑𝑖𝑟 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛𝑦𝑎, 𝑎𝑘𝑢 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑖𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎
𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙.
𝐴𝑘𝑢 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑦𝑢𝑚 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑖

—𝔸𝕟𝕘𝕖𝕃❜𝕤 𝕋𝕖𝕒𝕣𝕤—

      “Kenapa? Padahal dia ingin hidup. Kenapa mereka mengambilnya?”
“APA SALAHNYA?!”

HUUUAAAAAARRRGGGGT

Jeno berteriak dan membanting semua benda yang ada di ruangan itu. Tangannya yang terkepal berulang kali meninju meja yang tidak bersalah hingga hampir remuk. Dia melampiaskan perasaannya yang serasa ingin membunuh seseorang. Marah, sedih, kecewa, sakit dan memang yang paling mendominasi adalah kemarahan itu sendiri. Kecewa seolah dia dipermainkan, satu-satunya keluarga yang dianggap bisa merawat Lucy dengan baik. Dengan tega melakukan hal keji untuk mendapatkan uang.

Memanglah didunia ini, tidak ada hal yang bisa kau dapatkan dengan cuma-cuma. Slogan tidak ada yang gratis didunia ini, memang benar adanya. Semua ada bayaran untuk menggantinya dengan apa yang telah kau dapatkan.

Tangisan, kemarahan dan frustasi berlangsung beberapa hari. Mark berjaga-jaga disana, sedang Jaemin takut untuk mendekat.

“Ada apa dengannya, Mark?”

“Hei, harusnya aku mengatakan ini sejak lama. Kenapa kau tidak memanggilku hyung? Aku lebih tua darimu?”

“Apa itu penting? Aku bertanya hal yang lain. Jawab saja!”

“Kau semakin lama semakin kurang ajar. Sama seperti sepupumu itu.”

Jaemin mendengus.

“Berhenti mengalihkan pembicaraan. Kalau tidak mau menjawab yasudah.”

“Kau ini kenapa mudah sekali marah? Aku rasa kau sudah terkontaminasi oleh Jeno.”

Jaemin tidak menggubris. Lengannya bersedekap menunggu Mark menjelaskan duduk permasalahan.
Namun yang ada, pria itu hanya memandang Jaemin dalam diam seolah menimbang banyak hal.

“Jika aku memintamu sesuatu, apa kau mau mengabulkannya?”

“Tergantung dari apa yang kau minta.”

Mark melirik sebentar ke arah ruangan Jeno yang selama beberapa hari digunakan untuk mengurung diri.

“Aku tau ini mungkin saja mustahil. Tapi melihat Jeno yang bersikap baik dan tidak lagi melampiaskan kemarahannya padamu... aku rasa kau bisa melakukannya.”

“Jangan berbelit-belit.”

“Ini aku sudah mencobanya! Dengarkan saja! Kau tadi ingin tau!”

Jaemin mengerucutkan bibirnya sebal.

“Aku minta kau menghiburnya.”

Jaemin yang akan protes segera dibekap.
“Dengar! Oke?” Jaemin mengangguk meski kesal. Tangan Mark diturunkan dengan kasar. “Ini mungkin saja satu-satunya cara agar kau bisa keluar dari sini dan pulang dengan selamat.”

𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang