𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟸𝟷

322 42 1
                                    

      Lee Jeno atau pria bernama asli Jade Leonard adalah pria berkebangsaan  Amerika – Korea. Memiliki ibu dari warga Korea asli dan ayah yang berasal dari Amerika.

Awal mula kejatuhan keluarga harmonis Leonard ketika sang ibu berselingkuh dengan teman sejawatnya. Alasan klise, akibat sang ayah yang sibuk bekerja tidak memberikan perhatian sama sekali. Pertengkaran-pertengkaran kecil hingga besar menghiasi tiap kepulangan wanita itu. Sampai akhirnya tak tahan lagi menjadi semakin parah ditiap harinya.

Dari perselingkuhan itu, lahirlah seorang anak perempuan yang diberi nama Lucy. Itulah puncak dari semua pertengkaran mereka selama ini.

Sang ayah tentu tidak mau mengakui keberadaan Lucy. Dan ibunya kabur bersama selingkuhannya yang ternyata masih teman baik sang ayah. Sungguh plot twist yang pasaran dan banyak bertebaran dimana-mana.

Lucy yang masih bayi perlu perawatan lebih, sedang sang ayah lebih memilih membuangnya dari pada harus bersusah payah merawat anak itu. Jade yang juga masih remaja tidak tau bagaimana caranya merawat bayi. Tidak ada seorangpun yang bisa dimintai tolong selain keluarga sang ibu yang telah menetap di Korea, bibi Seol mereka memanggilnya. Sementara Jade Leonard kembali menempuh pendidikan di Inggris, yang telah disiapkan jauh-jauh hari. Meski teramat berat, itulah caranya agar bisa lari dari kerumitan keluarga.

Ayah telah meninggal. Walau bagaimanapun, perselingkuhan itu membuatnya sakit hati. Dikhianati orang yang paling dicintai membuatnya kehilangan arah. Bisnis yang dibangun tidak ada artinya jika melawan perasaan. Jade jatuh bangun sekali lagi, dia hanya sendirian menantang kerasnya dunia. Lucy hanya satu-satunya yang ia punya. Setidaknya saudara tiri masih bisa membuatnya bertahan meskipun telah lama tidak bertemu. Dia masih punya seseorang yang sedarah dengannya. Dia tidak perlu membenci bayi yang tidak tau apa-apa, bukan?

Pekerjaannya yang seorang technopreneur membuat jam kerja Jeno lebih flexibel. Walaupun Amerika dan Korea memiliki perbedaan banyak hal, tapi teratasi dengan teknologi internet masa kini.

Memandang langit yang membias, Jeno menggumam dengan pandangan kosong. “Sepertinya aku tidak punya tempat lagi. Dunia ini terlalu menjijikkan dan sangat memuakkan.”

Mark memandang prihatin. Jeno yang seperti tanpa nyawa menghadapi apa yang menimpanya.

“Hei, man.. Kau bisa memulainya dari awal. Menata hidupmu kembali. Kau bisa kemanapun yang kau mau. Kau bisa berkencan, menikah, atau apapun. Lihat aku.” Mark merentangkan tangannya penuh percaya diri, seolah dia hidup dengan penuh suka cita. “Aku baik-baik saja meskipun orang tuaku meninggalkanku,” ungkapnya seperti tanpa beban.

Yah, benar. Mereka hampir sama. Karena itulah Mark bisa memahami Jeno. Maka dari itu, sekejam apapun Jeno pada Jaemin, Mark tetap disisinya.

Jeno mendengus. Menikah? Omong kosong! Melihat bagaimana pernikahan kedua orang tua mereka, rasanya itu hanya bualan saja. Kita tidak akan mati hanya karna tidak menikah, tapi banyak orang yang mati disebabkan pernikahan yang gagal.
Seperti ayahnya.

BRRAAAAAKKK.
Bunyi suara benturan di susul ringisan mengaduh mengalihkan perhatian keduannya.

Jaemin jatuh terduduk di taman belakang tak jauh dari mereka. Entah apa yang dilakukan si manis itu. Tapi belum semenit terjadi, dia menepuk-nepuk celana dan bajunya yang kotor kembali bertingkah girang. Tangannya mencoba meraih kupu-kupu yang terbang mengitari berbagai macam bunga.

Jeno menatapnya tak berkedip dengan pandangan tajam.

“Ck.” Apa yang dilakukan anak itu?! Apa dia bodoh?

“Waaah, aku tidak menyangka ... dia mempunyai senyuman yang indah. Ini baru pertama kalinya aku melihat, setelah dia berada disini.” Mark tercengang sambil melirik-lirik Jeno disebelahnya yang terdiam kaku. Dia sama sekali tidak senang.

Hari ini Jaemin sedikit lebih bebas. Terutama karna kehadiran Mark dan Jeno yang akhir-akhir ini bersikap lunak padanya. Tidak drastis, hanya saja Jaemin tak lagi mendapat pukulan. Ini adalah pertama kalinya dia menginjak tanah diluar mansion tanpa tali kekang. Juga tanpa berperilaku sebagai seekor anjing.

Seekor kucing datang tak tau dari mana mengagetkannya. Kucing berbulu putih keabuan. Maniknya yang lucu dan tubuhnya yang mungil membuat Jaemin kegemasan.

Kucing itu berbaring mempertontonkan perutnya seolah minta dielus. Tanpa berpikir jauh tentu Jaemin mengelusnya gemas. Tertawa riang dengan keberadaan hewan itu. Hari ini sangat menyenangkan baginya.

“Hallo tuan kucing? Siapa namamu?” meski tau tidak akan dijawab, Jaemin tetap mengajak kucing itu berbicara. Dia mencari tanda pengenal yang mungkin saja ada di leher kucing itu.

Tidak ada.

“Kau kucing jalanan ya? Oh ternyata kau betina.” Jaemin mengecek keadaan dengan mengangkat kucing itu tinggi-tinggi.
“Bagaimana jika ku beri nama?”
“Heum? Boleh?”
“Tentu saja.”

Jeno kembali mendengus. Apa-apaan.

“Karena kau cantik. Aku akan memberimu nama Luna.” kucing itu merespon dengan mengeong lalu menjilati kaki.

“Baiklah. Kita mulai dari awal.”

“Hallo Luna-ssi. Aku Jaemin. Na Jaemin.” Si manis memperkenalkan diri  dan menjabat kaki depan si kucing dengan heboh.

Jaemin mengajak kucing itu berbicara. Bertanya juga menjawabnya sendiri.

“Bodoh!”

Alis Mark terangkat sebelah mendengar umpatan Jeno. Seringainya terbentuk.

“Ku rasa dia tuan muda yang polos.” Mark berniat menggoda pria itu. “Kau tidak tertarik padanya?”

Tak bergeming, Jeno menoleh pada Mark yang menaik turunkan alisnya. Tanpa berniat menjawab, pria itupun lantas masuk ke dalam dengan malas. “Kekanakan,” komentarnya.

Mark menatap sekilas pada Jaemin sebelum ikut masuk ke dalam mansion mengekori Jeno.

“Lalu apa tujuanmu masih menahannya disini, Jade? Jika kau masih mendendam bukankah lebih baik langsung membunuhnya waktu itu?” suara Mark tidak sampai pada keturunan Leonard.

“Bukankah aneh?”

Jade, bahkan seorang iblispun butuh teman.


____________

♡ A ɴ ɢ ᴇ L ' s   T ᴇ ᴀ ʀ s ♡
____________

02/06/24

02/06/24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang