𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟸𝟹

347 39 2
                                    

☂ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎. 𝐵𝑎𝑖𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑚𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑑𝑢𝑘𝑎,

—𝔸𝕟𝕘𝕖𝕃❜𝕤 𝕋𝕖𝕒𝕣𝕤—

      “Na...”
Seorang pria tua berjalan terhuyung mengitari kota seharian. Badannya letih karna terus mencari sosok yang ia rindukan. Bahkan hingga tak mampu lagi berjalan, tubuhnya ambruk di persimpangan jalan. Pria tua Na yang malang, menubruk gerobak kayu milik pedagang yang teronggok didekat tempat sampah.

“Nana-ya...” semenjak terbangun dari tidurnya, hanya nama putranya yang disebut. “Ayah akan datang menjemputmu... nak. Jangan takut.”

Teringat akan mimpinya yang selalu terbayang. Jaemin berteriak meminta tolong dengan suara paraunya yang menyakitkan.

Ayah, tolong aku.”

“Ayah aku kedinginan, ayah.”

“Ayah... selamatkan aku.”

“Disini sangat gelap.”

“Aku sakit ayah..

Ayah—

Ayah... kumohon.”

Na Goongmin menangis untuk keadaannya yang tak berdaya. Dia harus menemukan anaknya. Pria itu memukuli kakinya yang tak mampu lagi bergerak karna kelelahan.

Bukk bughkkk
Dia memukuli dengan tangannya yang juga semakin melemah.

“Bergeraklah... cepat bergeraklah! Aku harus menemui Jaemin.”
“Aku harus menemui anakku.”
“Na.. Nana-ya...”

“A-ayah akan menyelamatkanmu.. bertahanlah.”

Walaupun sudah berbulan-bulan Jaemin diculik, tapi orang tua itu terus mencarinya. Semakin terhambat dengan kondisi tubuhnya yang semakin renta ditambah penyakitnya yang kambuh.

Goongmin kembali terjatuh. Setelah berhasil berdiri, nyatanya tubuhnya sudah benar-benar diambang kesadaran. Pria tua itu pingsan, tak jauh dari tempatnya tadi.

Takk takkk tak tak taakkk
Seseorang berjongkok disamping tubuhnya.

“Hooo.... siapa orang ini? Kenapa tidur disini dasar! Heeyyy!! Kau menghalang–” tiba-tiba orang itu terdiam dan bibirnya menyungging seringai.

Dirasa tak lagi bergerak, dengan kurang ajar ia meraba-raba tubuh ayah Na. “Dasar pengemis! Kau tidak punya uang ternyata.” Pria yang terlihat lebih muda kecewa, karna tidak mendapat apapun dari penggeledahannya. Diapun berdiri dan menjauh, belum selangkah pergi ia menendang perut pria tua Na. “Dasar tidak berguna!”

Refleksi tubuh pria tua Na kesakitan, namun tetap tak sadarkan diri.

Begitu menjauh, pria tadi ikut terjatuh. Bogeman didapatkannya dari pria tak dikenal lain. Darah segar menetes diujung bibirnya. Rasanya gigi-giginya akan ada yang goyang dan patah.

“Brengsek! Siapa ..uaaagghhh” kembali pukulan diwajahnya bertambah. Daripada berkelahi dengan pria itu, segera ia tinggalkan dengan berlari. Hampir saja terjatuh karna kesandung tapi ketakutannya melebihi apa yang diharapkan.

𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang