𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟿

351 38 0
                                    

      Haechan memincing sinis pada pria baru di keluarga Na.

“Kau menyukainya ya?”

“WhattheHell, Na! Dia sama sekali bukan tipeku.”

“Tapi kau melihatnya dengan tatapan mesummu.”

“Aku suka pria hot yan- tunggu! Apa maksudmu tatapan mesum?! Aku melototinya! Bukan terang- yaampun.. apa yang ku katakan. Mulutku hampir kotor.” Haechan mengusap bibirnya seolah membersihkan dari hal yang ‘kotor’.

“Tunggu saja nanti! Akan ku adukan pada paman! Kau berkata tidak baik.”

“Memang apa yang ku katakan?”

“Kau mengataiku mesum.”

“Kau kan memang begitu.”

Mark menatap dua tuan muda dengan tatapan datar. Namun saat salah satu diantara keduanya menoleh pada pria itu, dia memberikan senyum lebar tak tanggung-tanggung.

“Tetap mencurigakan!”

Mark adalah guru yang sengaja Goongmin siapkan untuk homeschooling. Mau tidak mau, Jaemin tetap harus meneruskan pendidikannya. Dan untuk mengejar ketinggalannya selama ini, dia memerlukan guru. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Seharusnya mungkin dia sudah hampir lulus universitas atau pada masa pertengahan kuliah.

Hanya saja, keadaan memang tidak memungkinkan.

Karena Haechan yang berada di keluarga Na, ia juga yang mengawasi Mark dan Jaemin. Terutama pria Kanada beralis camar yang menurutnya sangat palsu. Keduanya kerap bertengkar. Tidak dalam hal yang parah. Hanya berperang dingin saling melontarkan kata sindiran.

“Senyumanmu sangat indah seperti Joker.”

Seperti kali ini maksudnya.

“Terima kasih. –Nona juga.” Mark tau jika yang dimaksud senyumannya yang aneh. Dengan membalas Haechan yang dipanggil nona, justru membuatnya terhina.

“Sialan!”

Jaemin selalu menyukai perkelahian mereka. Dan tersenyum apik menanggapi. “Bukankah mereka pasangan yang cocok, ayah?”

Goongmin tidak sependapat. Mereka akan aneh jika disandingkan. Tapi boleh juga untuk jadi pasangan berkelahi. “Jadi.. apa anak ayah juga akan jatuh cinta seperti Haechan?”

“Cinta?”

“Ya. Akan bagus diusiamu bisa jatuh cinta. Asalkan sesuai pada takarannya.”

“Kalau begitu, apa itu cinta.. ayah?”

Goongmin jadi sulit menjelaskan. Kenapa pula dia membahas tentang cinta?! Jaemin terlalu berkutat pada kemalangannya hingga lupa bagaimana kehidupan anak diusianya. Anak normal pada umumnya. Jatuh cinta.

“Ayah hanya berharap.. saat kau jatuh cinta –kau tidak akan terluka, nak” maka dari itu, Jaehyun lebih baik.

“Apa itu menyakitkan?”

“Mungkin.”

“Jadi ayah juga terluka karena ibu?”

Goongmin tertawa kaku. Dia terjebak akan kata-katanya sendiri. “Ayah sangat mencintainya. Dan terluka

...karna tidak bisa lagi bersamanya.”

“Merindukan orang yang telah tiada sangat menyakitkan... tidak ada luka yang lebih parah dari itu.”

Jaemin menundukkan pandangan. Dia masih tidak mengerti. Baginya, cinta orang tua lebih baik dari cinta yang lainnya. Dia tidak punya siapapun selain sang ayah. Walaupun ada Haechan, tapi dia nantinya juga pasti pergi. Termasuk Jaehyun. Entah bersama orang yang dicintai. Yang bersamanya nanti hanya sang ayah.










      “Anda bisa menggunakan cara ini. Baru setelah itu menggunakan persamaan seperti pada contoh.” Mark memberikan arahan dalam mencari jawaban.

Haechan mendengus.

“Kau ingin membuatnya bodoh ya?!”

Mark sama sekali tidak menanggapi. Haechan kesal. Benar-benar menjengkelkan.

“Kau seharusnya membiarkan dia mencari cara sendiri. Kalau tidak ket-”

“Tuan muda. Anda bukanlah guru. Disini sayalah pengajar. Anda hanya menemaninya untuk bermain.” Sialan, bukan?! Pria ini terang-terangan menghina. Dalam artian, Haechan hanya pengganggu. Meskipun memang iya. Tapi seharusnya dia tidak mendikte setiap soal. Jaemin perlu berusaha untuk belajar berpikir.

“Kau!” Haechan menunjuk tepat di depan wajah Mark. “Lisensi mengajarmu ini pasti palsu. Sama seperti senyuman konyolmu itu.”

Perkelahian akan terjadi lagi. Dengan cepat Jaemin melerai keduanya sebelum dia mengganti meja baru yang kemarin digebrak Haechan.

“Aku akan belajar mencari metode lain. Nanti jika salah, aku akan memperbaikinya.”

“Menggunakan cara yang saya ajarkan akan lebih cepat, tuan muda.”

“Dan Jaemin akan semakin bodoh. Jika mendapat soal lain dia akan kesusahan.” Apapun itu, Haechan tidak suka dengan cara Mark mengajari Jaemin. Mana bisa dia hanya memakai cara instan tanpa tau cara dasar. Matematika, fisika bukan ilmu yang mudah.

“Jika anda bisa mengajarinya. Kenapa bukan anda yang dimintai untuk mengajar? Anda terlalu ikut campur.” Dengar? Logat, senyum, nada. Semua yang ada pada Mark Lee sangat aneh ditelinga Haechan. Seperti bukan orang dari Korea. Ya meskipun bukan sih. Tapi terlalu kaku untuk orang awam pada umumnya.

“Aku lelah.. juga lapar. Kita istirahat saja.” Jaemin sudah tidak sanggup berada ditengah-tengah mereka. “Kalian bisa berciuman.”

“Yhaaa!! Na?!” Hachan segera mengikuti langkah Jaemin dengan kekesalan yang bertambah.

“Oh astagah!! Harus sampai kapan aku bertahan!”

____________

♡ A ɴ ɢ ᴇ L ' s   T ᴇ ᴀ ʀ s ♡
____________

27/04/24

27/04/24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang