Chapter_03

101 45 19
                                    

"Setiap hari adalah kenyataan yang harus dijalani."

_Dara_

Dara baru saja menyelesaikan ritual mandi sorenya. Tadi dara memutuskan untuk keramas karena kepalanya sudah gatal, padahal dua hari yang lalu pun dara sudah keramas. Tapi mungkin karena ia memakai hijab makanya kepalanya mudah gerah.

Setelah membungkus rambutnya dengan handuk khusus, gadis dengan piyama motif bunga-bunga itupun membaringkan dirinya diatas kasur. "Huft, capek banget." keluhnya, saat punggungnya menyentuh permukaan kasur.

Menatap langit-langit kamar yang kosong. Tenang, sunyi, di rumah saat ini sedang tidak ada siapapun. Dara merasa perasaannya tiba-tiba berdebar tak karuan.

"Gue minta maaf,"

Entah kenapa ungkapan maaf yang penuh dengan rasa sesal itu memenuhi pikiran dara. Sejak dari perjalanan sepulang sekolah tadi siang, dara terus memikirkannya. Seperti kaset rusak yang terus berputar.

Haruskah dara memaafkan mereka? Orang-orang yang entah dengan niat sengaja atau tidak melukai hatinya? Lalu bagaimana dengan rasa sakitnya? Apakah dulu mereka juga memikirkan itu? Dara jadi penasaran.

Jika boleh jujur, Dara juga capek harus terus menghindari orang-orang yang berkaitan dengannya di masa lalu. Tapi semesta memang suka bercanda pada hidupnya. Ketika dara ingin menghindar, justru segala hal jga di dekatkan. Tapi begitu dara ingin membuka

Ditengah kekalutan itu, ponsel dara yang berada diatas nakas samping tempat tidur berdering. Mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel, dara membuka aplikasi chat berwarna hijau. Dara menyerngitkan keningnya melihat banyak nya pesan yang masuk. Ya, Dara memang jarang membuka sosial medianya, tapi gadis itu aktif membaca cerita dari beberapa aplikasi novel yang sudah di unduh di ponselnya. Dan diantara pesan-pesan yang masuk, dara justru tertarik membuka pesan dari nomor yang tidak terdaftar di kontaknya.

+62821xxxx5312
"Sore dar, apa kabar?"

Begitu isi pesannya.

Tangannya bergetar dengan jantung semakin bertalu-talu. Dara mencoba menekan ikon profil nomor tersebut, tapi tidak ada nama.

Dara bukan sosok yang terkenal di sekolah, bila dibandingkan dengan viola dan amanda yang pandai di bidang akademik serta memiliki wajah cantik yang menarik. Jadi, Dara tidak berfikir bahwa pesan itu berasal dari salah satu penggemarnya.

Tapi jika boleh, Dara ingin mengatakan bahwa ia seperti mengenal sosok di balik pesan ini. Bukan berarti dara berharap banyak, hanya saja dara memang mengenali tulisan pesan ini.

Pelan tapi pasti dara segera menekan keyboard ponselnya untuk membalas pesan itu.

"Baik"

Adalah balasan pesan dari dara setelah perdebatan panjang dengan batinnya.

Sedikit cemas, menunggu balasan pesan dari seseorang yang bahkan dirinya tidak yakin apakah sosok itu adalah dia yang akhir-akhir ini memenuhi pikiran dara?

+62821xxxx5312

"Gue tahu ini semua salah gue dar, tapi plis gue mau minta maaf. Tolong
maafin gue."

Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang