Assalamu'alaikum, Teman-teman semua. Aku ucapin selamat membaca ya. Semoga kalian suka.Happy Reading
•••
Ujian akhir sekolah telah usai. Artinya, sekolah akan berlangsung seperti biasanya bagi anak kelas sepuluh dan kelas sebelas, sementara kelas dua belas akan libur karena sudah menyelesaikan pembelajaran terakhirnya.
Dara pun sudah kembali dari liburan nya di rumah nenek yang secara tidak sengaja mempertemukan nya dengan Farraz, hingga di beberapa waktu Dara menemani lelaki itu membawa adiknya jalan-jalan karena gadis itu yang meminta.
Sebentar lagi, ujian kenaikan kelas untuk anak kelas sepuluh dan sebelas juga akan dilaksanakan.
"Halooo guys!" ucap seseorang yang baru datang di dalam kelas.
Saat ini, kelas XI-IPA 1 baru datang sedikit. Biasanya hari-hari pertama sekolah, murid-murid memang terbiasa datang mepet waktu bel berbuyi, bahkan beberapa ada juga yang memilih tidak hadir.
Dara dan Amanda yang sudah berada di kelas sangat pagi hari ini, menjawab berbarengan. "Pagi juga Viola," Keduanya berucap berbarengan.
Deritan bunyi yang berasal dari gesek anatar kursi dan lantai pun terdengar. Viola mendudukan dirinya di bangku yang berada di depan Amanda dan Dara. Melepas ranselnya terlebih dahulu, Viola menghadap kedua sahabatnya, sudah pasti akan ada pembicaraan serius kali ini.
"Mana oleh-oleh?" tagih Viola dengan tangan yang sudah menadah.
Dara segera mengeluarkan dua paper bag dari dalam kaci mejanya. Menyerahkan diatas meja yang langsung disambut sangat baik oleh keduanya.
"Aaaa, tenciu Dara sayang. Umach." ucap Viola berlebihan.
Amanda meraup wajah Viola yang membuatnya jijik mendengar ucapan gadis itu. "Biasa aja," cibir nya.
Tentu saja Viola tidak senang. Matanya langsung menatap sinis Amanda. "Gak like banget gue orang kek Lo," kata nya sedikit merajut.
Dara pusing dengan keduanya. Ini masih pagi dan mereka sudah bertengkar saja. "Udah sih, ya Allah. Baru juga jumpa lagi setelah semingguan libur." ucap Dara menengahi.
"Denger tuh, Dara emang yang terbaik." sahut Viola sembari memeluk leher Dara. Amanda? Gadis itu hanya mendelik sinis.
"Dingin tih, Diri iming ying tirbiik." ledek nya.
Satu persatu anggota kelas mulai berdatangan. Tinggal beberapa kursi saja yang masih belum terisi, entah karena orangnya tidak datang atau karena memang belum datang.
Setelah itu bel masuk pun berbunyi.
🌻
Bel untuk istirahat baru saja berbunyi. Sedari pagi tadi, tidak ada satupun guru yang masuk ke kelas untuk membuka pembelajaran.
"Dar, mau ikut kita ke kantin, gak?" tanya Amanda yang sudah bersiap dengan Viola.
Dara nampak berpikir sebentar, "oke deh," ucapnya dengan kepala yang ikut mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT)
Genç Kurgu•CERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS• Perihal jatuh cinta, adalah waktu dimana semua hal menjadi indah. Saat dimana kita tak akan mendapati sisi buruk daripadanya. Tapi ternyata, jatuh cintapun akan jadi sangat menyakitkan. Karena ternyata...