Chapter_11

74 38 2
                                    


"Cita-cita ku setiap waktu selalu berubah. Dulu, ingin jadi abdi negara, sekarang ingin jadi kepala keluarga dan kamu ibu rumah tangga."

–Farraz–

•••

"Alisha jangan lari-lari!" Tegur Dara melihat Alisha berlari sedikit kencang.

Gadis itu menghampiri Alisha, dan mencoba menahan gerakannya yang lagi-lagi ingin berlari. "Alisha, nanti jatuh dek," tutur Dara lembut.

Bukannya marah, Alisha malah menatap Dara, gadis kecil itu terpesona. Matanya mengedip dengan lucu. Kemudian tangan kecilnya meraih tangan Dara. "Kakak ayo kita main lari-lari," ajak Alisha dengan wajah menggemaskan.

Dara mengelus rambut Alisha. "Kakak nggak bisa lari Alisha," kata Dara dengan wajah tidak enak, namun tetap mencoba memberi pengertian.

Seketika wajah gadis kecil itu nampak murung. "Yaah, kenapa?" tanya Alisha.

"Soalnya perut Kakak lagi sakit banget. Nanti kalau udah besar, Alisha juga akan tahu, kok." jelas Dara.

"Oh iya?"

Dara menganggukkan kepalanya, "iya." jawabnya.

Sudah tidak berlari, Dara dan Alisha hanya berjalan pelan mengelilingi taman dengan kedua tangan saling berpegangan. Alisha terlihat sangat senang, terbukti dari wajah nya yang berbinar-binar.

Alisha menunjuk kupu-kupu yang melintas di depannya. "Kak! Ada kupu-kupu." Telunjuk kecilnya menunjuk hewan cantik itu. Lalu melompat-lompat kecil.

Dara terkekeh gemas. Lalu tangan kanan nya mencubit gemas pipi Alisha, "ih kamu lucu banget." kata nya.

Alisha masih terfokus melihat kemana saja kupu-kupu itu akan terbang. "Kak, ayo kita kejar." pinta Alisha yang mendapat respon berupa gelengan kepala oleh Dara.

"No, no, no. Tadikan udah kakak bilang jangan lari," ujar Dara mengingatkan perjanjian mereka sebelumnya. Kemudian tangannya menarik lembut Alisha untuk duduk di rerumputan dekat dengan pohon yang bisa melindungi keduanya dari paparan sinar matahari. Padahal waktunya sudah lewat tengah hari, tapi sinar mentari tetap saja terasa menyengat.

"Ayok, kita duduk dulu," ajak Dara mengambil posisi lebih dulu.

Merasa tidak ada pilihan, Alisha kemudian mengikut. Gadis itu menatap wajah Dara cukup lama. "Kak Dara, cantik banget," celetuknya tiba-tiba. Tangan Dara yang sedang mengambil sesuatu di dalam ransel yang dibawanya pun terhenti sebentar.

"Ya ampun, kamu nih bisa banget gombal nya," jawab Dara yang kemudian terkekeh.

"Hihih, habis nya kakak cantik," ujar Alisha, kembali mengulang pernyataan yang sama seperti tidak punya kosa kata baru. Gadis itu terus saja mengulang kata cantik yang membuat Dara tertawa.

Tangannya terulur menyerahkan sesuatu yang baru diambil dari dalam tas, di hadapan Alisha. "Nih, kakak ada sesuatu buat Alisha." Tangannya mengulurkan susu kotak rasa strawberry yang memang sengaja dibawa.

"Waaah, raca, clawberry." Alisha bertepuk tangan. Menerima pemberian itu dengan wajah bahagia.

Sekali lagi, Dara dibuat tertawa dengan beberapa huruf yang masih belum sempurna diucapkan gadis kecil itu. "Iya, dihabisin ya." pesan Dara.

🌻

Farraz yang baru kembali dari mobil setelah mengambil beberapa barang bawaannya, seketika menghentikan langkah. Memperhatikan dua gadis berbeda usia yang terlihat begitu kompak.

Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang