Chapter_17

25 14 3
                                    

"Mobil-mobil apa yang bikin sakit? Mo-bilang sayang, tapi bukan siapa-siapa✌"

-Genggam yang Terlepas-

•••

"Assalamu'alaikum!" ucapan salam dari Dara saat memasuki rumah. Namun sampai gadis itu mendudukkan diri di ruang keluarga, belum ada yang menjawab salam nya. Padahal, pintu utama rumah belum di kunci saat dia masuk.

"Gak ada orang lagi, ya?" tanya Dara, ke dirinya sendiri.

Tidak mau terlalu memikirkan kemana orang-orang di rumah nya berada. Dara meletakkan tas selempangnya di atas meja kaca di depan sofa yang ia duduki. Kemudian meraih remot televisi dan mencoba mencari hiburan dari sana. Sayangnya, tidak ada yang menarik di matanya.

Tangannya kembali meraih tas selempang nya tadi, kemudian membuka resleting tas untuk mengambil ponselnya. Perlahan badannya di miringkan, lalu Dara sibuk memainkan ponsel. Saat ini, keadaannya terbalik, ada nya televisi yang menonton Dara yang sedang asik dengan ponsel nya.

Membuka galeri, dimana foto-foto mereka hari ini sudah di kirim oleh Amanda.

Dara memandangi foto itu satu-persatu, ini seperti reka adegan ketika mereka SMP, tapi bedanya dalam versi yang lebih dewasanya. Mungkin ketika itu, tubuh mereka masih kurus dan dekil. Namun sekarang, semuanya sudah nampak berbeda. Ternyata secepat itu waktu berlalu.

Rasa lelah karena seharian berada di luar rumah membuat Dara lemas. Ya, Dara termasuk dalam kategori introvert. Makanya itu kenapa Dara lebih senang berada di dalam kamarnya, dibanding harus berada di luar, diantara keramaian yang membuatnya kelelahan sendiri. Tapi kadang kala, tidak ada yang mampu mengerti itu semua. Terpaksa, Dara lah yang harus mengerti dirinya sendiri.

"Ya Alah kaget!" Teriak Mamanya saat ingin duduk di sofa yang berhadapan dengan Dara yang sedang tiduran.

Dara yang kaget pun segera terduduk. Gadis itu mengkerutkan kedua alisnya. "Mama habis darimana?" tanya Dara.

Sandra yang tadi kaget dengan keberadaan anak gadisnya pun sebisa mungkin menetralkan lagi mimik wajahnya. "Ya Allah dek, untung Mama nggak jantungan, loh." Bukannya membalas pertanyaan sang putri, ibu dua anak itu malah curhat.

Dara menatap Sandra tidak begitu minat. Kalian jangan bilang Dara tidak sopan ya, tapi Dara itu lebih tahu orang tuanya dari pada orang lain. Mamanya ini memang terkadang sering banget berdrama.

"Untung nya belum kan?" tanya Dara tidak sabaran.

"Alhamdulillah,"

"Mama belum jawab habis dari mana? Tadi Dara masuk ngucap salam gak ada yang jawab. Pintu luar tuh gak di kunci." beber Dara panjang lebar.

Sandra yang memang belum duduk sejak datang pun, akhirnya mendudukkan dirinya. "Aduh maaf atuh Dek, itu loh di sebelah ada tetangga baru. Jadi Mama habis dari sana bantu-bantu dikit. Soalnya tadi habis di kasih oleh-oleh sama mereka." jelas Sandra akhirnya.

Dara mendengus kecil, rupanya gadis itu masih bete karena tidak ada yang menyambutnya saat pulang. "Terus? Rumah nya udah beres semua belum?"

Sandra yang mengerti nada sarkas dari putri nya, akhirnya mendekat. "Ya Allah Dek, nggak boleh ngomong gitu ih sama orangtua. Pamali." Wanita paruh baya itu, mengelus kepala sang putri yang tertutup hijab  pasmina warna biru dongker. "Maafin Mama, ya?"

Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang