Chapter_19

26 15 0
                                    

Happy Reading

•••

Ting!

Bunyi notifikasi pesan terdengar nyaring saat mereka hanya asik makan tanpa berceloteh.

Dara segera mengecek ponselnya. Pesan masuk dari seseorang.

"Siapa?" tanya Amanda yang berada di sebelahnya.

"Enggak tahu." jawab Dara, sedikit berbohong.

"Oooh," balas Amanda pura-pura tidak peduli.

Farraz
Dara, gue boleh tanya sesuatu?

Dara hanya membaca saja pesan tersebut. Sebab dirinya tidak mau para sahabatnya salah paham. Ia tidak mau mengulang kesalah pahaman yang sama seperti dulu.

Selanjutnya mereka tetap diam sampai makanan di atas piring mereka masing-masing telah habis.

Setelahnya ke lima gadis itu berpindah duduk di ruang keluarga rumah Tera. Berbincang-bincang sebentar, bahkan beberapa kali ke limanya sedikit bernostalgia mengingat masa awal mereka bertemu. Tentu saja untuk Tera, adalah awal pertemuan pertama saat duduk di kelas yang sama. Sementara Amanda, Viola, Dara dan Dira, ke empatnya sudah lebih dulu bertemu dan pernah sekelas juga selama tiga tahun saat SMP.

"Eh, nggak terasa ya waktu berjalan cepat banget. Ini kita udah semester dua kan?" ujar Viola meminta sedikit tanggapan.

Semuanya mengangguk. "Iya, bentar lagi juga ujian." ucap Dira menanggapi.

"Padahal baru kemarin kita ketemu Tera yang manja nya minta ampun," celetuk Dara. Malah mengundang tawa yang lain.

"Ya Allah Dar, kok malah itu sih yang diingat?" bantah Tera tidak terima. Bibirnya maju ke depan, pura-pura ngambek, tentunya.

Seketika mereka tertawa. Benar-benar tawa yang tulus, sarat akan kebahagiaan.

Setelah sesi nostalgia berakhir, maka Viola, Amanda, Dara dan Dira pun segera pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Tera, makasih banyak ya udah di kasih makan gratis." ucap Amanda mewakili yang lain.

Tera mengibaskan tangannya di udara. "Alah, kayak sama siapa aja, lo pada."

"Tera mah suka gitu," Dara ikut menimpali.

"Iya sama-sama. Udah sana kalian pulang." usir Tera secara halus.

"Dira pulang nya gimana?" tanya Amanda saat mereka sudah berada di luar.

"Nggak tahu nih, dari tadi Mama nggak angkat telpon gue." balas Dira.

"Ikut kita aja, gimana?" ajak Amanda lagi.

Viola, Dara dan Tera memberi anggukkan agar Dira menerima tawaran itu. Tera sendiri, gadis itu tidak bisa berkendara, karena kedua orangtua nya melarang keras.

Lama menatap layar ponsel nya, Dira akhirnya mengangguk. "Yaudah deh, kayaknya Mama emang lagi sibuk."

"Oke. Ter, kami pulang dulu ya." ucap Viola yang duduk di samping Amanda yang menyetir.

Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang