"Aku adalah pengagum yang setiap saat tak lepas memandangmu. Namun, aku juga yang tidak kamu temukan dalam radar ingatanmu."
—Dara—
Hari ini kelas XI-IPA1 akan belajar diluar. Tiba-tiba bu friska selaku guru mata pelajaran mengajak mereka untuk belajar di luar. Beberapa anak nampak senang, namun ada juga beberapa yang terlihat tidak bersemangat. Hari ini, cuaca nya memang tidak begitu panas, tapi sedikit membuat gerah. Ya, biar bagaimanapun ini pelajaran di les ketiga dan keempat.Dara membetulkan hijab nya yang terlihat miring begitu ia berkaca dengan kaca kecil milik viola.
"Tiba-tiba banget si ibuk ngajak belajar di luar. Gue kan belum bawa sunscreen," dumel viola, sedikit tidak senang.
"Yaudah sih, lo kalau dibawah sinar matahari satu harian juga tuh kulit gak bakal hitam vi," Amanda membalas dumelan itu dengan kalem.
"Ya kali bisa gitu," balas viola tidak terima.
"Udah tenang aja vi, gue bawa kok." sahut dara, yang membuat wajah Viola sedikit berbinar.
"Tuh, ada kan udah ayok keluar." ujar amanda tidak sabaran.
Dara yang sudah siap dengan buku dan pulpen pun mengangguk.
"Tunggu!" seru Viola yang masih asik memakai sunscreen. Membuat dara dan amanda menghela nafas berat.
"Cepat elah, biar kita dapat tempat bagus," ujar amanda lagi.
"Oke-oke, ini udah mau siap. Tolong dong dar, man, bawain buku gue." balas viola tidak tahu diri, sambil meratakan sunscreen itu di seluruh wajahnya dengan tangan kanan, dan tangan kirinya memegang kaca.
"Ck, pengen gue tendang pantatnya." Amanda berdecak.
Dara memegang bahu sahabatnya agar sabar, dengan senyum tertahan.
🌻
Pelajaran fisika sudah hampir usai. Disaat yang bersamaan para anak basket turun ke lapangan. Sehingga penjelasan bu friska sudah tidak lagi begitu didengarkan. Mereka, terlebih para anak cewek benar-benar memusatkan matanya ke arah perkumpulan anak basket tersebut.
"Wah, eh lihat ada bang kevin!" Viola menjerit heboh. Sehingga amanda reflek menutup mulut gadis itu.
"Toa banget suara lo." Hardiknya pada viola.
Dara tidak begitu mendengar mereka. Tiba-tiba perasaannya campur aduk.
Hanya dengan mendengar nama klub basket saja, dadanya berdebar. Tentu saja, di sana ada seseorang yang pernah masuk ke dalam hatinya. Dara takut, perasaan itu akan kembali hadir begitu melihatnya.Pada akhirnya, Dara hanya mampu menundukkan kepala agar tidak mencari tahu posisi laki-laki itu.
"Dara, lihat ada farraz di depan. Ya Allah, ganteng banget ya dar." Tapi sepertinya dara memang tidak ditakdirkan untuk tidak peduli pada satu nama itu. Ucapan vera-teman sekelasnya rupanya mampu mempengaruhi nya.
Seketika Viola dan amanda saling menyikut. Takut sahabatnya bersedih.
"Ver, jangan gitulah." Tegur viola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genggam yang Terlepas (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction•CERITA INI MURNI HASIL IMAJINASI PENULIS• Perihal jatuh cinta, adalah waktu dimana semua hal menjadi indah. Saat dimana kita tak akan mendapati sisi buruk daripadanya. Tapi ternyata, jatuh cintapun akan jadi sangat menyakitkan. Karena ternyata...