0.12

110 10 1
                                    



           Gumapalan-gumpalan awan hitam yang tersebar di beberapa titik memenuhi cakrawala sore itu. Hawa dingin khas mendung terasa sejuk menyelimuti tiap-tiap raga yang berpendar dijalanan. Sepertinya hari ini akan turun hujan. Seolah belum puas mengguyur ibukota tadi malam. Kubangan air di beberapa titik jalan yang berlubang bahkan belum terlihat surut namun nampakya langit mendung diatas sana tidak memperdulikan hal itu.

Hugo berjalan kaki sambil membawa motornya yang mogok. Pemuda itu baru saja selesai menemui psikiater pribadinya. Selesai berkonsultasi mengenai masalah mental yang dimilikinya Hugo segera bergegas untuk pulang kerumah karena sebentar lagi hari hendak hujan. Namun ditengah jalan motor yang dikendarainya itu mogok. Hugo berusaha beberapa kali menstater motornya namun percuma, motor itu tak mau hidup.

Tak kehabisan akal pemuda itu kembali mencoba mengengkol motornya dengan seluruh tenaga yang ia miliki berharap motor itu bisa segera untuk dinaiki. Hampir berhasil memang, namun saat ia naik ke atas jok motor dan bersiap untuk menarik gas, mesin motornya kembali mati. Hal itu lantas membuat Hugo semakin kesal. Sangat disayangkan, dirinya memang tidak tau banyak tentang mesin. Tidak ada cara lain, ia harus cepat-cepat membawa motornya ke bengkel sebelum hujan.

Pemuda itu menengadahkan kepala melihat langit yang semakin menghitam. Tak ayal hal itu membuatnya cukup panik lantaran gerimis yang mulai turun membasahi kepalanya. Sudah sejauh ini ia melangkah sambil menuntun motornya namun belum juga menemui satu bengkel pun yang masih buka. Hugo melihat arlojinya, waktu menujukan pukul empat sore. Seharusnya di jam itu masih ada bengkel buka mengingat bengkel biasanya akan tutup menjelang petang.


           Pemuda itu sudah hampir menyerah, namun saat kedua netranya menangkap sebuah bengkel yang masih buka di ujung jalan membuatnya merasa lega. Ia bersyukur tidak jadi pulang berjalan kaki atau menaiki angkutan umum. Padahal jika ia mau bisa saja dirinya menghubungi supir pribadinya untuk menjemput. Tapi karena anak itu tidak suka merepotkan orang lain ia sanggup berjalan kaki sambil menuntun motornya yang mogok demi mencari bengkel terdekat.

Pemuda itu melangkah lebih cepat menuju bengkel untuk menghindari gerimis yang semakin lama menjelma menjadi hujan. Sesampainya disana benar saja bengkel itu lumayan ramai dengan orang-orang yang mengantri atau bahkan sedang meneduh. Melihat pemuda itu hanya diam mengamati suasana bengkel yang ramai, Seseorang menghampirinya untuk menanyakan keluhan pemuda tersebut.

"motornya kenapa dek?"

"gak tau bang tiba-tiba mogok dijalan gak bisa di stater"

"udah coba di engkol?"

"udah, tapi tetep gak bisa"

Setelah mengatakan hal itu laki-laki tersebut memanggil salah seorang pegawainya untuk menghampiri mereka.

"Damian mana, tolong panggilin suruh kesini"

Mendengar sebuah nama yang tidak asing tersebut Hugo merasa sedikit dejavu, ingatannya langsung tertuju kepada sosok adik kelasnya yang sering membuatya kesal akhir-akhir ini Damian yang dimaksud bukan Damian yang itu kan?. Lagi pula mana mungkin pemuda itu berada disini. Damian itu kaya, Orang tuanya merupakan pengusaha batu bara yang sangat terkenal di kota mereka, jadi mustahil jika pemuda itu berada di tempat ini.

"kenapa bang?"

Lamunan itu buyar saat sebuah suara familiar menyapa indra pendengarannya, tatapan keduanya bertemu raut terkejut itu tidak bisa lagi disembunyikan.

"tolong dong cek motor adek ini katanya gak bisa di stater, gue masih banyak kerjaan"

"siap bang"

setelah menepuk bahu pemuda itu, si lelaki yang merupakan rekan kerja Damian meninggalkan mereka berdua dalam sebuah rasa keterkejutan, namun masing-masing dari mereka berdua memilih bungkam menciptakan suasana hening yang tidak biasa. Hugo masih tidak percaya mendapati pemuda itu berada disini. Sosok pemuda yang berdiri di hadapannya saat ini adalah benar-benar Damian yang itu. Ia hanya melemparkan senyum miring menatap kakak kelasnya itu yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

AsmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang