Di tempat pemakaman umum terlihat dua gunduk tanah merah yang masih terlihat baru karena belum lama ada dua jenazah di kuburkan di sana.
Di samping kuburan dengan batu nisan bertuliskan 'Cahya Binti Raden Kusumo' terdapat seorang pria dengan pakaian hitam khas orang pelayat.
Wajahnya terlihat lusuh dan lelah dengan mata merah karena terus menangis.
Nama pria itu Demian, hanya Demian tidak ada nama kepanjangan lain. Pria yang baru saja ditinggal pergi oleh dua orang tercintanya. Sang Istri Cahya dan Putranya Abil Febrian, dua orang yang dia sayangi meninggal dalam kecelakaan tabrak lari.
Sang istri meninggal di tempat sedangkan sang Putra meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
Saat itu Istrinya sedang menjemput Putranya pulang sekolah sedangkan dia berada di rumah membuatkan makan siang.
Lama menunggu kedatangan Istri dan anaknya hingga panggilan dari pihak Rumah Sakit menelponnya dan mengatakan jika Istri dan Putranya meninggal karena tabrak lari oleh mobil box.
Detik itu juga Demian terdiam seperti orang linglung sebelum akhirnya air matanya mengalir deras dan dia bergegas menuju Rumah Sakit.
Saat sampai di lokasi Demian memasuki kamar mayat melihat tubuh istrinya hanya tinggal setengah bagian atas sedangkan bagian bawah hancur karena terlindas ban mobil.
Demian menangis dan meraung-raung tak terima akan kondisi sang istri tercinta, memeluk tubuh istrinya sampai merasa puas lalu berpindah ke brankar satunya tempat Putranya.
Melihat anaknya yang dulunya selalu tersenyum ceria dan memanggilnya Papa kini melihat wajah ceria itu menjadi pucat dengan banyak goresan luka diwajah imut tersebut, dan bibir kecil itu kini tertutup rapat tanpa bisa mengeluarkan suara imut ketika memanggilnya.
Demian memeluk Putranya, membawa tubuh kecil itu dalam gendongannya dan memeluk erat sambil menangis dan meracau kenapa harus Istri dan Putranya yang mengalami kejadian tersebut.
Demian sangat menyayangi Putranya, dia dan Istrinya harus menunggu 9 tahun lamanya demi mendapatkan anak. Mereka bertiga merupakan keluarga yang sangat bahagia meskipun hidup dengan sederhana tanpa sanak saudara.
Dan sekarang bukan hanya Istrinya yang pergi tetapi juga Putranya, meninggalkan dirinya sendirian.
Demian mengusap batu nisan sang Istri, dia ingin menangis tapi air matanya sudah tidak bisa keluar lagi.
"Seharusnya kamu mendengarkan perkataan ku saat itu yang ingin menjemput Putra kita, tapi kamu malah menyuruh ku membuatkan makan siang. Jika saja kamu mendengarkan ucapan ku mungkin saat ini kita bertiga masih bisa bersama."
"Dan lihat sekarang, kalian berdua tidur tenang sedangkan aku sendirian disini. Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku tanpa kehadiran kalian berdua?"
"Kamu tahu kan aku ini pria pengecut, cengeng, dan mudah overthinking. Dari dulu juga sudah mau bunuh diri tapi kamu malah nyelamatin aku dan berakhir kita menjadi pasangan suami istri. Aneh ya?"
"Kamu itu wanita aneh tapi karena kamu juga aku bisa berubah jadi pria yang berani dan tegas, aku juga bisa ngerasain gimana jadi seorang Ayah, semua itu karena kamu. Karena sekarang kamu dan Putra kita sudah gak ada di dunia ini, untuk apa aku harus melanjutkan hidupku lagi."
"Jadi..."
Demian mengambil botol kecil berisi cairan dari saku celananya.
Ia tersenyum kecil menatap bergantian makam Istri dan anaknya.
"Maaf ya aku kembali jadi diriku dulu yang pengecut, aku gak bisa hidup sendirian di sini, aku ingin menyusul kalian. Aku tahu setelah aku meminum ini aku gak mungkin bisa bertemu kalian berdua. Tapi, meski begitu aku sangat berharap Tuhan memberikan belas kasihnya satu kali lagi kepadaku meskipun hanya sekecil butiran pasir."
Demian membuka tutup botol cairan tersebut, menatap sesaat dan bergumam, "Berikan aku kesempatan terakhir untuk bahagia." lalu meminum habis cairan itu.
Tidak sampai 10 detik tubuhnya terjatuh di makam sang Istri, mulutnya mengeluarkan busa putih dan hidung, mata, serta lubang telinga nya mengeluarkan darah.
Detik itu juga kematian merenggut jiwanya, meninggalkan tubuhnya di dunia tersebut dengan harapan besar dapat bertemu kembali sang Istri dan Putranya.
TBC
Demian: Ya begitulah akhir hidupku, sekian terima gaji🙇
Publish: 01-03-2024
Revisi: 01-09-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING A FATHER (Slow Update)
Short StoryDemian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan harapan bisa kembali bersama Istri dan anaknya. Namun takdir mempermainkannya, Demian memasuk...