Lorenzo dan Clifford turun ke lantai bawah dan melihat ruangan sepih tanpa penghuni hanya terlihat Ernesti yang berdiri di sudut dapur entah apa yang dilakukan pria tua itu.
"Di mana yang lain?" Tanya Clifford pada kepala pelayan mendekat setelah melihat mereka berdua.
"Tuan dan Nona pergi ke mall 1 jam 15 menit yang lalu." Jawab Ernesti melihat jam saku memastikan sudah berapa lama majikannya itu pergi.
Ting!
Clifford mengambil ponselnya dari saku jas dan melihat pesan yang baru saja dia terima dari nomor yang dia kenal.
"Demi-mu aku culik! Jika menginginkannya kembali, ambil sendiri ke sini😋"
Pesan yang tertera lengkap dengan foto Demian yang nyenyak tidur atau mungkin pingsan di kasur membuat Clifford seketika marah dan membanting ponselnya hingga rusak.
PRAKK
Lorenzo menaikkan alisnya bingung melihat kemarahan Putranya itu, dia tebak penyebabnya pasti karena Demian.
"What's wrong, son?" Tanya Lorenzo tak berniat ingin menenangkan anaknya itu.
"Bajingan Claire mengambil, Demi-ku!"
Lorenzo menghela nafas mendengar jawaban tersebut. Lihat, benar bukan dugaannya?
"Tidak perlu mengamuk, Claire juga merindukan Abang nya, apa salahnya?" Clifford menatap tajam Lorenzo.
"Apa salahnya? SALAHNYA ITU KARENA MENGAMBIL APA YANG TELAH MENJADI MILIKKU!! Aku tidak akan membiarkan siapapun mencuri Demi-ku dari aku, because he's mine! And forever will be mine!"
Clifford melangkah meninggalkan Lorenzo dengan penuh amarah.
Sementara Lorenzo menghela nafas lelah, "Sepertinya ini karma ku karena telah memperlakukan anak dan istri dengan buruk."
Lorenzo menyusul Clifford, dia tidak ingin hal buruk terjadi pada Putra bungsunya.
****
Sementara di mall, Demian, Oliver dan anak-anak mereka kini berada di salah satu tempat makan yang ada di sana.
Ya pada akhirnya mereka berjalan bersama, belanja bersama, dan makan bersama, semua itu karena paksaan Demian. Oliver sebenarnya ogah banget dekat dengan Demian tapi jika di tolak tawaran Demian, pria tak ingat usia itu akan membuatnya malu dengan berbagai cara hingga menjadi perhatian pengunjung mall.
Jadi, Oliver memilih menurut saja, mana cucu nya nempel terus dengan Demian. Biasanya Cucu nya itu cuek bebek sama orang lain tapi setelah melihat Demian jadi lengket, Demian di kira Mama nya.
"Olip, ambil bentar cucu mu, aku mau pipis udah gak tahan!" Oliver menatap kesal Demian, kini nama panggilannya berganti dari 'Daddy nya Mourice' menjadi 'Olip'.
Seperkian detik kemudian ekspresi Oliver berganti, dia tersenyum senang melihat Demian yang duduknya gelisah. Nikmat juga melihat raut tersiksa Demian yang menahan ingin kencing.
"Olip! Aku lempar juga cucu mu, ya?! Pliss Olip, gak lucu kalo aku pipis di celana!"
Sebenarnya Oliver masih ingin mengerjai pria itu anggap saja sebagai balas dendam nya, namun dia urungkan setelah melihat Judas yang duduk di samping Demian kini mengangkat pisau makan dan mengarahkan ke lehernya membuat gerakan memotong leher sambil menatapnya tajam.
Dengan senang hati mengambil kembali cucu nya agar aman. Eh, si kecil yang gak mau lepas.
"No Momma!" Cucu nya Oliver bernama Claude mencengkeram kemeja Demian dengan kuat.
Demian melepaskan cengkeraman jemari mungil tersebut, dia sudah tidak tahan lagi.
"Momma ke toilet sebentar ya gak sampai 10 menit, janji!" Demian langsung berlari secepat mungkin.
"No Momma, but Uncle, okay?"
"Momma!" Oliver menghela nafas lelah, maklum saja efek gak punya Ibu. Ibu nya Claude meninggal setelah melahirkan anaknya.
Sedangkan bungsu nya Demian menatap balita kecil itu dengan cemberut hingga bibir mungilnya maju beberapa centi. Nabil kesal Papa nya di ambil alih oleh buntalan daging itu.
****
Demian menghela nafas lega setelah menuntaskan hasrat buang air kecilnya, kini mencuci tangannya di wastafel sambil bersenandung kecil tanpa menyadari jika ada sosok yang menatapnya dan melihat sekitar memastikan.
Ketika Demian mendongak menatap cermin kedua netra nya melebar ketika sapu tangan yang diberi obat menutupi mulut dan hidungnya.
Aroma menyengat memenuhi indera penciumannya, mata Demian mulai lelah, sebelum sepenuhnya menutup Demian melihat bayangan asing tersebut yang tersenyum gembira padanya.
"Long time no see you, brother!"
Demian memaki pria dalam hatinya, orang gila dari mana lagi yang satu ini?!
****
"Papa kok lama ya, bang? Bisik Ange pada Judas yang terus menatap ponselnya dengan kening berkerut.
"Shit! Ange, bawa adik-adikmu pulang." Judas bangkit dari duduknya dan bergegas pergi.
"Abang mau ke mana?!"
"Menjemput Papa dari orang gila yang lain!!" Teriak Judas tanpa menghentikan langkah lebarnya.
"Bukannya dia yang gila, ya?" Gumam Ange pelan.
Judas berlari tak menghiraukan pekikan dari orang yang tidak sengaja dia tabrak, memasuki pintu darurat dengan mata sesekali melihat ponselnya mengikuti titik merah yang terus berjalan.
Judas telah memasangkan GPS di semua pakaian Demian bahkan di benda yang biasanya Demian bawa, seperti ponsel, jam tangan, juga dompet, bahkan di sepatu, tentunya tanpa sepengetahuan Demian.
Judas memasang GPS tersebut setelah melihat perubahan Demian yang menurutnya menjadi bodoh dan tidak peka dengan sekitar.
Saat tiba di basement area parkir mobil, Judas melihat Papa nya di bawa masuk ke dalam mobil oleh sosok yang dia kenal.
"Paman Claire?"
Claire menoleh mendengar namanya dipanggil, "Halo ponakan! Paman pinjam sebentar ya Papa mu, buat bahan gelut sama Carles eh maksudnya Cliff. See you~"
Claire menginjak gas mobil hingga melaju cepat dan meninggalkan asap serta jejak ban.
"Crazy family!"
TBC
Hehe😄
Orang gila nya nambah 1.
Next chapter beneran hari Sabtu, serius gak nipu lagi (人 •͈ᴗ•͈)
Publish: 25-09-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING A FATHER (Slow Update)
Short StoryDemian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan harapan bisa kembali bersama Istri dan anaknya. Namun takdir mempermainkannya, Demian memasuk...