Setelah sarapan pagi yang berakhir sunyi dan canggung, kini Demian di eksekusi--maksudnya di interogasi oleh Lorenzo dan Clifford yang tak melepaskan tatapan mereka dari Demian yang terlihat gelisah dan gugup.
Demian di dudukan di sofa single yang berada di kamar Clifford. Ya, Demian di bawa paksa oleh Clifford setelah Demian selesai makan.
Lorenzo dan Clifford berdiri di hadapan Demian dengan aura mendominasi hingga Demian merasa ingin menangis saking takutnya.
Ingatkan kalo sifat Demian itu pengecut, penakut, mood gampang naik turun, berseteru dengan pria lain pun tak pernah karena hatinya itu lemah lembut kayak hati perempuan.
Kini dihadapkan oleh 2 pria sedikit(?) gak awas, gimana Demian gak ketakutan?
"Demi~ jelaskan soal Carles yang kau sebutkan sebelumnya, Abang ingin tahu~"
Clifford memutar-mutar sebagian kecil rambut Demian dengan jari telunjuknya, senyum khasnya hilang entah kemana hal itulah yang membuat Demian takut, lebih baik dia melihat Clifford tersenyum dibanding seperti sekarang ini.
"Carles, yang kau maksud itu Abang mu yang sudah mati atau Carles yang lain?" Lorenzo mencengkeram wajah Demian agar anaknya itu menatap matanya hingga Lorenzo bisa melihat raut ekspresi yang Demian buat.
Netra Demian melirik sekitar berusaha mencari jawaban acak dan berhenti ketika melihat Carles sedang duduk di ranjang sambil melambaikan tangannya dan tersenyum menggoda pada Demian.
"Carles." Demian reflek menunjuk si arwah yang membuat kedua pria lain dengan cepat menoleh ke tempat yang ditunjuknya namun percuma mereka tidak melihat siapa pun di sana.
"Dia ada di sini?" Tanya Clifford yang dibalas anggukan kepala Demian.
"Heh~"
"Apa Carles, mengatakan sesuatu yang aneh kepadamu?" Kali ini Lorenzo yang bertanya.
"Y-yang aneh seperti apa?"
Lorenzo diam sebelum menjawab, "Sepertinya dia belum mengatakan apapun tentang bagaimana dia mati dan siapa dia sebenarnya, dia tidak mengatakan itu, bukan?" Demian menggeleng.
"Dia tidak ingin Demi, mengetahui fakta sebenarnya~" Clifford terkekeh kemudian melangkah menuju ranjang dan duduk di pinggir ranjang.
"Dia ada dimana?"
"Disebelah kiri mu... Oh, dia terlihat marah? Dan dia memukul kepalamu."
"Lucunya~ kasihan ya masih muda sudah menjadi arwah gentayangan~"
Demian menatap kasihan Carles, dilihat-lihat wajah Carles memang masih muda sekitar usia 20-an pantas saja Clifford mengejek Carles dengan kata-kata itu.
"Demi, kau bisa keluar."
Dengan senang hati Demian menyetujui ucapan Lorenzo dan langsung berlari dari ruangan itu.
Setelah kepergian Demian, Clifford menoleh ke kiri seolah menatap sosok Carles meskipun tidak bisa dia lihat.
"Teruslah menjadi Carles, maka tubuh mu akan baik-baik saja di ruangan itu~ ini pembalasan atas semua yang kau lakukan kepada ku dulu."
****
Demian menghela nafas lega setelah keluar dari kamar Clifford.
Bergegas menuju anak-anaknya yang masih duduk di sofa ruang keluarga."Siapa yang mau ikut ke mall?!" Demian bertanya dengan semangat sambil mengangkat tangannya.
Kelima anaknya mengangkat tangan meskipun Athanasia ogah-ogahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING A FATHER (Slow Update)
Short StoryDemian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan harapan bisa kembali bersama Istri dan anaknya. Namun takdir mempermainkannya, Demian memasuk...