Chapter 3

11K 1K 37
                                    

Demian Sargas Cassiopeia mempunyai 3 Putra dan 2 Putri. Putra sulung atau anak pertamanya bernama Judas Kaylee Cassiopeia di usianya yang masih muda 26 tahun Judas memiliki perusahaan sendiri yang berjalan di bidang elektronik, Judas anak dari Istri pertama Demian yang bernama Claudia. Fitur wajah Judas sangat mirip dengan Demian yang membedakan hanya warna rambut, mata, dan ketegasan wajahnya.

Anak kedua yaitu Putri sulung bernama Ange Cassiopeia usianya 23 tahun, saat ini Ange tengah menggeluti dunia modeling. Ange juga anak dari Claudia, fitur wajahnya lebih mirip Claudia namun matanya mewarisi mata Ruby Demian. 

Anak ketiga dan keempat adalah kembar sepasang, Anasthasia Cassiopeia dan Athanasia Ethio Cassiopeia, si kembar saat ini berusia 17 tahun, Anasthasia lebih tua 15 menit dari Athanasia, baik dari segi visual maupun sifat Anasthasia sangat mirip dengan Bundanya, Cahaya, Istri kedua Demian. Sedangkan visual Athanasia perpaduan antara Demian dan Cahaya, tapi rambutnya mewarisi rambut Demian. Karena Athanasia tidak menyukai Demian jadi dia mewarnai rambutnya menjadi hitam dan berkata 'rambut putih itu sangat aneh ditambah mata merah dipikir vampir!?'

Dan anak terakhir bernama Nabil Yarsa Cassiopeia, umurnya 9 tahun, harta peninggalan terakhir dari Cahaya, wajahnya mirip dengan Cahaya tapi rambut putihnya milik Demian dan matanya termasuk spesial, kanan warna hitam dan kiri setengah hitam Ruby.

Itulah nama kelima Putra dan Putri Demian, nama mereka memiliki arti yang sangat bermakna namun sayangnya Demian asli tidak ikut andil dalam memberikan nama untuk anak-anaknya.

Dalam artian Demian asli hanya bertugas membuat anak, soal memberikan nama untuk anak-anaknya itu bukan urusannya.

Aku ingatkan sekali lagi, kewajiban Demian asli menurutnya hanya menghasilkan uang yang banyak, menikah, mempunyai anak, dan menafkahi keluarga. Hanya itu saja kewajibannya, selain dari 4 hal tersebut Demian tidak peduli. 

Kata-kata mutiara apa yang cocok diberikan untuk Demian asli?

Tapi, dibalik sifat brengsek tak jelasnya itu ada satu sifat yang sedikitttt baik dari Demian asli, dia tidak pernah melayangkan tangannya kepada anak-anaknya. Dari anak pertama sampai terakhir tidak pernah mendapatkan kekerasan dari Demian.

Agak bersyukur sih Demian asli tidak menjadi pria ringan tangan di saat masa kecilnya saja penuh tekanan dan kekerasan dari Ayahnya. 

Kembali lagi ke waktu sebelumnya.

Saat ini Demian dan yang lain berada di ruang keluarga, setelah siang hari tadi bertemu dengan dua anak kembar Demian, dia tidak terlalu merespon si kembar karena melihat tatapan Athanasia yang sangat membencinya.

Demian bahkan sempat berpikir kenapa Athanasia menatapnya penuh benci seperti itu. Dan setelah dia kembali menuju kamarnya bersama Putra kecilnya lalu berhadapan dengan cermin barulah Demian tersadar kembali dari kenyataan.

Kenyataan jika jiwanya memasuki tubuh lain, jadi Demian harus membiasakan dengan tubuhnya yang sekarang. Ditambah dia masih belum mendapatkan ingatan dari sang pemilik tubuh ini.

Demian berdiam diri di dalam kamarnya bersama Nabil hingga menunggu waktu malam barulah dia keluar.

Setelah turun ke bawah lagi Demian melihat si kembar dan teman-temannya masih berada di ruang keluarga, entah apa yang dibahas para remaja tersebut sampai tertawa keras seperti monyet lepas kandang. Dan juga mereka tidak mau pulang ke rumah masing-masing?

Sementara teman-temannya si kembar melihat kedatangan Demian mereka langsung berhenti tertawa dan mendadak diam, mengalihkan perhatian dengan menonton tv Disney Frozen.

Demian mendengus kesal, semenyeramkan itukah Demian? Di lihat-lihat mukanya ganteng kok, meskipun minus akhlak.

Demian berjalan menuju mereka lalu berhenti di depan si kembar, mendudukkan Nabil di samping Anasthasia.

"Temenin Adek, Papa mau masak makan malam." Anasthasia mengangguk kaku dan memangku adiknya.

"Nabil, mau lihat Papa masak lagi." Menahan jemari tangan Demian dengan tampang melas.

Demian menutup matanya terlampau silau melihat ekspresi melas Putra kecilnya, "Sama Kakak kembar aja, Papa cuma masak nasi goreng bentar kok."

"Kalian juga makan disini, kan?" Demian menatap tiga teman si kembar, sedikit bingung seingatnya tadi siang ada 4, mungkin sudah pulang satunya.

"E-eh, gak perlu repot-repot om, makasih."

"Sudah jangan malu-malu kucing, tadi siang aja kalian makan kayak kuda lumping kesurupan, Om lihat dari lantai atas. Sudah ya, Om ke dapur dulu." Demian nyerocos semaunya tanpa memberikan mereka bicara lagi lalu melangkah menuju dapur.

Melihat kepergian Demian, Athanasia memutar tubuh adik kecilnya untuk menatapnya dan melihat dengan teliti tubuh kecil tersebut mencari apakah ada luka atau bekas kekerasan dari Demian, meskipun Demian tidak pernah menyakiti mereka, hanya untuk memastikan saja.

"Adek gak di sakiti pak tua itu kan?" Tanyanya.

"Papa gak pernah nyakitin Nabil."

"Kenapa bisa adek sama dia?" Kali ini Anasthasia bertanya.

"Nabil iseng aja mau lewat depan kamar Papa karena kangen lihat wajah Papa dan kebetulan pintu kamar Papa terbuka terus dengar suara orang nangis pas Nabil intip ternyata Papa nangis ada Om Andi juga disitu Nabil gak sengaja manggil Papa dan berakhir Papa makin kencang nangisnya sambil peluk Nabil Papa selalu ngomong 'Putra kecilku masih hidup Abil-ku masih hidup' Padahal Nabil baik-baik aja Nabil bingung ditambah Papa gak berhenti nangis setelah perut Nabil bunyi keroncongan baru deh Papa berhenti nangis terus masakin  makanan enak makanan tadi siang itu Papa yang masak enak kan?! Papa jago banget masaknya udah kayak chef Kakek Er juga bantuin potong sayuran tapi anehnya Papa gak kenal sama Kakek Er tadi juga di kamar Papa nanya nama Kakak dan Abang Papa bilang lupa nama kalian tapi inget nama Nabil meskipun dipanggil Abil sih tapi Nabil suka hmph--"

"Oke stop dek." Anasthasia menutup mulut kecil adiknya yang nyerocos tanpa jeda.

"Pelan-pelan jelasinnya"

"Adek kalian berbakat jadi rapper deh"

Nabil terkekeh malu namun tak ayal wajahnya terlihat bahagia, "Hehehe maaf Abang, Kakak, soalnya Nabil bahagia banget Papa mau bicara terus peluk Nabil juga."

"Bahagia banget ya Papa peluk?" Demian kembali setelah selesai membuat makanan. Cepet banget bjir.

"Papa!"

"Sini Papa gendong." Dengan senang hati Nabil memberikan tubuhnya untuk digendong dan memeluk leher Papanya sambil tersenyum cerah.

"Ayo ke meja makan sekarang, keburu nasinya dingin nanti." Ucap Demian.

"Oh iya, nama kalian bertiga siapa?" Tanya Demian.

"Gu-- saya Aldo Om, kalo yang ini Aldi kembaran saya beda 5 menit je." Pemuda tampan dengan ekspresi tengil lebih dulu menjawab lalu menunjuk teman di sampingnya. 

"Sembarangan! Saya Aldi Om bukan kembaran dia meskipun muka dan nama hampir mirip tapi pabrik produksi saya sama dia 100% beda." Pemuda tampan yang mukanya hampir mirip dengan Aldo.

"Yang diem aja ini namanya Arthur, orangnya memang pendiem Om jadi harap maklum aja kalo mulut teman saya satu ini jarang ke buka."

Demian melirik Arthur, sekali dilihat wajah Arthur memang tampan seperti protagonis cerita novel.

"Lucu juga ya kamu." Demian tertawa pelan melihat tingkah lucu teman anak kembarnya ini.

"Jangan puji saya Om nanti besar kepala."

"Nama teman satunya lagi yang udah pulang duluan, siapa?" Tanya Demian penasaran.

"Teman satu lagi? Gak ada Om, kami cuma bertiga." Mereka mengerutkan alis bingung.

"Eh?"

"Eh?"

"Oh, Om salah lihat mungkin. Ya udah ayo makan."












TBC

Publish: 15-03-2024
Revisi: 02-09-2024

BECOMING A FATHER (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang