Bab 7 : DINNER

12 6 0
                                    

Ia tidak mau membuang-buang makanan. Ia mengambil makanan pagi tadi, ia memanaskan makanan itu. Zira banyak belajar darinya.

Beberapa saat mereka selesai makan, mereka saling menanyakan kabar gembira dan buruk.

"Anyway sekarang lu dan nyokap, bokap lu udah baikan? Gimana ceritanya? Kok bisa"

"Hmm.. Nyokap bokap gue udah pisah sehari lalu" jawab Amyra.

Awal mereka berteman dan berkenalan sejak kelas 1 SD, Zira
Sering mendengarkan keributan ibu dan Ayah Amyra saat berada di rumah Amyra. Ia selalu menduga-duga hal itu.

Ia yakin pasti ada kejadian hebat sampai Ibu, Ayah Amyra berpisah. bagaimana dengan Amyra, pasti ia sangat sakit dan syok.

"You know.. Mereka sudah tidak cocok dari awal, gue udah gak bisa berkata-kata" ucap Amyra.

Wajah Amyra datar, Zira tau kalo Amyra sudah biasa akan semua menimpanya. Ia mendengarkan Amyra hingga selesai, namun bukan Amyra yang menangis akan hal itu, melainkan diri-Nya. Cukup panjang Amyra menceritakan kesedihan nya.

Sampai akhirnya saat selesai bercerita, Zira pun menghiburnya.

Waktu yang cukup lama, hingga 4 jam mereka bercerita. Langit pun terlihat gelap.

Zira sudah beberapa kali menginap di rumah Amyra dan begitu sebaliknya, di karenakan Ibu Amyra sampai saat ini belum pulang. Mereka ingin bersenang-senang di hari pertama mereka bertemu kembali.

Di hari ini Zira ingin keluar dengan Amyra ke suatu tempat, yang membuat pikiran mereka tenang.

"Ira, gimana kalo kita pergi jalan jalan? Hmm.. Udah baikan sakitnya? Kalo belum, besok aja"

"Udah, tapi gue mager rasanya keluar" jawab Amyra.

"Please, gue pengen keluar jalan jalan, ayo donk!" mohon Zira.

Zira memujuk Amyra, mengasih gambaran kalau mereka pergi keluar.

"Hmm.."

"Ayo dong, please.." mohon Zira.

"Mau sih, tapi sekitar jam 8 malam ya.. Kalo sekarang rasanya masih males" ucap Amyra.

Zira mengiyakan dan berlompat lompat di kasur Amyra kegirangan.

Waktu pukul 19.45

Bersiap-siap untuk pergi.

Zira mengendarai mobil ia dengan sangat cepat, kali ini mereka ingin pergi ke restoran, namun belum tau restoran apa yang ingin mereka datangin.

"Lu mau gak.. Restoran yang sepi tapi aesthetic?" tanya Zira.

"Boleh, emang mau yang dimana?" tanya Amyra.

"Hmm di 'Males & resto', katanya sepi, but.. gua pengen di 'Zodiac Baresto' itu katanya enak si, maybe banyak yang kesana" ucap Zira.

"I know.. No problem" ucap Amyra.

Sesampainya mereka di sana. Tempat yang cukup ramai.
Memilih tempat duduk yang cocok buat mereka, hanya beberapa menit langsung dilayani oleh pelayan di sana, memberi pilihan menunya.

"Oh thank you. Gue milih buat lu, lu milih buat gue ya!" Ucap Amyra.

"Okay.."

Bingung makanan apa yang akan ia pilih buat Amyra. 'Oh i know', Ia akhirnya tau. Zira memilih makanan yang sekiranya pasti Amyra suka, ia melihat Amyra, kemudian tersenyum.

Dengan menu yang mereka pesan semaunya. Sembari menunggu pesanannya, mereka berfoto bersama umumnya remaja.

Di sisi Ervin.

Saat malam ini ia sedang sibuk bersiap untuk acara dinner bersama teman lama ia.

Sehabis ia mandi, ia memilih pakaian yang mau ia pakai malam ini, Menyemprotkan parfum di tubuh nya. Ia bergegas menuju garasi mobil ia.

"What.. Kunci gua gak ada?"

Seperti biasanya, semua kunci mobil yang ada di Garasi selalu digantung di tempatnya.

Papa Ervin yang berdiri di depan pintu masuk garasi. Dengan gaya melipatkan tangannya.

"Kemana vin?.. Papa baru berfikir untuk mendewasakan kamu, agar kamu bisa memperbaiki nilai kamu" ucap Papa nya.

"Ha? Pa, jangan sekarang pa,
I want to go right now.. Sekarang lagi ada dinner pa.." Ervin memelas.

"Kunci mobil kamu papa sita, belajar kayak papa dong"

Papa Ervin sambil menepuk dada.

"Pa.. Papa.. Kasih kesempatan sekaliii ajaaa.." mohon Ervin.

"Engga.. Biar kamu belajar berjuang, kalau kamu pergi silakan pakai Grab, papa sudah meringankan, kamu masih papa bolehin keluar malam"

Papa Ervin menunjukkan kunci mobil milik Ervin, lalu memasukkan ke kantong celananya. Seakan akan sedang mengejek Ervin.

"Oh gitu.. Thanks pa.. Hah.. Oh my goodness.. Sekarang gua harus naik Grab kesana?.. Ya tuhan" ucap Ervin sambil menutup matanya.

'Tinnung' suara bel rumahnya berbunyi. Ervin pun keluar untuk membuka pintu rumah. Ketika membuka pintu, ia disambut kehadiran Alvin.

"Hei.. Lo gak baca Grup ya, udah jam berapa ini" tegur Alvin.

Tanpa banyak berbicara Alvin menuju mobilnya dan menyuruh untuk Ervin segera bersiap menyiapkan mobilnya.

Ervin yang didepan pintu rumahnya berteriak memberitahukan bahwa ia tidak diizinkan untuk memakai mobil oleh Papanya.

"Oh kalo gitu.. Sini, cepat masuk!"

Alvin yang sudah di dalam mobil menyuruh Ervin masuk ke mobilnya.
Ervin akhirnya masuk ke mobilnya.

Di perjalanan menuju tempat 'Zodiac Baresto'

"Lu udah dengar yang tadi siang gua ngomong gak?" tanya Alvin.

"Belum, apa emang nya?" Jawab Ervin.

"Kemarin malam gua nganterin Amyra sampai ke rumah nya" ucap Alvin.

"Oh, kenapa bisa?" tanya Ervin.

"Malam itu dia neduh dari hujan, terus gua lewat dan kebetulan liat dia, ya udah gua anterin dia" jawab Alvin.

Seketika Ervin berfikir, Amyra seorang yang dingin, apakah mau di anterin cowok yang gak ia kenal, tetapi Ervin tidak ingin terlalu penasaran dan bertanya.

"Hmm.. Gitu" ucap Ervin.

"Kenapa? Lu gak percaya?.. Dia awalnya gak mau sih, tapi gua maksa biar jadi kesempatan kenalan, ehh gua malah ceroboh bikin dia ilfeel"

"Ilfeel?" tanya Ervin.

"Kemarin gua natapin dia, soalnya canggung, dia gak banyak ngomong.. Hmm yaa.. Jadi kami hampir nabrak tiang listrik dan mobil dibelakang kami.. Itu gua benar-benar ceroboh si.. Padahal kesempatan gua" ucap Alvin.

"Hmm.. Dah lu fokus jalan aja, ntar lu ceroboh lagi" ucap Ervin.

Dari pembicaraan itu, Ervin selalu berfikir, kenapa Amyra selalu menjadi pusat perhatian dan keuntungan buat cowok yang dekat kepada nya. Ia berharap dirinya tidak mengalami ketertarikan kepada Amyra.

Liking you is a problem for me (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang