Bab 18 : TERLIHAT BAGUS

11 5 1
                                    

Ervin melihat Amyra yang hendak berlawanan arah tujuan. 'Apa dia mau memesan Grab atau panggil taksi.. Apa salahnya ikut denganku..' ekspresi ia terlihat tidak senang.
"Mobilnya di sana. Kemana tujuan mu.. Aku akan mengantarkan.."

'Kenapa dia peka sekali, dan mudah memahami situasi..' ucap batin Amyra. "Tapi aku sudah memesan mobil Grab nya beberapa menit yang lalu.."

"Batalkan, sebelum mobil Grab nya datang dengan sia-sia"

Amyra membatalkan mobil Grab itu.

...

Dalam perjalanan ke rumah sakit.

'Amyra.. aku hanya bisa membaca kalau paman menyukai nya. Paman gak akan membawa seorang wanita ke rumahnya, kecuali, Paman pernah bilang, ada seseorang wanita yang ia tunggu. Itu saat aku bertanya tentang tipe idealnya' Ervin pun mengerutkan dahinya.

'Kakeknya? Kakek Ervin mirip dengan Azraf..'
Amyra melihat Ervin. "Maaf, kau pernah bilang kalo Paman mu mirip dengan kakekmu.. Em maksud ku.."

Ervin melirik Amyra sebentar. "Aku tidak memberi mu penjelasan yang jelas.. Aku bilang begitu, soalnya kakek orang yang akan berkorban demi mendapatkan yang ia inginkan. Sifat itu 11/12 sama Paman"

Amyra sedikit takut mendengar hal itu. "Ha.. Aku mengerti.." respon Amyra. Lalu ia tertegun. 'Entah kenapa aku jadi..'

'Paman.. Paman itu anak paling kecil dan patuh pada kakek. usia Paman dengan saudaranya berbeda 22 sampai 26 tahun. Kakek selalu menyuruhnya untuk menjalankan semua dengan baik tanpa memikirkan apapun, Dan dalam paman sakit pun selalu dipaksa melakukan yang terbaik demi kebaikan. Sehingga kata Papa, Paman tumbuh dengan sifat yang ambisi, selalu merasa kurang, dan menghalalkan semua cara demi mendapatkan sesuatu. Karena itu juga, kakek memberi hampir 60% kekayaan dan menjadi penerus untuk Paman. 2 Saudaranya hanya mendapatkan 20% masing-masing.. Dan sekarang kakek tinggal di Thailand.'

...

Sampai di Rumah sakit.

"Amyra..! Kamu datang.."

"Zira.. Gimana sekarang zee..?" tanya Amyra sambil memegang tangan Zira.

Zira menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "It's okay, Semua berjalan baik. Ayah akan sadar.. Amyra, kamu khawatir banget ya sama aku.. Padahal masih ada besok. Beberapa keluarga juga jenguk karena mereka khawatir.. Mama juga.. Maaf kalo aku bikin kamu khawatir.." ucapnya sambil mengelus lengan Amyra.

Ekspresi Amyra jadi sedikit lebih baik. Tapi ia tetap cemas dari sisi lain. "Zira, gimana ceritanya.. Kau jadi gelisah.."

"Benar.. Jadi awalnya, ada suara Bel rumah. Aku membukakan pintu, di depan pintu rumah ada kotak pita cantik.. Karena penasaran.. Aku membukanya di kamar, dan isinya itu, bertuliskan -Azraf membuatnya- yang ditulis pake darah baru gitu loh.. Darah nya lumayan banyak, dan masih kental di kertas.." ia menggelengkan kepalanya. "Aku langsung shock dan membuangnya.. 5 menit kemudian, mama telfon kalo Ayah kecelakaan. Itu membuat aku gelisah dan takut.."

"Darah..?" Amyra menggelengkan kepalanya perlahan. Ekspresi ia terlihat tegang.

Zira mengangguk. "Iyah, bau darah.. Aku terus gelisah, kok pas banget gitu.. Aku dikirim hal aneh kayak ancaman, kemudian aku menerima kabar buruk.. Aku parno an orang nya.. Syukurlah kalo Ayah gak papa!" ia lalu menyender ke bahu Amyra.

'Aku harus kesana.. Aku harus bertanya padanya.. Apa maksudnya ini, aku gak ngerti. Gimana bisa aku diam dan tidak bertanya kepadanya. Takut dia akan mengulangi nya lagi.. Walaupun sampai sekarang aku belum tau motif nya apa..'

"Zira.. Syukurlah, semua baik-baik aja.. Semoga Ayah mu cepat sembuh dan mulai membaik.. Aku harus pergi sekarang.." Amyra berdiri dari duduknya.

"Iyah, kau Hati-hati ya.. Makasih.. Jangan bikin aku khawatir..!" Zira mengelus lengan Amyra.

Amyra pun keluar dari Rumah sakit.

"Taksi..!" Amyra pun masuk ke dalam taksi. 'tapi.. Aku sendiri hafal samar ke rumahnya.. Ah aku coba seingat ku' ia melihat Jalan sekelilingnya dari kaca jendela mobil agar bisa mengingat.

'Ha..?' Amyra melihat seseorang yang ia kenal. 'Aland..' orang itu melihat kearah mobil taksi sambil terdiam. 'Benar, itu dia.. Kenapa dia sembunyi-sembunyi..' ekspresi ia sangat tidak nyaman. perasaan Amyra campur marah dan sedih.

"Mau kemana ka..?" ucap pengemudi taksi.

'Ah..' Amyra tersadar. ia menyapu rambutnya kesan membuang pikiran itu. 'Lupakan itu..'

...

Di sisi Aland.

'Aku ingin memperlihatkan diri kepada mu.. Belum sekarang..'

Ia pun pulang ke rumah.

Aland berbaring di sofa, di balkon rumahnya. Ia memegang foto Amyra. '..Aku sangat merindukanmu.. Aku ingin bertanya kabarmu, aku ingin memegang tanganmu, dan mengetahui gimana kau menjalani hari-hari setiap harinya..' ia melihat foto itu dengan wajah tidak bersemangat.

2 tahun yang lalu.

"Lukisan yang bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lukisan yang bagus.." ucap Amyra.

Aland tersenyum karena ucapan Amyra. Ia Memperlihatkan hasil lukisannya ke Amyra, lalu menaruhnya. "Makasih, tapi ini lukisan biasa.."

"Kau berbakat dalam melukis, setiap kau melukis selalu terampil, tapi.. Hari ini kau sedikit berantakan.." ucap nya sambil menatap Aland dengan sopan.

"Kenapa..?" Aland menaikkan alisnya, wajah ia penasaran.

"Bukan hal serius.." Amyra menyapu rambutnya ke atas seakan menyuruh Aland untuk merapikan rambutnya.

"Oh.." ia mengangkat kepalanya keatas agar rambutnya ikut ke atas. "Aku tidak bisa menyapu rambut ku ke atas.." sambil menunjukkan tangannya yang penuh dengan cat.

Amyra menyapu rambut Aland ke atas. "Baiknya.. Pangkas rambutnya sedikit, agar tidak mengganggu penglihatan.." ia pun duduk kembali. "Tapi.. Setiap rambut itu berharga bagi setiap cowok.. Pasti mereka membiarkan nya panjang sedikit, agar terlihat bagus.."

"Aku akan memangkas nya.." ia melihat Amyra. "Karena Amyra.." ia pun tersenyum tipis.

Amyra menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menyuruh si.. Hanya merekomendasikan.."

"Baiklah.. Aku tetap akan memangkas nya.. Karena Amyra merekomendasikan nya.." kemudian Aland bangkit sedikit dari duduknya, ia mengoleskan cat air ke pipi Amyra.

Amyra melebar kan matanya agar terlihat kesal dan marah. "Kebiasaan..!" ia mencelupkan jarinya ke cat air, dan mengoleskan nya ke pipi Aland.

Mereka tertawa kecil.

Amyra mengelap cat di pipi nya.
"Kalo aku menyuruh mu botak, gimana..?" tanya Amyra sambil ngeledek.

"Aku juga akan botak.. Asal itu terlihat bagus dimata mu.."

..

Balik ke keadaan Aland sekarang.

'..Wajah yang telah hilang..' wajah Aland terlihat begitu hampa. '..Amyra.. Semua restu yang menghalangi kita, aku harap hanya sementara..'

Liking you is a problem for me (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang