Bab 10 : BURUK

10 6 1
                                    

Di ruangan UKS.

"Aw.. Sakit banget.." Jasmine memegang tangannya, ia melihat pergelangan tangannya yang memerah.

"That's why.. Ihh, gue kesel banget sama cowok itu.. I don't really like him" kesal Fiah.

"Oh, Jadi gitu ceritanya.. Gue gak kebayang seseru apa pertengkaran tadi" ucap Aliyah dengan lugu.

"Ehh.. Lo!" mata Fiah melotot ke arah Aliyah seakan menegur.

Aliyah tersadar "Oh iya, Maaf.." ia melirik kearah Jasmine. "Kenapa sih jas, masih suka sama tu cowok. seriously gue ngerasa engga banget" ujar Aliyah.

"Stttt.." Fiah menyuruh Aliyah diam.

"Ihh apaan si kalian, lo lagi Aliyah.. bantuin ini! Sakit tauu, ambilin es kek, apa kek.. yang piket hari ini siapa siii.. Petugas nya gak ada Ihhh" kesal Jasmine.

"Iyah nih" ucap Aliyah.

"Sttt..liya!" tegur Fiah.

"Cepetan ambilin es!!"

Bel pulang sekolah.

Seorang Guru BK memasuki ruang kelas XII A.

"Untuk Jasmine dan Amyra ditunggu di ruang kantor" ucap Guru BK.

'Ahh.. Masalah lagi.. semua karena cewek itu! Lihat aja!' ucap dalam hati Jasmine.
Ekspresi Jasmine terlihat kesal. Mata sinis ia melihat kearah Amyra.

Amyra tetap cuek dengan tatapan itu. Dengan gaya tenang ia melewati Jasmine dan keluar dari kelas.

Diruang kantor.

"Kalian selesaikan masalah disini dan ceritakan terlebih dahulu penyebab pertengkarannya" ucap Guru BK.

"Saya sendiri yang akan menceritakan awal dari pertengkarannya" ucap Amyra.

Mata Jasmine melirik Amyra tanpa memalingkan wajahnya, ia mengerutkan alisnya.

"Silahkan. kalau ada ketidaksamaan atau berbeda opini dengan pertengkaran kalian, Jasmin bisa menambahkannya" ucap Guru BK.

"Biarkan masalah mereka saya yang menangani" ujar pemilik Sekolah (Ayah Jasmine).

"Ehh pak, ini.. Jasmine dan Amyra buat per--"

"Saya yang akan menanyakan soal itu, kamu boleh pergi" ucap Ayah Jasmine.

"Papa!" seru Jasmine. Jasmine tersenyum puas, ia akan menang dalam hal ini.

Amyra tetap membuat ekspresi biasa, ia tidak khawatir.

Ayah Jasmine duduk di kursi staff di depan mereka yang berdiri.

"Kenapa? jelasin masalah apa, dan kenapa kalian buat pertengkaran"

Dengan gaya tangan Jasmine melipat di bawah dadanya.

"Pada intinya, ini semua kesalahan dia!" ucap Jasmine.

"benar Amyra?.." ujar Ayah Jasmine sambil melirik Amyra. Tatapan itu tidak biasa, tatapan seperti sedang menguji Amyra.

Amyra belum menjawab.

"Amyra saya lihat-lihat kamu itu cantik, bukannya ini pertama kali kamu terlibat masalah?.. Saya bisa memaklumi masalah ini" ucap Ayah Jasmine.

"Papa!!" Jasmine langsung membuat ekspresi kesal.

Amyra membuang muka.

Dengan wajah yang tenang. Amyra pun menjawab. "Bukan, Ini kesalahan dia.. Saya cuman diam awalnya, dia yang memulai. saya berusaha untuk bertahan, tapi dia tidak terima dan malah menjambak rambut saya" ucap Amyra.

"Oh, begitu ya.. Kalau gitu, saya minta maaf atas kesalahan anak saya, dan sebagai yang punya sekolah" tatapan mata Ayah Jasmine bermain melihat Amyra, seakan ia menyukai Amyra.

Jasmine menaikan bibirnya sebelah. Ia jijik dan tidak menduga jawaban Papa nya.

"Papa!!" tegur Jasmine. Ia menunjukkan pergelangan tangannya. "look at this.. Pergelangan tangan aku di cekam kuat banget sampe kayak gini. Dia ini suka nyari perhatian ke cowok orang, belum lagi sok pintar, makannya aku nasehati dia, ehh apa yang dia lakukan.. dia menyiksa pergelangan tangan aku!"

"Apa? Ha.. Playing victim.. Semua orang juga udah tau gimana kegaduhannya" dengan nada yang rendah. Amyra tidak terlalu menanggapi tuduhan itu, Ia tetap tidak khawatir dan menanggapi dengan tenang.

Papa Jasmine hanya melihat pergelangan tangan itu tanpa rasa khawatir ataupun iba. Ia malah asik memegangi dagunya dan melihat Amyra dari kaki hingga kepala.

Amyra tetap melihat ke samping tanpa melihat keduanya. Ia benar benar merasa risih.

"Papa!! Jangan bikin orang kira papa gak sayang sama aku!"

"Baiklah.. Kau boleh membalasnya deng--"

Plak..

Amyra yang melihat kesamping tiba-tiba ditampar keras hingga berbunyi kencang dari suara pipinya, Sontak Amyra kaget.

"Opsss.. Udah terbalaskan.. Itu izin dari papa aku sendiri!" ucap Jasmine tanpa rasa iba.

Amyra mendongak dengan mata yang melebar. Terlihat dari wajah ia yang shock. Perih pipi ia, Itu tamparan yang keras sama seperti Ayah Amyra menampar nya. Bukan hanya karena sakit di pipinya, tetapi ia juga sangat trauma dengan suatu tamparan.

"Maaf.. Gue gak pandai mencekam kuat tangan orang sampai merah, jadi gue nampar lo dengan kuat.. Sama seperti lo mencekam tangan gue! sama merahnya kan?" sambil menunjukkan pergelangan tangannya. ekspresi Jasmine terlihat puas.

Amyra tidak berkata apapun. Hanya melihat kearah Jasmine dengan mengerutkan alisnya, lalu melihat ke bawah sambil menutupi pipinya yang merah itu dengan tangan yang gemetaran.

"Jasmine!! Siapa yang mengajari kau jadi sejahat itu!" bentak Ayah Jasmine. Ia Mendekati Amyra lalu mengelus punggungnya, dan terus memegang pipi Amyra.

Perlakuan ayah Jasmine Itu tidak pantas bagi Amyra, seperti sedang mengambil kesempatan dan ia menganggap tidak sopan. ia menjauhkan diri dari tangan itu. Ia tidak bisa berkata kata ataupun melawan.

Mata Amyra mulai berkaca kaca,
Ia pun pergi dari ruangan itu.
Sungguh perlakuan yang buruk,
Sungguh hari yang buruk,
Sungguh tidak adil bagi-Nya.

Berjalan cepat menuruni tangga, ia ingin Bundanya datang secepatnya,
Karena itulah ia harus menenangkan dirinya di rumah.

Suara notifikasi dari WhatsApp handphone Amyra.

Pesan.
"Bunda hari ini tidak bisa menjemput mu, kamu bisa memesan Grab mobil untuk sekarang. kalau kau kesulitan, beritahu Bunda"

'Haa..' cukup kecewa, tetapi itu tidak masalah buat ia, Ia hanya tinggal memesan Grab lalu menenangkan dirinya.

Fiah dan Aliyah lewat di depan Amyra, ia pun langsung berbalik agar tidak menjadi suatu pembicaraan buat mereka.

Amyra memejamkan matanya, seolah ia sudah lelah.

'Masalah.. Hanya ada ujian di hidup gue' ucap batinnya.

Ia membuka mata nya lagi, namun ada seorang pria berdiri di depannya.

Langsung saja Amyra melihat wajah pria itu. 'Pria yang tadi pagi, gue yakin ini juga inti besar dari permasalahan tadi pagi'
Ucap batinnya.

Pria itu menatap dingin kearah nya.

"Kali ini kau menjatuhkan barang mu lagi" ucap Ervin (bicara formal).

Amyra menatap wajah itu dengan ekspresi aneh. Amyra tidak ingin membuat masalah baru walaupun ia tidak salah, hanya karena pria di depannya.

Liking you is a problem for me (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang