Bab 14 : JANGAN MENANGIS

14 7 1
                                    

...

Jam 01:00 malam.

Tinn..
Suara klakson mobil.

"Mana sih satpamnya.." Ervin turun dari mobil Melihat lihat sekeliling.

Ia mengerutkan alisnya. 'Kok.. Banyak bodyguard si..?' ia melihat satpam yang tertidur pulas.

Ia balik masuk ke dalam mobil.

Tin.. Tiinn..
Kembali mengelakson mobilnya.

Sontak satpam itu terbangun. "Ehh Iya.." segera ia membuka pintu gerbang untuk Ervin.

Mobil Ervin masuk perlahan, lalu ia menuruni kaca mobilnya.

Satpam itu menunduk. "Maaf mas Ervin.. Saya di bilang bos kalau hari ini gak akan ada orang masuk, jadi saya tidur mas.."

Ervin melihat sekeliling.
"Kenapa.. Kok bisa ada bodyguard gini?"

"Emm.. jadi dari pagi mas Ervin, bos udah nyiapin Bodyguard.. Tadi juga bos bawa wanita gitu ke dalam" ucap satpam itu berbisik.

'Apa tujuan paman..' Ervin membuat ekspresi aneh.

Banyak Bodyguard yang melihat mobil itu, kebingungan dan berbisik.

Ervin memarkirkan mobilnya, Kemudian berjalan memasuki pintu masuk.

Bodyguard berbadan besar itu menghalangi ia masuk. "Maaf.. Tidak bisa masuk.. Bos menyuruh kami, tidak ada yang boleh masuk ke dalam rumah"

Ervin menyipitkan matanya, membuat ekspresi aneh lalu tertawa. "Hahaha.. Kalian tau, dari wajah gua! Gua ini anak dari bos kalian!"

3 Bodyguard itu terheran. "Maaf.. Tidak mungkin, bos kami terlihat belum menikah"

Ervin mengerutkan dahinya.
"Okey.. Kalian seharusnya sudah bisa membaca kalau gua anaknya..!"

"Maaf, tapi anda tidak mirip dengan bos kami, hanya sekilas saja.. anda tetap tidak boleh masuk! kalau anda tetap keras kepala, kami akan memanggil bodyguard yang lain untuk menyerbu anda!!" ucap dengan tegas.

"Anda hanya bisa berdiam disini, kalau masuk ke rumah, tidak bisa. kami sudah diperintahkan untuk tidak ada yang masuk!" ucap
Bodyguard 1.

'Padahal dulu kecil, aku selalu di bilang mirip dengannya..' ia tersenyum menyeringai.
"Fine.. Sebentar.." ia memutar rekap audio suara Azraf di handphonenya, lalu berpura-pura.

"Halo.." rekaman suara Azraf.

"Ayah.. Kenapa dengan bodyguard ini, dia sangat bodoh! Sangat gak berguna dan melarang aku masuk..!" ia mengangkat alisnya.

Bodyguard itu tersenyum panik. "Maafkan saya.."

"Hey.. Apa? Bodyguard! Kau masuklah, aku mengizinkanmu"

"Gua bilang juga apa, tadi.." ucap Bodyguard 2.

"Silahkan bos.. " Bodyguard menunduk memperbolehkan masuk.

Masuk ke dalam rumah.

Ia menaiki tangga ke lantai dua.

'Pasti paman udah tidur..' ia langsung memasuki kamar yang ia selalu tempati saat ia tidur di rumah pamannya. Menjatuhkan tubuh nya ke kasur.

'Kalau papa tau aku pulang malam, papa bisa menghukum ku lebih lagi, untungnya aku minta kunci mobil karena ada latihan penting di Do.jos siang tadi'

Karena merasa gerah, Ia pun membuka bajunya, lalu Menghidupkan AC kamar. 'Hah.. Harus mandi..'

ia memasuki kamar mandi.

Selesai Keluar dari kamar mandi memakai baju handuk. Ia melihat di luar jendela, terlihat belasan para Bodyguard. 'Apa tujuannya..? Apa cewek itu masih ada.."

Ia menggelengkan kepala. 'Untuk apa dipikirkan..' ia pun keluar dari kamar, menaiki tangga lantai tiga.

Ia memeriksa kamar 1 dilantai 3. Bukan karena penasaran, tetapi melihat foto-foto keluarga dan kenangan yang tersisa. 'Apa gua se gabut ini..? Ayo turun lagi--'

Bruk..
Suara buku jatuh.

'Apa itu.. Dari kamar 2' ia mendekati dan membuka pintu kamar itu. Dengan lampu mati, sedikit cahaya dari jendela kaca. Terlihat samar dari belakang tubuh wanita tertidur.

'Siapa.. apakah ini cewek yang dibilang tadi?' ia mendekati kasur itu, lalu menaiki kasur itu agar terlihat lebih jelas.

Ia menyipitkan matanya. Tangan ia yang dingin tidak sengaja memegang lengan Amyra.

Amyra yang beberapa detik terbangun dan melihat bayangan di lantai seakan ingin memeluk ia.

'Bajingan itu..'

Amyra berbalik ke belakang. "pergilah kau bajingan!! Kenapa kau membuat masalah baru lagi dengan ku!!" sontak ia berteriak. Mengerutkan alisnya dan memejamkan matanya, sambil menahan erat tangan Ervin.

Ervin kaget, ia menutup mulut Amyra dengan tangannya.

"Sttt..."

Amyra membuka matanya.

Mata Ervin terbuka melebar.
'Amyra..?' ucap batinnya.

Air mata Amyra menetes mengenai tangan halus Ervin. Ervin langsung menyingkirkan tangannya dari wajah Amyra.

"Amyra..?"

"Kenapa hidupku begitu sial.." ucap Amyra dengan mengerutkan alisnya. Ia menatap Wajah Ervin.

"Aku tidak menginginkan dunia ku.. Kenapa aku harus di rumah ini..!" mata Amyra melebar seakan ekspresi ia terlihat depresi. Ia terus mengeluarkan air mata.

Ervin terus membuat Ekspresi kaget di campur bingung.

".. Amyra.." Dengan ekspresi panik, Ervin mengelap air mata itu.

Amyra menepis tangan Ervin.
Mata Amyra terlihat sangat sedih.
"..aku benar-benar muak.." dengan membendung air mata.

'Apa yang telah kau lewati..' ucap batin Ervin. Ia memeluk Amyra.

"..jangan menangis.." ucap Ervin sambil memberi senderan.

Ekspresi Amyra langsung merubah, ia ingin menjauhkan diri dari pelukan itu, tetapi ia merasa lebih baik.

'Ayah, bunda.. Kalian benar-benar sangat membenci ku..? Hingga terus memberiku guncangan masalah..?' air mata Amyra menetes mengenai punggung Ervin.

Tanpa sadar, rambut Ervin yang masih basah terus meneteskan air, akhirnya mereka tersadar.

Langsung saja mereka saling menjauh.

'Astaga, why me...' ia menutupi dada ia yang terbuka itu.

Amyra melempar selimut kearah Ervin. Lalu melihat kebawah.

"Tutupi dengan itu, lebih--"

Ada suara langkah kaki yang menaiki tangga.

Sontak mereka saling menatap satu sama lain.

"Ssttt.."

Ervin bersembunyi di lemari dan mengerutkan alisnya seakan memberi isyarat untuk Amyra berpura-pura tidur.

Suara langkah kaki sudah dekat.

"..Amyra..?" panggil Azraf dari depan pintu.

'Pintunya gak tertutup rapat..' Azraf curiga. 'Apa, Amyra kabur..?!' ia mengecek di jendela lorong. '..engga mungkin..' karena ingin memastikan itu, ia membuka pelan pintu kamar Amyra.

"Haa.." Azraf menghela nafas. 'Kenapa, aku takut Amyra kabur.. Sebenarnya juga, besok Amyra akan ku antar pulang nantinya..'

Ia tersenyum kecut, sambil menyapu rambut nya ke atas.
'Apa.. Se takut ini aku..?' ia mendekati kasur Amyra, lalu memandangi wajah Amyra dengan wajah datar.

'Ya.. Aku akan melihat wajah nya dengan puas.. Baru, aku akan mengantarnya pulang besok..' Azraf pun tersenyum miring.

'Lalu, gimana pun.. Aku akan membuat nya kembali kesini..'

Liking you is a problem for me (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang