9. Dandelion

2K 301 10
                                    

Beberapa orang mengatakan bahwa dandelion hanyalah rumput biasa, beberapa orang lainnya setuju kalau dandelion adalah bunga, dan sisanya menganggap dandelion adalah rumput biasa yang beruntung karena terlihat indah.

Dandelion bisa tumbuh di kondisi yang menantang menjadikannya bunga yang kuat dan berani.

Dandelion mengalami transformasi yang luar biasa dari bunga kuning cerah menjadi biji yang halus dan tipis.

Dandelion melambangkan kepolosan mengingatkan kita pada kenangan masa lalu saat masih muda dan naif.

Dandelion juga kadang dianggap sebagai simbol ironi karena beberapa kali tumbuh pada tempat yang tidak semestinya.

Tapi bukan itu alasan Eiran menyukai dandelion.

Eiran tidak peduli entah dandelion itu rumput ataukah bunga, Eiran tidak peduli dengan transformasinya, Eiran tidak peduli dengan semua makna di dalamnya.

Eiran menyukai dandelion karena Raeya dulunya sangat menyukai bunga itu, Eiran menyukai dandelion yang berada di padang rumput di belakang sekolah mereka, Eiran suka bagaimana Raeya tertawa saat melihat biji tipis dandelion berterbangan di udara.

Seperti Raeya, dandelion juga gigih untuk tumbuh di tempat yang menantang.

Seperti Raeya, dandelion terlihat polos dan naif di saat yang bersamaan.

Seperti Raeya, dandelion bisa terus tumbuh di tempat dimana dia tidak diinginkan.

Bagi Eiran dandelion indah karena Raeya menyukainya, membuatnya merasa sedikit iri pada tumbuhan itu yang disukai orang yang disukainya.

Dua anak kecil berumur sekitar 6-7 tahun sedang berbaring di atas padang rumput, menatap matahari di atas sana dengan sembrono.

"Eran... Ada anak baru datang kerumahku" Anak kecil itu nampak sedih.

"Apa dia jahat?" Tanya anak yang satu lagi.

"Tidak, tapi ayah sangat menyayanginya, ibu membacakan dongeng untuknya, kak Vero terus menemaninya. Semua orang menyukainya, apa nantinya kau juga menyukainya?" Anak manis itu menatap yang satunya dengan mata yang berkaca kaca.

"Kenapa aku harus menyukainya? Aku akan menyayangimu, aku akan membacakan dongeng untukmu, kita akan bermain setiap hari, dan nanti saat aku sudah dewasa aku pasti akan melindungimu!"

Ingatan itu terlintas di benak Eiran, entah mengapa Raeya tidak bisa mengingat dirinya.

Sudah cukup dia terlambat sekali, kali ini dia pastikan Raeya akan bahagia bersamanya.

.....

Saat ini sekolah sangat riuh, Raeya yang sedari tadi hanya tertidur di mejanya di teriaki secara tiba-tiba.

"Dasar menjijikan!" Raeya mendapati kalau orang itu adalah Galen.

"Apa kau tidak punya sopan santun? Apa kau pikir disini hutan?" Jawab Raeya sedikit kesal.

"Pembuli seperti mu juga mengerti sopan santun?" Sarkas nya sinis.

"Tidak usah sok bingung seperti itu. Pembuli sepertimu harus keluar dari sekolah ini!"

"Usir jalang itu!"

"Ckck berani sekali dia membuli seseorang di sekolah"

"Dia lagi dia lagi aku muak dengannya"

"Apa dia jadi gila karena melihat Kaiser dan Tesa menjadi lebih dekat?"

"Aku tidak menyangka kau sejahat itu Rae" Tesa menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, memandangnya seolah dia sangat menjijikan.

"Ayo pergi tidak pantas membuang waktu untuk orang sepertinya"

Kaiser pergi memembawa Tesa di tangannya Galen dan Leon ikut pergi bersama mereka, meninggalkan Raeya sendiri yang sedang ditunjuk dan dihina oleh semua orang.

Sampai Eiran datang...

Sampai Eiran mengusir semua orang, sampai Eiran membawanya ke mobilnya pemuda itu menggenggam tangannya erat seolah takut terpisah.

Eiran membawanya ke sebuah rumah sederhana yang tidak jauh dari sekolah mereka, Eiran membawakan tasnya mengambil sandal rumah untuknya menyiapkan baju ganti untuk dipakainya. Pemuda itu tidak bertanya pemuda itu hanya mengurusnya dengan hati-hati tapi diamnya Eiran membuat Raeya merasa takut.

Takut Eiran akan muak dengannya, takut dia akan sendirian, takut Eiran akan menjauhi orang sepertinya.

"Eiran... " Panggil Raeya dengan hati hati.

"Tidurlah, kasur ku sangat empuk kau diizinkan untuk menggunakannya"

Eiran mengelus rambut halus Raeya, dia menatap pemuda itu dengan pandangan yang penuh pengertian, satu pandangan yang membuat Raeya merasa tenang lalu tertidur setelahnya.

Tersebar video yang memperlihatkan bahwa Raeya sedang 'membuli' seorang siswa hingga terbaring di lantai dengan sesak nafas, dan bukannya menolong Raeya malah meninggalkan siswa itu sendirian.

Rekaman CCTV yang hanya 23 detik itu seolah ingin mendorong Raeya ke dalam jurang.

Hanya 23 detik yang di upload mampu menjadikannya sosok yang tidak layak dipandang.

Semua orang sekarang berlomba-lomba menjauhinya sama seperti mimpinya saat koma beberapa waktu yang lalu.

Raeya tahu takdirnya adalah menjadi umpan meriam yang nelangsa... Tapi kenapa harus dia? Kenapa takdir begitu membencinya? Setelah memberikan semua hal yang harusnya dia miliki kepada orang lain takdir masih tidak ingin melihatnya bahagia.

Raeya memang bukan orang yang baik tapi dia juga tidak melukai orang lain.

C'est Ma VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang