"Eiran!" Teriak Raeya.
"Ya?" Jawabnya lembut.
"Aku memanggilmu dari tadi tapi kau sibuk melamun melihat bangku Tesa yang kosong, kau mulai menyukainya ya?!" Kata Raeya tidak senang.
"Ahahha aku? Mana mungkin aku suka pada orang seperti dia, lagipula orang di sampingku ini jauh lebih baik" Eiran menaik turunkan alisnya lalu tersenyum mengejek ke arah Raeya yang memerah.
"Lalu kenapa kau terus terusan menatap ke sana?"
"Hmm apa Raeya kita sedang cemburu?"
"Eiran aku serius!"
"Ahaha aku hanya senang, sepertinya kejutan yang aku berikan berhasil"
"Kejutan apa?"
"Hanya hadiah kecil untuk keluargamu jangan khawatir"
.....
Suasana di meja makan terasa sangat kaku, Tesa merasa aneh sejak beberapa hari terakhir ini, seperti kakanya yang lebih banyak diam dan tidak mau di ajak bicara juga ada Galen yang entah mengapa terlihat menghindarinya.
Semuanya terasa tidak pada tempatnya setelah Eiran datang, pemuda itu sangat aneh dia tidak menjauhi Raeya, dia tidak percaya rumor tentang anak itu, dia bahkan menampungnya!
Kenapa? Semua orang menyukainya, semua orang yang pernah menyukai Raeya selalu dengan mudah berpaling padanya jadi kenapa sangat sulit bagi Eiran untuk meninggalkan Raeya?
"Kak?" Panggil Tesa pelan, yang di panggil malah sibuk dengan acara makannya.
"Apa kakak akan terus diam seperti ini? Sebenarnya masalahnya apa?" Tanya Tesa sedikit tidak sabar.
"kakak! Karena masalah foto keluarga itu kan? Memangnya apa salahnya?!" Bentak Tesa tiba tiba.
"Kau bertanya apa salahnya?" Ucap Vero yang akhirnya mau membuka mulut.
"Raeya adalah adik kandungku tentu saja aku marah saat seseorang dengan seenaknya membuang barang barangnya, lalu menjadikan kamarnya sebagai gudang, juga menghapus keberadaannya dari foto keluarga!" Vero berdiri dari duduknya, semakin dia ingat semakin tidak nyaman hatinya.
"VERO! TESA ADALAH SATU SATUNYA ADIKMU SEKARANG!" bentakan sang ayah membuat Vero diam, dia menatap ayahnya yang egois lalu beralih pada ibunya yang acuh tak acuh. Pantas saja adiknya muak...
"Permisi tuan" Suasana tegang itu dipecahkan oleh seorang pelayan yang datang tiba-tiba.
"Tuan, ada seorang tamu di depan dia bilang datang untuk menemui-"
"Nathan!"
Suara seorang wanita membuat sang pemilik nama menengok, betapa kagetnya dia menatap seseorang yang berdiri di depannya.
"Sera?" Melihat wanita di depannya membuatnya panik dan bukan hanya dia, istrinya Lyana dan juga Tesa di buat kaget karena kehadiran sosok yang mereka kenal ini lain halnya dengan Vero yang bingung.
Wanita yang disebut Sera itu berlari memeluk Nathan dengan lancang.
"Maaf aku datang tiba tiba, aku sangat takut Nathan, ada seseorang yang meneror ku tiap harinya dia berkata ingin nembunuhku aku sangat takut" Badannya gemetar seolah dirinya sangat ketakutan.
Nathan yang melihat itu dengan spontan membalas pelukannya berusaha menenangkan, seolah dia lupa masih ada anak dan istrinya di satu meja yang sama.
"Ayah?! Siapa perempuan jalang yang seenaknya datang ini?!" Bentak Vero.
"Jaga bicaramu! Apa begini sikapmu pada yang lebih tua?"
"Lalu siapa dia? Apa dia wanita simpanan ayah? Atau selingkuhan? Atau mainan ayah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
C'est Ma Vie
Fanfictionsekuat apapun Raeya berusaha yang didapatinya hanyalah lelah di penghujung jalan. tidak ada yang datang, tidak ada yang pergi, tidak ada satupun yang peduli pada sosok yang kejam sepertinya. harusnya dia sadar diri, harusnya Raeya tidak sok berani...