Chap 1 : Perjodohan

365 23 4
                                    

"Apa dijodohkan, aduh bibi kau kan tau sendiri aku dan A - Cheng masih muda kami masih mau sekolah walau aku sebentar lagi lulus dari sekolah itu" Teriak Wei Wuxian tidak terima dijodohkan. Wei Wuxian adalah sepupu jauh Jiang Cheng yang diangkat oleh orang tua Jiang Cheng karena Wei Wuxian dari umur 8 tahun sudah menjadi anak yatim piatu.

"Memang apa salahnya dengan perjodohan dan asal kamu tahu di tabungan kami hanya tersisa sedikit uang untuk menguliahkan kalian berdua sehingga hanya salah satu dari kalian yang dapat kuliah" Ucap tegas berasal dari Yu Ziyuan kepada anak angkatnya. "Jiang Yanli saja sudah mendapat jodohnya bersama anak Sultan itu, kalian kapan? " Lanjut Yu Ziyuan. "Bukan begitu aku.... Masih ingin belajar" Suara parau Jiang Cheng karena dia takut dengan ibunya yang kembali marah.

"Lalu buat lah keputusan siapa yang lanjut kuliah dan jika kalian tidak mau dijodohkan maka berusaha lah mencari uang sendiri" Yu Ziyuan memberikan kesempatan untuk mereka kuliah namun hanya satu orang saja sambil mengatakan untuk mereka belajar mandiri dan secara tidak langsung di usir dari rumah. "Kalo gitu Jiang Cheng saja yang kuliah dan aku akan membantu membiayainya" Ucap penuh percaya diri Wei Wuxian. Karena Wei Wuxian merupakan anak tengah pada keluarga itu dan dia tidak mau Jiang Cheng menyia - nyiakan mimpinya.

Dikamar Jiang Cheng, Jiang Cheng langsung memarahi Wei Wuxian " Kau gila hanya karena perjodohan ini kamu mau langsung kerja ditambah bukannya kau mau masuk jurusan musik? " Ketus Jiang Cheng dengan nada khawatir karena dia tau sebenernya Wei Wuxian bermimpi melanjutkan pendidikan namun keadaan memaksanya untuk bekerja karena dia lebih peduli dan sayang pada Jiang Cheng yang memang memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi si bungsu yang terbaik jangan sampai seperti kakak - kakaknya yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya.

" Aku tadinya berharap seperti itu tapi melihat kau berusaha keras untuk belajar agar dapat lulus di Universitas yang kau mau, apa dayaku ditambah kau adalah shimei ku apapun yang terjadi aku akan mendukung mu agar bisa menempuh pendidikan lebih tinggi karena kau lebih pantas ketimbang aku" Ucap Wei Wuxian sambil memegang bahu Jiang Cheng. "Tapi kau yakin? Aku hanya tidak mau terlalu bergantung pada mu " Jiang Cheng pun membalasnya.

( Aku rajin belajar karena aku ingin mengalahkan mu di bidang akademis karena ayah selalu memuji mu ketimbang aku , bukan untuk kuliah padahal itu harusnya kesempatan mu juga bodoh - Dalam hati Jiang Cheng). "Sudah tidak perlu dipikirkan lagian aku juga males belajar terutama dulu mengingat kepala sekolah kita pernah mengundang dosen ternama di Gusu yaitu Lan Qiren si tua bangka itu membuatku trauma akan belajar" Canda Wei Wuxian. Jiang Cheng hanya kaget dan gugup mendengar candaan Wei Wuxian, ia merasa Wei Wuxian dapat membaca pikirannya dan kekhawatirannya tentang masalah ini disaat itu juga.

"Dasar bodoh tapi karena hal ini kita diusir oleh ibu gegara kita menolak tawarannya kau tau sendiri ibu kalau tidak dituruti akan ngamuk bagai singa, ditambah mana bisa kita bertahan dengan uang ayah dan ibu yang tinggal sedikit itu, aku sih tidak mau menyusahkan mereka" Jiang Cheng menanggapi.

"Wkwkwk ayolah A-Cheng jangan terlalu manja dan mengeluh masalah itu, karena itu gampang kok termasuk nyari kost an yang murah di dekat kampus serahkan padaku, aku akan menunjukkan mu keseruan tinggal tanpa orang tua untuk sementara waktu apalagi aku sudah terbiasa dengan hal itu dari kecil" Ujar Wei Wuxian.

Besok harinya sebelum kedua wanita itu kembali ke Gusu dan Jiang Cheng pun melanjutkan pendidikannya, yang kini mereka berdua bersepakat untuk menetap disana melalui sewa kost karena mereka mau belajar mandiri dan merantau demi pendidikan tinggi Jiang Cheng dimana Jiang Cheng memilih berkuliah di Gusu karena sekiranya disana banyak ilmu yang dapat diambilnya karena perkuliahan di Gusu sudah skala internasional. Jiang Fengmian selaku ayahnya pun meminta mereka datang ke kebun teratai miliknya untuk memberikan nasihat kecil.

"Jiang Cheng, Wei Wuxian ingat ini jadi seseorang yang membawa pengaruh baik bagi semua orang bagaikan teratai yang indah pada waktunya, ayah yakin kalian sang kembar kebanggaan Yunmeng dapat melalui rintangan disana". Tegur Jiang Fengmian. " Baik ayah, paman" Jawab mereka berdua. Hal ini mengingatkan Jiang Cheng akan perkataan ayahnya dulu mengapa bunga teratai hidup dikubangan lumpur karena itu yang membuat mereka spesial dimana mau sekotor apapun tempat itu bunga teratai tetap tumbuh dan menunjukkan keindahannya.

Mereka pun pamit pergi dan memulai perantauan mereka ke Gusu dengan diawali usaha mereka dalam mencari kost yang murah untuk mereka tinggali, Wei Wuxian mulai mencari lowongan pekerjaan untuk membiayai kehidupannya disana, karena di Gusu semua barang dan kebutuhan sangat mahal harganya ketimbang di Yunmeng yang merupakan desa, Gusu merupakan kota yang cukup besar dan padat penduduk. Dengan ini dimulailah kehidupan mereka berdua serta pembelajaran mandiri bagi Jiang Cheng sang anak bungsu.

The Lan's favoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang