Zennata

526 29 0
                                    

Pengumuman!!!!

Disini gue gak bakalan rubah visualnya secara nyata. Visual Arina dan Avira bagi gue bukanlah Karina lagi, tapi orang lain(gausah gue sebutin lah ya, takutnya gimana). Jadi terserah kalian mau memvisualisasikan Arina dan Avira siapa. Senyamannya kalian semua. Karena sayang kalo cerita ini di hapus atau gak dilanjut. Bukan karena gue gila vote atau gimana tapi udah terlanjur buat juga ☹️. (Dah segitu aja pengumuman nya).



Keesokan paginya, Abhista dan Arina sepakat untuk berangkat sekolah bersama. Karena entah kenapa Arina tidak ingin berjauhan dengan Abhista.

Sepanjang perjalanan tangan keduanya saling bertautan. Lagu Give Me Your Forever menjadi teman perjalanan keduanya.

"Lengan sama pinggang kamu beneran udah gapapa, by?." Tanya Arina sambil menatap Abhista.

"Udah gapapa, yang. Tapi kadang-kadang ngilu gitu." Balas Abhista dengan menoleh pada Arina sekilas.

"Udah diminum kan obatnya?."

"Hehe belum." Ucap Abhista sambil terkekeh pelan.

"Nah kan kebiasaan." Arina segera membuka tas ranselnya. Lalu mencari obat Abhista yang dia bawa tadi.

"Ya maaf, tadi aku buru-buru soalnya."

"Emang mau kenapa emm?."

"Ya kan takut telat, ay."

"Gak akan, kan ada aku."

"Oh iya kamu kan ketua osis."

"Dasar. Nih." Abhista mengambil obat itu lalu menelannya. Arina memberikan botol minum pada Abhista.

Arina menutup kembali botol minum itu setelah Abhista meminumnya dan menaruhnya di tasnya kembali.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit akhirnya mereka sampai di sekolah. 5 hari tidak masuk membuat mereka menjadi topik pembicaraan.

Bagaimana tidak, kedua nya tidak masuk secara bersamaan. Mengundang pertanyaan di benak setiap siswa-siswi disana. Ditambah sekarang mereka datang bersama dan tak lupa Abhista mengantar Arina ke kelasnya sambil menggenggam tangan satu sama lain.

Sesampainya di kelas Arina, Abhista melepaskan tangannya. "Kamu nanti gada rapat osis?."

"Kayaknya ada. Kan mau pemilihan osis jadi aku harus ikut."

"Jangan lupa makan siang loh kamu." Ucap Abhista.

"Iya sayang. Yaudah aku masuk dulu ya, kamu jangan bolos, sama keluyuran. Di apartemen kamu boleh istri aku, tapi disini kamu cuma siswa aja. Aku akan tetep hukum kamu kalo kamu nakal." Ucap Arina.

"Mau dong di hukum kamu."

"Jangan berulah ya kamu."

Abhista terkekeh melihat wajah Arina yang panik "engga kok, paling buat masalah aja."

"Sama aja itumah." Abhista tertawa tipis mendengar suara Arina yang frustasi melihat tingkahnya.

"Gih masuk, aku mau ke kelas dulu." Arina mengangguk, lalu perempuan itu masuk ke dalam kelasnya.

Setelah Arina masuk ke dalam kelas, Abhista segera ke kelasnya. Takut gurunya sudah ada di kelasnya.

Sesampainya dikelas, Abhista langsung duduk di tempat duduknya. Kedua sepupu nya dan juga Alsava sepertinya sudah datang, tapi sepertinya mereka tengah pergi ke kantin.

Abhista mengambil ponselnya lalu mengirim pesan di grup chat the aresion.
Saat matanya melihat pesan yang di kirimkan Gabriela membuat nya terkejut bukan.

True Love Never Dies (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang