"Rencana kehidupan adalah peta yang kita gambar untuk mengarungi lautan kehidupan. Meskipun gelombang bisa mengubah arah, tetapi dengan rencana yang kokoh, kita dapat menavigasi perjalanan dengan keyakinan dan keberanian."
Keesokan paginya saat sarapan pagi, Karenina berbincang dengan Bu Broto, sikapnya sangat ramah dan rupanya ia kenal dengan almarhumah ibu Karenina. Sewaktu Ibu Karenina masih hidup, mereka setiap hari sama-sama berjualan di pasar, Ibu Karenina adalah penjual buah dan jus jeruk dari hasil panen pohon-pohon jeruk siam yang ia tanami di rumahnya. Sedangkan Bu Broto berdagang kue-kue pasar.
Bu Broto menyarankan untuk berkunjung dan lapor ke rumah Bapak Kepala Desa atau Pak Kades jika berencana ingin memperbaiki dan menempati kembali rumah ibunya. Ia juga menawarkan diri untuk mengantar mereka ke rumah Pak Kades.
Dalam perjalanan menuju rumah Pak Kades, mereka menyempatkan diri membeli buah kesukaan Bu Kades, yaitu buah anggur merah sebagai hantaran dan bentuk silaturahmi, sesuai saran dari Bu Broto.
Karenina dan Saskia tiba di sebuah rumah besar bercat coklat keemasan yang mengkilap. Diwakili oleh Bu Broto, ia mengucapkan salam menyapa penghuni rumah. Tak lama seorang wanita dengan hijab bergaya modis keluar dari pintu rumah. Ia mengenakan gamis dengan warna yang mencolok sesuai dengan mode terkini. Perhiasan emas mempercantik leher, tangan dan jarinya. Wajahnya dipoles dengan makeup yang sempurna; foundation yang membuat kulitnya bersinar, mata yang diberi sentuhan eyeshadow berkilau, dan bibir yang diberi sentuhan lipstik merah mencolok. Ia memegang kuas makeup di tangan kanannya.
"Waalaikumsalam, aduh maaf Bu Broto gak kedengeran, lagi fokus tutorial makeup di youtube," Sahut Ibu Ambar, Istri pak kades
"Oalah, maaf ganggu bu, kami ada perlu dengan Pak Kades." Bu Broto meminta Karenina untuk menyerahkan bingkisan buah anggur kepada bu Ambar. "Sama ini bu, ada sedikit oleh-oleh dari Mba Nina, dan Mba Saskia."
Ibu Kades menerima bingkisan dari Karenina dan mengintip sedikit.
"Wah tau aja jenengan kesukaan saya," Bu Ambar tersenyum girang melihat buah kesukaannya itu. Lalu ia melihat ke arah Karenina dan Saskia memperhatikan mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Ayo mari silahkan duduk!" Bu Ambar mempersilahkan tamu-tamunya duduk di kursi teras rumahnya yang megah. "Ada keperluan apa Bu Broto dengan mbak-mbaknya ini? ayu ayu tenan lho."
"Perkenalkan Bu, Saya Karenina, putri almarhumah Bu Ida Djayanti." Karenina memperkenalkan diri.
"Ini anak saya Alan." Menunjuk bayi 2 tahun yang digendongnya.
"lalu ini Saskia sahabat saya." Menunjuk ke arah sahabatnya.
"MasyaAllah, anak Almarhumah Bu Ida toh!" Bu Ambar menggenggam tangan Karenina. "Terakhir saya lihat mbaknya 15 tahun lho ya, pas pemakaman almarhumah, sekarang sudah punya anak aja mbak. Nggak kerasa ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGERINE (Sudah Terbit)
RomanceHello, Salam kenal semua, ini adalah novel pertama saya. Saat ini saya sedang butuh sekali feedback, komentar, dan vote dari kalian semua pembaca setia wattpad. Semoga Kisah ku ini bisa disukai oleh kalian. Selamat membaca.. Vote dan komen kalian s...