"Hidup adalah tentang memilih. Hanya dalam kebebasan memilih kita menemukan keputusan yang benar."
Pagi-pagi sekali Bayu sudah menunggu Karenina di meja resepsionis. Ia sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Karenina, menjelaskan apa yang terjadi 5 tahun yang lalu. Ia pun ingin sekali kenal dan dekat dengan anaknya yang begitu ia sayangi sewaktu masih Bayi.
Karenina menuruni tangga menuju meja resepsionis. Ia mengenakan sweater orange bunga-bunga dengan rambut panjang yang dikepang ke belakang. Bayu terpesona melihat kecantikan Karenina yang tidak memudar.
"Nina," Sapa Bayu ragu.
"Hi apa kabar Mas?" Ucap Karenina menguatkan dirinya.
"Alhamdulillah saya baik. Kamu sendiri gimana?" Tanya Bayu.
"Alhamdulillah, seperti yang mas lihat sendiri," Jawab Karenina datar.
"Jadi sudah mau check out?" Tanya Karenina dengan senyum ramah seperti yang selalu ia lakukan saat memperlakukan tamu-tamunya.
"Nin, Kita harus bicara!" Kata Bayu.
"Silahkan berbicara disini," Ucap Karenina tersenyum seperti sedang melayani tamu.
Tak lama Deasy, istri Bayu menghampiri. "Mau pesan apa mas?"
"Des, ini Nina, Mantan istri saya," Bayu memperkenalkan mereka berdua. "Dan ini Deasy, istri saya."
"Halo. Saya pemilik Tangerine," Sapa Karenina menjulurkan tangan untuk bersalaman.
Deasy sangat terkejut. Ia teringat sosok wanita yang tertangkap kamera ponselnya kemarin. Kini ia ingat pernah melihat foto wanita itu di lemari, dalam tumpukan baju suaminya.
Deasy meraih tangan Karenina dan bersalaman.
"Bagaimana pengalaman menginap bersama kami?" Tanya Karenina. "Apabila ada kritik dan saran, silahkan ditulis disini. Kami akan memperbaikinya," Lanjut Karenina sambil memberikan sebuah kertas bertuliskan Masukan Dari Pelanggan.
"Sebelum kesini, kamu tau ia pemilik penginapan ini mas?" Kata Deasy berbisik kesal.
Bayu menggelengkan kepalanya. Ia sendiri pun tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Karenina dan Alan. Deasy pergi meninggalkan mereka dengan kesal kembali ke kamarnya. Ia mengemasi barang-barangnya ingin segera pergi dari Tangerine.
Perasaan Karenina tidak enak saat melihat Deasy pergi dengan kesal. Ia duduk di sofa tamu, diikuti Bayu.
"Mas Bayu, saya rasa tidak ada yang perlu dibicarakan. Semua sudah berlalu, dan kita hanya perlu menjalani hidup kita masing-masing seperti biasa." Ucap Karenina.
"Saya tahu Nin, tapi perceraian itu bukan kemauan saya," Kata bayu membela diri.
"Saya mengerti, tapi percuma Mas Bayu membahas ini. Semua tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi," Kata Karenina sambil mengangkat tangannya ke arah tempat Deasy berlalu tadi.
Bayu pun sebenarnya mengerti dan paham. Tapi ia seakan berharap mereka bisa menjadi keluarga bahagia seperti dulu.
"Lalu Alan? Ia masih anak kandung saya Nin. Setidaknya izinkan saya menjadi bapak yang bertanggung jawab," Ucap Bayu
"Dengan cara apa?" Tanya Karenina.
"Izinkan saya membesarkan Alan, saya akan memberikan kehidupan yang lebih baik dan pendidikan yang terbaik di Jakarta," Kata Bayu dengan yakin.
Karenina terkejut mendengar Bayu ingin membawa Alan ke Jakarta. "Kamu yakin bisa membuat Alan bahagia? kamu belum kenal dia mas. Kamu gak tau apa yang Alan mau," Jelas Karenina.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGERINE (Sudah Terbit)
RomanceHello, Salam kenal semua, ini adalah novel pertama saya. Saat ini saya sedang butuh sekali feedback, komentar, dan vote dari kalian semua pembaca setia wattpad. Semoga Kisah ku ini bisa disukai oleh kalian. Selamat membaca.. Vote dan komen kalian s...