TANGERINE

9 5 1
                                    

"Jangan biarkan kemarin menghalangi langkahmu hari ini. Mulailah sekarang, dan jadikan hari ini awal dari perjalanan menuju versi terbaik dari dirimu."


     Di bawah sinar matahari pagi yang lembut, Karenina dan Umay berdiri di depan bangunan tua yang telah mengalami transformasi luar biasa. Cahaya pagi memperlihatkan detail-detail arsitektur yang telah dipulihkan dengan cermat; jendela-jendela besar yang terbuka lebar, pintu-pintu kayu yang mengkilap, dan atap bergaya klasik yang menambah pesona bangunan, ditambah keindahan dari warna-warna buah tangerine yang menghiasi pepohonan di tiap sudut bangunan.

Dalam waktu yang panjang dan penuh dedikasi, mereka telah berhasil mengubah bangunan tua menjadi rumah tinggal sekaligus penginapan yang hangat. Karenina memandang bangga ke arah bangunan itu, dengan senyum di wajahnya

Dulu, bangunan itu hanyalah reruntuhan yang ditinggalkan, dengan cat yang terkelupas dan kayu-kayu yang lapuk. Namun sekarang, bangunan itu telah berubah menjadi tempat yang mempesona.

Karenina melangkah masuk ke dalam rumah, diikuti oleh bayangan panjangnya yang terpantul di lantai kayu yang baru dipasang. Udara segar pagi memenuhi ruangan yang kini hangat dan bersahaja, dihiasi dengan perabotan yang dipilih dengan hati-hati bersama sahabatnya dan sentuhan dekorasi yang memperindah setiap sudutnya.

Di ruang tamu, sofa-sofa yang empuk mengundang untuk duduk bersantai sambil menikmati bacaan buku atau secangkir teh hangat. Karenina melihat sahabatnya Saskia di area dapur sedang menyeduh kopi, meja kayu besar menanti untuk menjadi tempat berkumpulnya tamu-tamu yang datang berkunjung, sementara aroma kopi yang menggoda mengisi udara dari dapur yang terbuka.

Karenina merasa terharu saat ia menjelajahi setiap ruangan, mengingat semua perjuangan dan kerja keras yang telah mereka lakukan untuk membuat rumah ini menjadi kenyataan. Di dalam dinding-dinding bangunan tua itu, ia merasakan getaran energi baru, energi dari kehidupan yang akan memenuhi ruang-ruang itu dengan kehangatan dan keceriaan.

Dengan pandangan penuh rasa syukur, Karenina kembali keluar ke halaman rumah. Matahari pagi yang bersinar cerah menyinari bangunan itu dengan gemerlap yang hangat, memberikan warna baru pada halaman yang kini dipenuhi dengan pohon-pohon tangerine yang tersusun rapi, yang akan menjadi ciri khas dari homestay dan kafe ini.

TANGERINE IS NOW OPEN

Umay menyalakan lampu neon pada papan nama yang tergantung di depan pagar.

Karenina memeluk Saskia dengan bangga dan penuh haru sambil menatap bangunan tua yang telah mereka renovasi dengan cinta dan kegigihan. Rumah ini tidak hanya akan menjadi tempat tinggal Karenina, Alan dan Saskia, tetapi juga menjadi tempat dimana kenangan indah akan diciptakan oleh tamu-tamu yang datang dari berbagai penjuru.


**


"Mas Umay, habis ini ada kerjaan kemana lagi?" Tanya Saskia penasaran.

"Belum ada sih Sas, jadi nanti kalo ada yang rusak-rusak atau ada perlu apa-apa bisa kontak langsung saja," Jawab Umay tersipu.

Saat sedang bekerja merenovasi rumah, Umay beberapa kali mencuri padang pada Saskia, ia kagum dengan kesetiaan Saskia pada Karenina yang selalu menemani dan membantu setiap pekerjaan berat dan ringan walaupun sedang lelah dan terlihat mengantuk.

"Eh Nin, kayaknya kita butuh orang yang selalu standby untuk pemeliharaan dan perawatan harian deh," Saskia menyenggol lengan sahabatnya. "Itu loh, yang suka check-check AC, wifi, halaman, atap bocor, atau listrik, kalo misalkan listrik nanti tiba-tiba mati jadi gak harus lama nunggu orang datang buat perbaiki."

Karenina tersenyum sudah hafal dengan gerak-gerik sahabatnya itu jika sedang jatuh cinta.

"Gimana mas Umay? yang diomongin Saskia sepertinya benar. Kami butuh pegawai untuk pemeliharan dan perawatan homestay ini." Kata Karenina.

"Waduh, gimana ya? saya jadi gak enak nih," Umay menjawab dengan bingung. Baru kali ini ia ditawari pekerjaan tetap. Ada rasa senang dalam hatinya karena ia tidak perlu pusing lagi memikirkan pekerjaan, tapi ia juga segan menerima tawaran kerja dari Saskia dan Karenina yang terlihat sangat mempercayainya.

"Tenang aja Mas Umay, InshaAllah gaji yang kami tawarkan tidak akan mengecewakan," Karenina berusaha meyakinkan Umay. "Kami juga melihat progress dan hasil kerja Mas Umay selama 5 bulan ini, memuaskan kok."

Wajah maskulin Umay terlihat tampan saat sedang berfikir, sesekali ia melihat ke arah Saskia yang sedang memperhatikannya dengan tatapan penuh harap.

Dengan hati yang mantap dan dengan pemikiran yang singkat Umay pun setuju. Wajah Umay tersipu melihat Saskia berbisik kepada Karenina mengucapkan thank you.


**

     Di malam yang cerah dan berbintang, acara Grand Opening Tangerine Homestay sukses digelar. Di area halaman, ada sebuah kafe minimalis outdoor dengan lampu-lampu lentera bergantung di atas meja-meja kayu yang diposisikan di dekat pohon-pohon tangerine, menciptakan suasana hangat dan romantis di udara terbuka.

Dibantu Umay, mereka turut mengundang Pak Kepala Desa dan seluruh warga desa Bumiayu. Malam itu homestay terlihat ramai dan menyenangkan karena dimeriahkan juga dengan live musik dari warga-warga desa yang menjadi penyanyi dadakan berebut ingin bernyanyi.

Di sudut-sudut halaman, terdapat tempat duduk yang nyaman dengan bantal-bantal besar dan tungku api kecil yang menyala, menciptakan titik fokus yang menarik di tengah kegelapan. Para tamu banyak juga yang berkumpul di sana, berbincang-bincang sambil menikmati suasana malam yang menyenangkan.

Semua tamu yang hadir terlihat bahagia dan menikmati acara grand opening ini. Ditambah semua makanan dan minuman dapat mereka nikmati secara gratis.

Terlihat beberapa kelompok pemuda-pemudi pemandu wisata beserta tamu-tamunya datang bergerombol. Para memandu wisata itu ternyata kenalannya Umay. Tanpa membuang kesempatan, Karenina mendekati mereka dan berbincang mempromosikan Homestay Tangerine berharap mereka akan merekomendasikan kepada kerabat-kerabatnya. Para tamu itupun menyimak dengan kagum sambil menikmati kopi hangat dalam udara pegunungan yang dingin sambil mencicipi pisang goreng hangat terlezat dan makanan ringan lainnya, bahkan beberapa dari mereka berswafoto dari ponselnya.

TANGERINE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang