BUKET BUNGA

3 1 0
                                    

"Perasaan yang paling indah adalah saat rasa cintamu terbalas."


     Klinik dokter Putra hari ini tidak seramai biasanya. Pukul 1 siang saat sudah tidak ada pasien lagi, Putra memutuskan untuk makan siang di Tangerine berharap bertemu Karenina.

"Sus, kalau nanti ada pasien langsung telpon saya ya, saya mau makan siang di Tangerine," Pesan Putra pada asistennya saat meninggalkan klinik. 

     Putra menyempatkan diri ke penjual bunga, ia memilih buket bunga mawar berwarna putih dan merah yang sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Putra menyempatkan diri ke penjual bunga, ia memilih buket bunga mawar berwarna putih dan merah yang sederhana. Sesampainya di Tangerine, ia melewati halaman kafe dan bertemu Saskia.

"Hai Sas. Aku mau pesan makan siang boleh? Sekalian ngopi," Sapa Putra.

"Hai Put, ya boleh dong. Mau makan apa? Sop Buntut? Nasi Goreng? Atau mau pasta-pasta-an?" Kata Saskia, matanya tertuju pada buket bunga yang dibawa Putra.

"Pasta boleh, beef carbonara ya! sama kopi tubruk tangerine. Terus nanti saya mau pisang goreng keju susu tapi buat dibungkus," Kata Putra sambil membaca buku menu.

"Oke," Kata Saskia mengetikan pesanan Putra pada mesin kasirnya. "Cantik banget bunganya, pasti buat orang yang spesialnya nih," Ledek Saskia.

"Oh iya, Nina ada? kalo gak keberatan, saya boleh sekalian titip bunga ini buat Nina?" Tanya Putra.

"Keberatan!" Tegas Saskia. "Orangnya ada tuh! Kasih sendiri aja ya pak dokter!" Kata Saskia meledek. Ia lalu meninggalkan area kasir untuk menyiapkan makanan.

Putra tersipu malu menuju meja, hatinya gelisah, ia masih belum tau apa yang harus dilakukan dan katakan saat memberi bunga. Batinnya, semoga ia tidak bertemu Karenina dulu saat ini.

**

"Hai, Put. Makan siang sendirian?" Karenina menyapa Putra saat ia tengah menyantap pasta carbonara yang dipesannya.

Uhuk!, Putra sedikit tersedak, "Hai Nin. Iya kebetulan klinik lagi sepi."

"Ini pisang goreng yang dibungkusnya," Kata Nina meletakkan plastik berwarna putih di atas meja. "Silahkan dinikmati makanannya." Nina tersenyum dan hendak kembali pada pekerjaannya.

"O iya Nin, ada waktu sebentar?" Putra menahan Karenina untuk pergi.

"Ya, ada apa?" Karenina mengangguk.

Putra menggelengkan kepalanya sedikit. "eng, saya hanya ingin memberikan ini buat kamu."

Putra mengangkat buket bunga yang ia letakkan di kursi sebelahnya dan memberikan pada Karenina.

Mata Karenina membesar terkejut "Ya ampun Putra, bagus banget. Terima kasih banyak!" Ia menerima buket bunga dengan tangan gemetar, dan Putra bisa melihat senyum kecil dari wajahnya.

"Saya tahu mungkin ini agak klasik, tapi saya harap kamu suka. Saya pikir, kamu begitu istimewa dan layak untuk mendapatkannya," Putra menggaruk belakang kepalanya salah tingkah.

TANGERINE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang