TAKDIR

2 1 0
                                    

"Pertemuan adalah keajaiban di dalam kehidupan yang berjalan. Dua orang yang pernah saling berbagi waktu dan ruang, namun tak menyadari kehadiran satu sama lain, kini disatukan kembali oleh takdir yang tak terduga."


     Karenina menghubungi Bu Ambar untuk menanyakan makanan kesukaan Putra. Hari ini ia ingin mebuatkan makan malam spesial untuk Putra sebagai ucapan terimakasih karena telah menemaninya melakukan perjalanan yang jauh dan melelahkan.

Saat menerima panggilan telepon dari Karenina, Bu Ambar sedang berada di toko perhiasaan langganannya di Kota. Kemarin setelah menjemput Alan dari Jakarta. Putra menceritakan niatnya untuk melamar Karenina. Bu Ambar sangat senang sekali mendengar niat anaknya. Ia langsung berinisiatif untuk membelikan cincin pertunangan yang bagus dari toko langganannya.

"...Putra itu suka sekali opor ayam dan krecek. Kreceknya harus terasa pedas dan manis. Jangan sampai pedasnya doang yang berasa ya Nin!" Kata Bu Ambar semangat.

"Oh dia suka yang agak manis ya?" Sahut Karenina. "Loh ramai banget suaranya bu, Ibu lagi di luar ya?" Tanya Karenina yang mendengar suara riuh dari ponselnya.

"Iya ibu lagi ada perlu di Kota sebentar," Jawab Bu Ambar. "Pokoknya jangan lupa, manisnya harus berasa ya! Sama opor ayamnya yang bagian paha ya Nin!" Ingat Bu Ambar lagi.

"Oke bu Siap! Ibu hati-hati ya! Assalamualaikum," Ucap Karenina. Ia mendengar Bu Ambar membalas salamnya dan mengakhiri panggilan teleponnya.


     Karenina mendengar Alan datang mengucap salam sepulang sekolah, dan membalas salam Alan dengan gumaman yang pelan. Ia tengah sibuk dengan catatan resep krecek pedas manis. Kemudian ia kembali sibuk melayani tamu-tamu homestay.

"Ma, Alan main Bola ya!" Pamit Alan sore harinya.

"Hmm, hati-hati!" Sahut Karenina yang sudah mulai mengeksekusi ayam-ayam juga kreceknya.

Beberapa jam kemudian makanan pun selesai. Karenina terlihat puas setelah mencicipi masakan yang dibuatnya. Ia memanggil Saskia untuk mencicipi.

"Enak sih, pedasnya pas. Tapi apa gak kemanisan ya?" Tanya Saskia yang merasakan rasa manis yang mendominasi.

Karenina memiringkan kepalanya. "Serius kemanisan? Bu Ambar bilang, Putra suka yang manis," Karenina terlihat ragu.

Saskia memanggil Umay dari jauh, meminta ia mencicipi krecek buatan Karenina.

"Wah, udah pas ini!" Kata Umay. "Putra emang suka yang manisnya lebih berasa dari pedasnya," Jelas Umay

Saskia mengangguk. "Lidah orang jawa!". Celetuknya.

"Jago kamu Mba!" puji Umay.

Karenina lega mendengar jawaban Umay. Ia berharap Putra juga akan senang dengan masakannya.

**

     Malam hari Karenina bersiap menyambut Putra. Ia juga mengajak Alan untuk makan malam bersama. Setelah semua makanan siap di meja makan, Karenina mandi menyegarkan tubuhnya dari asap-asap masakan dan mengenakan sweater tebal untuk menghangatkan tubuhnya dari udara malam yang dingin.

Putra sampai di Tangerine pukul 7 malam. Cincin berlian yang dibeli oleh Bu Ambar tersimpan aman dalam kantong celananya. Ia rasa ini adalah waktu yang pas untuk melamar Karenina, disaat Karenina yang mengajaknya untuk makan malam bersama.

Dengan percaya diri ia duduk di meja makan menunggu Karenina dan Alan turun. Memikirkan kalimat-kalimat bagus apa yang harus ia ucapkan saat melamarnya.

TANGERINE (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang