12. Ririnku.

2.3K 263 6
                                    

Setelah beberapa minggu berlalu, kini hubungan Oline dan Erine semakin membaik. Mereka kembali sering menghabiskan waktu bersama.

Sore hari ini Erine main ke apartemen Oline, Erine sangat kesal karena Oline baru memberitahu dirinya kalau Oline sudah pindah ke apartemen. pantas saja sehabis mengantarkan Erine, Oline malah berputar ke arah yang berlawanan padahal kan rumahnya searah dengan Erine.

Tok..Tok..Tok..

Oline yang mendengar suara ketokan pintu langsung pergi untuk membuka pintu, di depan nya sekarang sudah ada gadis yang berdiri sambil berkacak pinggang, raut wajahnya menunjukkan kekesalan.

"Hehe, Erine sini masuk" Oline menarik pelan tangan Erine, membawa nya masuk ke dalam. Erine hanya mengikuti Oline tanpa berbicara sepatah katapun.

Hening. Mereka berdua hanya saling memandang.

"Kok baru bilang sekarang?" Pertanyaan Erine memecahkan keheningan diantara mereka. Oline tersenyum, ia memegang jemari Erine dan mengelus nya pelan menggunakan ibu jari.

"Gapapa, lagian gak penting" balasnya.

Erine mengarahkan pandangannya pada netra Oline, ia menatap Oline dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah. Jujur saja saat ini Oline ingin sekali melahap gadis di sampingnya ini.

"Penting tau !!" Erine melepaskan tangan nya dari genggaman Oline, ia mulai bersedekap dada.

Gemes banget sih. Batin Oline. Ia menatap gemas Erine lalu berkata "iya, Ririnku"

Tunggu? Ririnku? Apa Erine tidak salah dengar? Wajahnya kini sudah seperti kepiting rebus. Erine berusaha mempertahankan kekesalanya, ia tak mau salah tingkah di depan Oline.

"Kalo mau senyum tuh senyum aja, gak usah di tahan tahan" okeh kali ini Erine tak bisa menahan dirinya lagi. Ia mulai tertawa renyah sambil memukul pelan lengan Oline.

"Kebiasaan banget kalo ketawa sambil mukul" ucap Oline sembari mengelus elus lengan nya yang di pukul Erine.

"Biarin"

Saat asik bercanda Oline kembali menggenggam tangan Erine, menatap gadis ini. Tawa Erine terhenti ia menampilkan wajah yang kebingungan, entah kenapa rasanya jadi canggung.

"Can i be your lover?"

Deg..

Erine mematung, ia berusaha menyadarkan dirinya. Apakah ini mimpi? Seorang Oline Manuel Vanisa baru saja menembak dirinya.
Sementara Oline masih betah menatap Erine dengan penuh harapan.

Erine menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban. Mata Oline membulat sempurna, ia langsung memeluk gadis yang lebih muda beberapa bulan dari nya ini.

"Makasih. Mulai sekarang dan seterusnya aku bakal selalu ada di samping kamu, dimana pun itu. Aku bakal kasih semua rasa sayangku ke kamu. I love u, Erine." Tutur Oline, kemudian mengecup dahi milik Erine. Oline sangat bersyukur dirinya memiliki cinta pertama nya sedari kecil, yaitu Erine.

Erine tersenyum haru, ia menyesal karena baru mengetahui perasaan Oline yang sebenarnya. Jujur saja dirinya pernah menyukai Oline juga. Namun, ia pendam.

"I love u more than u know"

~

"Ekhem ekhemm.. bau-bau ada yang official nih" ucap Regie. Ia melihat wajah Oline yang berbunga-bunga seperti orang yang sedang di mabuk cinta.

"Gue jadian sama Erine." Ucap Oline sembari menduduki kursi, kemudian melirik ke arah Erine.

"Bejirr kok bisa?" sahut Ribka.

"Bisa dong, Oline gitu lho" ucap Oline dengan sombong.

"PJ dong" sambar Nala, ia menaik-naikan kedua alisnya.

"Ogahh, dah ah mau ke tempat Erine." Oline menghampiri Erine dan duduk di sebelah gadis itu. Meraih jemari Erine kemudian mengecup punggung tangannya. Erine hanya bisa tersenyum gemas.

"YANG BUCIN ALAYY" teriak Nala. Untung saja belum banyak orang yang datang, kalau tidak pasti gadis itu sudah habis di tangan Oline.

"Ih, udah gapapa tau" ucap Erine menahan lengan Oline yang ingin memberi pelajaran kepada Nala. Oline hanya bisa pasrah dan mengikuti perkataan Ririn nya ini.

"Nah lho pawang singa nya marah" sahut Regie.

Oline membuang pandangan dari teman-temannya lalu bersandar pada bahu Erine. Erine tersenyum gemas melihat tingkah manja Oline, ia menyelipkan beberapa anak rambut ke telinga Oline.

Oline menikmati setiap sentuhan yang Erine berikan kepadanya karena Oline sendiri adalah seorang physical touch.

"Nanti mau main ke apartemen aku gak?"

"Ngapain?"

"Ciuman"

"Ih apaan sih, mesum !" Erine yang memajukan kursinya membuat Oline berhenti bersandar pada gadis itu.

"Bercanda Ririnku" bujuk Oline. Oline memajukan bibir bawahnya karena Erine membuang pandangan dari dirinya. Sebenarnya Erine tak benar-benar marah, ia hanya ingin mengerjai Oline.

Erine tak sanggup menahan tawa, Oline sangat menggemaskan saat membujuk dirinya karena sedari tadi Oline menarik-narik pelan seragam Erine, berusaha mendapatkan atensi gadis itu.

"Oline minta maaf" ucap Oline sambil menunjukkan wajah memelas. Tawa Erine pecah seketika, ia tak tahan melihat raut wajah Oline yang sudah seperti anak kecil ingin menangis.

"Hahahaa, lucu banget sih kamu" ucap Erine sembari mencubit pipi Oline pelan.

"Aku di maaf'in?"

"Iyaa sayang"

"Minggir lu bocah" ucap Aralie pada Oline.
Aralie yang datang tiba-tiba membuat kedua gadis ini terkejut Oline pun langsung menyingkir dari kursi milik Aralie, untung saja Aralie tidak mendengar percakapan dirinya dan Erine bisa gawat jika Aralie mengetahui hubungan mereka berdua.

Oline melambai-lambai kan tangannya melangkah menjauh dari meja Erine, Erine membalas lambaian Oline.

Oline melambai-lambai kan tangannya melangkah menjauh dari meja Erine, Erine membalas lambaian Oline

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie cie udah pacaran nie ye.
Sorry ya kalo kependekan, soalnya lagi banyak tugas :'

Jangan lupa vote 😋
Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Cinta atau sekedar kagum ? | Orine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang