16. Ancaman.

2.1K 238 9
                                    


Bughh...

Suara benturan kecil terdengar saat punggung seorang gadis terdorong ke dinding.

"kalau lu gak jauhin dia, bisa aja gue bongkar hubungan terlarang kalian ke publik." Ucap seorang gadis, sudut bibirnya terangkat sambil menatap angkuh.

"Lu tau kan apa akibatnya?" Sambungnya.

Tanpa ada jawaban dari gadis yang sedang terpojok, ia pergi meninggalkan gadis itu seorang diri di dalam wc yang tadinya hanya ada mereka berdua.

Gadis itu terduduk lemas, tanpa sadar air matanya menetes. Ia menangis bukan karena perlakuan gadis itu. Namun, karena ancamannya.

~~~~

"Erine kok lama banget ya di wc" ucap Oline khawatir, pasalnya sudah 5 menit berlalu namun Erine belum kembali dari wc. Oline menopang dagunya menggunakan tangan kanan, tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja, pikiran Oline tak bisa tenang !

Regie yang sedari tadi memerhatikan Oline yang seperti sedang cemas pun berniat menegur nya.

"Kenapa Lin?" Tanya nya menepuk pundak Oline. Oline melihat ke arah Regie yang duduk di bangku belakang.

"Erine dari tadi belum balik-balik dari wc."

"Coba lu samperin, takut terjadi apa-apa sama dia."

Oline menuruti saran Regie, dengan tergesa-gesa ia berlari keluar kelas menuju wc. Saat membuka pintu, tepat di depan matanya Erine sedang meringkuk di pojok sambil menutup mata dan telinga nya seerat mungkin. Dengan cepat ia langsung menghampiri Erine.

"Sayang? Kamu kenapa?" Saat mendengar suara lembut itu Erine mengangkat kepalanya, ia melihat raut wajah Oline yang sangat khawatir. Saat itu juga Erine langsung memeluk Oline, ia menangis sejadi-jadinya di pelukan gadis ini.

"Dunia jahat banget sama kita.." Erine kembali terisak, ia tak dapat membendung air matanya lagi. Oline mengerutkan dahi nya, ia sungguh tak paham apa maksud Erine. Namun, dengan tenang Oline menenangkan Erine.

Oline melonggarkan pelukan mereka, menyeka air mata Erine menggunakan ibu jari nya. Hati Oline terkikis saat melihat orang kesayangan menangis.

"Aku ada disini. Kita lewatin sama-sama ya?" Tutur Oline lembut. Erine menganggukan kepalanya tanpa menjawab penuturan gadis ini.

Oline memapah Erine keluar dari wc, semua mata tertuju pada mereka. Namun, Oline tak peduli. Pikiran nya hanya fokus dengan Erine.

Ribka, Nala dan Regie cukup kaget melihat keadaan Erine. Berbeda dengan Aralie yang notabene merupakan teman sebangku Erine, ia tak acuh dan melanjutkan kegiatan nya.

"Mending bawa Erine pulang, kasian mental nya lagi down."

Oline meminta izin pada guru untuk pulang lebih cepat dengan alasan mengantar Erine untuk beristirahat di rumah.

~~~

"Astaga, Erinee. Erine kenapa Lin?" Tanya Cynthia panik saat melihat putri semata wayangnya yang sedang di gendong Oline.

"Mungkin Erine kecapean. Aku bawa masuk ya tante?" Cynthia mempersilahkan Oline masuk.

"Tante titip Erine yaa, soalnya tante mau nganterin berkas om Greesel yang ketinggalan. Tante bakal pulang secepatnya." benar saja Oline melihat wanita itu sedang memegangi berkas, Oline paham dan langsung mengangguk.

Cinta atau sekedar kagum ? | Orine [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang